Dalam artian berapapun jumlah anak yang dimiliki tidak akan berdampak pada kondisi ekonomi mereka kondisi ekonomi tetap akan stabil.
4. Dukungan Pasangan Usia Subur Terhadap Pemenuhan Hak
Reproduksi Dalam Menentukan Jumlah Anak dan Pemilihan Alat Kontrasepsi.
Suami istri merupakan pasangan dalam proses reproduksi. Dalam kaitan pengaturan jumlah anak dan pemilhan alat kontrasepsi diperlukan
dukungan antara suami dan istri. Berkaitan dengan dukungan suami istri tersebut, peneliti menanyakan perihal tentang pengetahuan mereka
tentang hak reproduksi itu sendiri. Adapun pengertian hak reproduksi menurut ICPD adalah hak reproduksi dinyatakan sebagai hak-hak
reproduksi berlandaskan pada pengakuan terhadap hak asasi pasangan atau individu untuk secara bebas dan bertanggung jawab menetapkan
jumlah, jarak dan waktu kelahiran anaknya dan hak untuk memperoleh informasi serta cara untuk melakukan hal tersebut, dan hak untuk
mencapai standar kesehatan reproduksi dan seksual yang setinggi mungkin.
Dari hasil wawancara yang dilakukan pada informan karyawati dan suami, sebagian besar mereka sudah bisa menjelaskan terkait dengan hak
reproduksi itu sendiri walaupun tidak sempurna. Pengetahuan mereka tentang hak reproduksi itu ditekankan pada hak wanita untuk menentukan
keturunan, hak untuk perencanaan memiliki anak, menentukan jumlah dan jarak kelahiran, pemilihan kontrasepsi, dilindungi dari kekerasan
yang berhubungan dengan fungsi reproduski dan hak keberlangsungan perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
kehidupan suatu keluarga. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang
dilakukan pada informan karyawati
“ehmmm hak
wanita untuk
menentukan anak,,
yo bereproduksi,,,,ehmmm pokok yang berhubungan dengan reproduksi
ngono kae lah mbak,,,,,,” LH 2242015 “Kalau reproduksi itu kan nganu,,,oooo opo yo,, eee kalau punya
keturunan ,,berati hak untuk opo yo hee perencanaan memilih opo,, punya anak,,ya itu mengatur ya itu kontrasepsi itu juga” HE
2342015
“Hak untuk keberlangsungan kehidupan suatu keluarga gitu mbak,,,”IK 2442015
“lebih kepada hak kita untuk menggunakan fungsi reproduksi kita, terutama pada apaya,,, dalam reproduksi wanita kan berati kita ,
banyak itu macem nya ya mbak dalam pengaturan jumlah anak, dilindungi dari kekerasan ya intinya yg berhubungan dengan fungsi
reproduksi kita” LB 2542015 “Hak untuk memperbanyak keturunan, memperbanyak keturunan
gitu,,eee ya itu tadi ,,reproduksi itu sendiri kan memperbanyak keturunan lalu jangka waktu, jumlah anak gitu mbak,” LS 2642015
“Opooo yo,,,, ehhhh aduh,,,opo ,,eee sak ngerti ku yo mbak,, mungkin pengaturan ini ya,,kayakk semacam ,,hak ,,eee dari kita sendiri bisa ,,ee
pengaturan jumlah anak gitu lah” NK 2742015
“Kalau hak reproduksi ini ee kaitanya dengan pengaturan jumlah anak, pemilihan opo kontrasepsi ehmm hak reproduksi yaa kira kira
gitu he’em “ OD 2842015 Akan tetetapi ada 3 informan karyawati yang tidak mengetahui
tentang hak reproduksi itu sendiri. Persepsi mereka terhadap hak reproduksi menekankan pada cara untuk menghasilkan keturunan. Hal
ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh infoman karyawati
“Opo,, yo mbak,, eeeee mungkin,,menghasilkan keturunan ya mbak,,yaa hee’eee “ WD 2942015
commit to user
“saya kalau reproduksi itu kayak pembuahan gitu mbak,” DA 2042015
“Opo yo mbak,,, yo nganu mbak,, menghasilkan keturunan paling yo mbak,,” DS 2142015
Tabel 4.3 Pemahaman Informan Karyawati Terhadap Hak Reproduski
No Inisial PUS
Pemahaman Informan Karyawati Terhadap Hak Reproduski
1 LH
Hak untuk menentukan jumlah anak 2
DS Menghasilkan Keturunan
3 OD
Berikaitan dengan pengaturan jumlah anak dan pemilihan alat kontrasepsi
4 LB
Hak untuk menggunakan fungsi reproduksi , terutama pada pengaturan jumlah anak, dan dilindungi dari
kekerasan
5 LS
Hak untuk memperbanyak keturunan 6
WD Menghasilkan keturunan
7 NK
Pengaturan jumlah anak 8
DA Pembuahan
9 HE
Hak untuk merencanakan jumlah anak dan alat kontrasepsi yang akan di pakai
10 IK
Hak keberlangsungan hidup keluarga Sumber : hasil wawancara dengan Informan karyawati
Terkait dengan pengetahuan informan suami tentang hak reproduksi, para informan suami bisa menjelaskan tentang hak
reproduksi itu sendiri walaupun tidak sempurna. Pendapat informan tentang hak reproduksi itu sendiri adalah menekankan hak istri untuk
mempunyai keturunan, menentukan seberapa banyak akan memiliki keturunan, dan rencana kedepan untuk mengatur jarak atau interval
jumlah anak yang setiap pasangan inginkan. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara mendalam yang dilakukan pada informan suami
“Kalau reproduksi kan cenderung ke perempuanya hak di istri untuk mempunyai keturunan gitu atau anak gitu,, jadi klo menurut saya lebih
ke wanitanya gitu ,,,” FA 2342015 perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
“Hak reproduksi ya,, menurut saya ya,, hak untuk menentukan seberapa banyak ya,, keturunan kita,, jadi gini mau satu kah mau dua
kah,, seperti itu,, jadi ee klo menurut saya itu lebih kepenentuan keturanan gitu sehh mbak” DM 2542015
“Eee mungkin,, apa ya ee pengaturan reproduksinya mungkin rencana kita,,kedepan eee gitu gimana kan setiap pasangan masing masing kan
punya rencana eeee jadi semacam pengaturan interval jarak antara anak pertama dan kedua itu gmn gitu jadi kesepakatan gitu,, yaaa
“ SH 2742015
“Ya klo hak reproduksi lebih ke melestarikan keturunan gitu aja mbak,
”, MT 2642015 “hak untuk memperoleh anak,,memperbanyak keturunan ,, mungkin
itu” LK 2442015 Tetapi ada 5 informan suami yang tidak mengetahui tentang hak
reproduksi. Pendapat mereka tentang hak reproduksi itu adalah pembuahan sel dan mempunyai anak. hal ini sesuai dengan hasil
wawancara yang dilakukan oleh informan suami “Opo yo mbak,, reproduksi anak ya,, opo maneh,, yo mbak anak lahh
ya anak lah” DN 2842015 “,,apa ya mbak,,ga tau saya ,, reproduksi itu punya anak gitu tah” UR
2242015
“Opo iku mbak,, ora weroh aq lek hak reproduksi kuwi mbak,, ra ngerti aq mbak “ EK 2142015
“Hak reproduksi ,, apa itu hak reproduksi eee apa yaa,,setau saya reproduksi itu pembuahan sel mbak “ AD 2042015
“ndak,,ndak weroh aq mbak” IF 2942015 perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Tabel 4.4 Pemahaman Informan Suami Karyawati Terhadap Hak Reproduski
No Inisial Suami
Pemahaman Informan Karyawati Terhadap Hak Reproduski
1 MT
Hak untuk melestarikan keturunan 2
EK Tidak mengetahui
3 DN
Anak 4
DM Hak untuk menentukan jumlah anak yang diinginkan
5 UR
Mempunyai anak 6
FA Lebih cenderung pada hak perempuan istri untuk
mempunyai keturunan 7
SH Rencana kedepan setiap pasangan untuk mengatur
jarak anak dan interval ajark kelahiran 8
AD Pembuahan Sel
9 IF
Tidak mengetahui 10
LK Hak untuk memperoleh anak dan memperbanyak
keturunan Sumber : hasil wawancara dengan Informan karyawati
Berkaitan dengan pengaturan jumlah anak para informan karyawati dan suami memiliki pendapat yang berbeda terkait dengan hal tersebut.
Ada yang menginginkan memilki dua anak karena mengikuti program pemerintah, lebih dari dua karena merasa kesepian jika hanya memiliki
dua anak, bahkantidak membatasi. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh informan karyawati
“ Kalau saya itu pengennya dua,,” DA 2042015 “ Yaaa klo rencananya yaa ikut program pemerintah dua anak aja
cukup,,,ap aja yg pen ting sehat “ HE 2342015
“ Lihat yaa seee dikasihnya ya,, jadi tidak membatasi berapa,,jadi waktunya dikasik ya,, diterima aja gitu mbak ,,kita memang berencana
mbak,, kalau semisal dikasik pun jarak antara anak pertama sama kedua harus dipertimbangkan juga,, jadi ya ndak terlalu cepet,, ya ndak
jauh gitu mbak” LB 2542015
“Klo saya tidak banyak banyak bu dua anak cukup, program pemerintah” LS 2642015
commit to user
“ Pengenya sih 3 ,,,he’e “ NK 2742015 “ 3 nambah satu” OD 2842015
“ Yo insyllah dua mbak,,” LH 2242015 “Ndak,, dadi aku ki ndak mengharuskan dua anak mbak ,,aq kan
memang program dua mbak,, tetapi lek wei yo tak terima” DS
2142015 “ Sebenarnya pengen nambah satu lagi mbak ,, tetapi kayaknya ndak
tau,, mbak,,soalnya banyak pengalaman dari temen temen itu yang menyaranakan jangan
dua ,,paling ndak yo tiga gitu mbak,,” IK 2442015
“Rencana pengen punya anak tiga” WD 2942015 Tabel 4.5 Jumlah Anak yang Diinginkan Oleh Informan Karyawati
No Inisial Karywati
Jumlah Anak yang dinginkan
1 DA
2 anak 2
OD 3 anak
3 LH
2 anak 4
LB Tidak membatasi
5 LS
2 anak 6
HE 2 anak
7 NK
3 anak 8
DS 2 anak
9 IK
3 anak 10
WD 3 anak
Sumber : hasil wawancara dengan Informan karyawati
Pendapat yang sama juga dikatakan oleh informan suami karyawati. Mereka juga memiliki pendapat berbeda terkait dengan
pengaturan jumlah anak. Ada yang mengatakan ingin memiliki dua anak mengikuti program pemerintah, lebih dari dua bahkan ada suami
informan yang mengatakan ingin memiliki anak sebanyak-banyaknya. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan pada suami
informan perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
“ Ya sudah orang yang mau melahirkan bilangnya dua ya saya ikut dua,,” AD 2042015
“Kita kan ini mbak,,, tinggalnya kan di Indonesia gitu mbak,, ikut program pemerintah itu ae wes mbak,,dua anak cukup gitu aja wes,,”
FA 2342015 “Kalau saya lebih ke angka mbak minimal 4 lah ,,heeee ya klo lebih
banyak yaa alhamdulliah” DM 2542015 “Yaaa klo saya kalau ga dua ya tiga mbk,,” MT 2642015
“kalau saya pengenya sebanyak banyaknya” SH 2642015 “Minimal 3 kalau saya”IF,2942015
“sepi katanya mbak lek mek dua, nambah satu” LK, 2442015 “maksimal telu nek aku mbak” EK, 2142015
“ cukup dua dulu” DN 2842015 “sepakat dengan istri ingin memiliki 2 anak” UR 2242015
Tabel 4.6 Jumlah Anak Yang Diinginkan Oleh Suami Karyawati
No Inisial Suami
Jumlah anak yang diingikan
1 MT
3 anak 2
EK 3 anak
3 DN
2 anak 4
DM 4 anak
5 UR
2 anak 6
FA 2 anak
7 SH
Tidak membatasi sebanyak-banyaknya 8
AD 2 anak
9 IF
3 anak 10
LK 3 anak
Sumber : hasil wawancara dengan suami Informan karyawati
Dalam hal pemilihan alat kontrasepsi, rata-rata informan karyawati banyak yang memilih menggunakan KB suntik dan metode kontrasepsi
alami coitus interuptus. Ketika peneliti menanyakan perihal alasan mereka memilih metode kontrasepsi tersebut, sebagian besar para
commit to user
informan karyawati mengatakan merasa nyaman menggunakan metode kontrasepsi tersebut. Mereka mendapatkan informasi mengenai alat
kontrasepsi dari bidan. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara pada informan karyawati
“Pertama tanyak ke bidan dulu kb yang pas kalau untuk menyusui itu apa,, ya di sarankan suntik kb 3 bulanan” DA 2042015
“ya sempet tanya tanya,,katanya yang bagus apa,,yaa bidan jawab yang tiga bulan soalnya ndak ganggu produksi asinya” HE 2342015
Terkait dengan metode kontrasepsi alamiah coitus interuptus, alasan informan memilih metode kontrasepsi tersebut salah satunya
karena alasan kosmetik. Ada pendapat salah satu informan yang mengatakan takut efek samping dari pemakaian kontrasepsi hormonal
yaitu gemuk dan oleh oleh suami disarankan tidak boleh bertambah gemuk lagi Hal ini sesuai dengan hasil wawancara
“ Wess ndak mbak,, iki ae kalau pakek yang lain eeee takut efek sampingnya,,apa lagi saya gemuk to mbak,, emoh ahh lek tambah lemu,,
sama suami juga di sarankan ndak boleh gendut gendut lagi” LH 2242015
Alasan lain pemilihan metode kontrasepsi alamiah coitus interuptus adalah keinginan dari mereka sendiri, ada juga yang
mengatakan bahwa pengalaman menggunakan IUD membuat merasa tidak nyaman mengalami keputihan pada daerah genetalia. Hal ini
sesuai dengan hasil wawancara “Ndak wes,, pakek metode alamiah saja ,, soalnya dulu pas pakek IUD
becek mbak,” NK 2742015 “Kebetulan ga pakek kb yg modern,eee kami yg pakek kb yang ini tanpa
alat ,,jadi kb alami” LS 2642015 perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Alasan informan LS menggunakan metode kontrasepsi alamiah, merupakan kesepakatan awal yang dibuat oleh informan LS dan suami.
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan :
Ooooooo yo ndakkk mbakkk ,, wong udah perjanjian sama sama ,,jadi yo nyaman nyaman saja mbak ,,ndak ada ini nya ,,daripada nanti pakek KB
istri saya ndak bisa hamil,, yo wes pakek yang biasa aja mbak,, MT, 2642015
“Eeee pakek KB alamiah” OD 2842015 Begitu pula dengan informan OD , untuk sementara informan OD dan
suami menggunakan metode kontrasepsi alamiah. Alasan informan OD menggunakan metode kontrasepsi alamiah dikarenakan, untuk sementara
ini informan dan suami jarang bertemu, dikarenakan kesibukan dari informan dan suami, sehingga frekuensi melakukan hubungan suami
– istri juga jarang dilakukan, hal ini sesuia dengan hasil wawancara :
“Cuma sekarang kan jarang ketemu,kerjanya suami kan kemana mana ke lumajang, jember, banyuwangi saya nya kan juga sering ke mana
mana jadi agak jarang ketemunya jadi ya,,sehingga jadinya juga agak jarang eee melakukan hubungan suami-
istri” OD 2842015 Hanya ada 1 informan karyawati yang menggunakan metode
kontrasepsi IUD dan 1 informan karyawati menggunakan metode implant. Alasan mereka menggunakan metode kontrasepsi tersebut
adalah ketika awal menggunakan KB suntik, informan merasakan gangguan, lalu disarankan menggunakan IUD. Hal ini sesuai dengan
hasil wawancara yang dilakukan “ Kalau sekarang saya pakek IUD,, Eeee dulu emang pakek suntik,, eee
setelah itu banyak gangguan gangguan gitu mbak ,, dari suami kan suruh menyarankan tanyak ke bidan,, nahh dari bidannya ,, itu ee di
saranakan pakek IUD ,, ternyata kok alhamdullilah cocok gitu mbak,,” IK 2442015
commit to user
Sedangkan alasan 1 informan karyawati yang menggunakan metode implant karena takut suntik dan jika menggunakan pil
dikahwatirkan lupa. Informan merasa nyaman menggunakan KB implant, bahkan informan sudah 3 kali memakai kontrasepsi implant. Hal ini
sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan. “ Takut suntik, pil gampang lupa” DS 2142015
“ nyaman pakek implant,, ini sudah 3 kali pasang mbak,,tidak ada masalah,, pertama itu setelah melahirkan pasang,, nah itu ndak
mens,saya kira hamil,, lalu saya pergi ke dokter ,,kontrol gitu mbak ternyata emang gitu katanya,, nahh setahun setelah itu malah lancar
jaya mbak ,,terus bongkar pasang lancar,, pertama pasang yo neng
lumajang mbak,trus neng DKT yo lancar mbak,, aman mbak,,” DA 2042015
Persepsi mereka terhadap metode kontrasepsi jangka panjang seperti IUD dan implant, informan karyawati beranggapan bahwa ada
rasa takut ketika akan dilakukan pemasangan dan mereka tidak mau menggunakan kontrsepsi yang cara pemasanganya dengan memasukan
suatu alat pada kemaluan. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh informan karyawati
“ Ndak,, ndak saya ndak mau kalau alat alat yg di masukkan ke dalam itu saya ndak mau jadinya kb suntik 3 bulanan setelah menyusui itu ganti
yang satu bul anan mbak“ DA 2042015
“ terus terang ae mbak saya ndak berani kalau dipasang IUD ndak berani,,lak koyok di owok owok gitu mbak takut heeee” HE 2342015
Tetapi ada salah satu informan karyawati mengatakan bahwa dia tidak diperbolehkan oleh suami menggunakan metode kontrasepi jangka
panjang yaitu IUD. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh informan
commit to user
“ee dulu njane saya pengen ikut IUD to,, tetapi sama suami ndak boleh mbak,, takut d apa apa in katanya mbak,, ya terserah pakek apa pokok
ojok ,,jangan IUD gitu mbak” WD 2942015 Tabel 4.7 Jenis Metode Kontrasepsi yang diikuti oleh Informan karyawati
No Inisial Metode
Kontrasepsi yang digunakan
Alasan Pemakaian
1 LH
Kontrasepsi alamiah
Coitus Interuptus
- Merasa nyaman
- Tidak mau menggunakan
metode hormonal -
Takut berat badan naik -
Oleh suami tidak boleh bertambah gemuk
2 IK
Metode kontrasepsi IUD
- Pengalaman menggunakan
metode suntik tidak cocok -
Merasa nyaman
menggunakan IUD 3
OD Metode kontrasepsi
alamiah Coitus Interuptus
- Kesepakatan
dengan suami
4 LB
Belum pernah
menggunakan KB -
Program memiliki
momongan 5
LS Metode kontrasepsi
alamiah Coitus
Interuptus -
Kesepakatan awal dengan suami
- Takut susah memiliki anak
ketika menggunakan
metode hormonal 6
WD Metode kontrasepsi
suntik -
Tidak diperbolehkan
menggunakan metode
kontrasepsi IUD
oleh suami
- Memilih
metode kontrasepsi suntik
7 NK
Metode kontrasepsi alamiah
- Pengalaman menggunakan
metode kontrasepsi IUD membuat
merasa tidak
nyaman pada
daerah kewanitaan
- Tidak mau menggunakan
metode kontrasepsi
hormonal 8
DH Metode kontrasepsi
suntik -
Merasa nyaman -
Takut menggunakan
metode kontrasepsi IUD 9
HE Metode
- Merasa nyaman
commit to user
kontrasespsi suntik -
Takut menggunakan
metode kontrasepsi IUD 10
DS Metode kontrasepsi
implant -
Menggunakan pil
gampang lupa -
Takut suntik -
Merasa nyaman
menggunakan implant Sumber : hasil wawancara dengan suami Informan karyawati
Pendapat bidan terkait dengan alat kontrasepsi IUD bahwa ketika bidan memberikan konseling pada pasangan suami istri, keputusan akhir
diserahkan kepada pasangan suami istri tersebut. Padasaatistri memilih IUD, kebanyakan mereka menanyakan kembali pada suaminya, ketika
suami mengatakan tidak diperbolehkan menggunakan IUD maka istri tidak akan menggunakan IUD.
Kemungkinan penyebab tersebut adalah adanya persepsi bahwa benang IUD menyebabkan ketidaknyamanan pada saat melakukan
hubungan suami – istri , karena seorang istri lebih mengedepankan
pelayanan pada suaminya. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan pada bidan praktek mandiri
“ kejadian disini begini ketika konseling ya ketika kita konseling kalau misalnya itu gini kb nya itu IUD,, eee lebih dominan pada suaminya,,
walau sebenarnya itu hak reproduksi itu lebih ada pda pada ibuk kan ,tetetapi ketika konseling ,kita berikan konseling terkait dengan
keuntungan dan kerugian alat kontrasepsi ini, tetetapi emang keputusan itu emang berdua ,,bahkan kalau suaminya endak kadang kadang
ibuknya juga endak gitu,,,klo misalnya pada kontrasepsi yang menyangkut budaya ohh nanti klo pakek IUD itu benangnya sakit yaaa,
gitu,, dari suami itu biasanya memberikan kontribusi dalam artian begini istrinya kan di konseling sama suaminya,, tetetapi semua itu
biasanya dikonsulkan lagi pada suaminya apalagi berhubungan dengan IUD , klo misalnya suntik gitu, misalnya terserah ibuk ,, tetapi kalau
commit to user
hubungannya dengan IUD karenakan ada bahwa image kalau pakek IUD akan terasa sakit pada saat berhubungan,,jadi seorang istri itu
lebih mengedepankan pelayanan pada suaminya gitu,,” TY 452015
Pendapat bidan praktek mandiri terkait dengan pemilihan alat kontrasepsi bahwa metode kontrasepsi yang paling banyak diminati
adalah non MKJP Metode Kontrasepsi Jangka Panjang seperti suntik dan pil. Tetapi yang paling banyak diminati adalah metode kontrasepsi
suntik. Hal ini diperkuat dengan studi dokumen yang peneliti lakukan pada capaian peserta KB aktif Kabupaten Jember, bahwa peminatan KB
suntik yaitu pada Desember 2013 sebesar 128.631 24,33 akseptor. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan pada bidan
praktek mandiri “ untuk yang paling banyak diminati adalah non MKJP ya jadi untuk kan
metode kb jangka panjang itu kan IUD, pil, suntik kayak gitu ya tetapi kalau misalnya ini banyak yang suntik” TY 452015
“ Jadi saya arahkan lebih,, kita kalau konseling lebih sebenarnya sih harus mereka yang memutuskan tetapi kan kadang kadang dengan apa
yang kita katakan kita memberikan pemantapan bahwa MKJP itu lebih bagus maksutnya eee kita arahkan ooo kalau iud iud itu jangkanya lama
hanya sekali,,implant seperti ini seperti itu,, inggih klo suntik kan NON MKJP inggih,,sehingga grafik saya pun disitu menunujukkan bahwa
NON MKJP itu lebih tinggi dari pada MKJP,,sehingga kb aktif saya lebih bnyak NON MKJP juga” TY 252015
“ Karena itu tidak hanya terjadi di BPM saya, karena memang di dinas kesehatan pun capaian di puskesmas maupun di dinas kesehatan,
kebeutulan saya juga pemegang kb di dinas kesehatan disitu pun yang paling menonjol adalah NON MKJP” TY 252015
“ Ehmmm wong wong kuwi biasane banyak yang pilih suntik buk,,gampang soalnya buk” AN 452015
Pendapat bidan terkait dengan alasan banyaknya minat akseptor pada metode kontrasepsi suntik adalah kebanyakan adalah rasa takut
commit to user
pada saat akan dilakukan pemasangan dan pertimbangan dari suami. Persepsi mereka tentang metode kontrasepsi suntik adalah kepraktisan.
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara pada bidan praktek mandiri “ Iya itu penyebabnya ya kalau kita lihat sebenarnya kita jelasakan
orang itu rasa takut karena klo MKJP itu kan iud, implant, mow, mop yang bisa dilakukan di BPM saya kan implant dan iud aja,, kebanyakan
mereka itu rasa takut klo disini,, tetapi klo iud itu hubunganya dengan suami itu tadi, kalau implant hubunganya dengan rasa takut itu karena
itu emang harus di insisi dan lain sebagainya, sebenarnya dari sisi itu,, kalau suntik mereka akan beranggapan bahwa sekali suntik selesai,,
sekali suntik
selesai.” TY 452015 Penuturan informan karyawati dalam mengambil keputusan pemakaian
alat kontrasepsi rata-rata keputusan awal ditentukan oleh pihak istri dan suami mendukung dengan keputusan yang dibuat oleh istrinya. Ada juga
yang merupakan kesepakatan bersama antara suami dan istri. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara
“ Eee sebenarnya dari saya dulu mbak,, eee terus ya suami menyetujui mbak” OD 2842015
“ Saya sendiri sih mbak,,trus saya bilang suami,,ndilalah suami mendukung,, atek koperatif
pisan” LH 2242015 “ Yang pertama itu suntik 3 bulan, Atas kesepakatan berdua,” HE
2342015
“ Eee atas keinginan saya sendiri,,setelah pasang saya malah baru ngomong suami mbak,,” DS 2142015
Pendapat bidan terkait dengan keputusan dalam menentukkan pemilihan alat kontrasepsi adalah, bahwa ketika seseorang calon akseptor
berpendidikan tinggi kebanyakan mereka bisa memutuskan hak reproduksinya sendiri. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang
dilakukan pada bidan praktek mandiri perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
“ jadi ketika mereka pendidikan tinggi itu ,, itu mereka lebih kalau misal untuk hak reproduksinya itu dia lebih menekankan jarang untuk yang ke
suaminya,, “ TY 452015
Ketika mendapatkan pelayanan kontrasepsi rata-rata informan karyawati diantar oleh suaminya ketempat pelayanan tersebut. Hal ini
merupakan salah satu bentuk dukungan yang diberikan suami kepada istri. Dan juga pada informan karyawati yang menggunakan metode
kontrasepsi alamiah rata-rata suami mereka mendukung terhadap pemakaian metode kontrasepsi tersebut. Hal ini sesuai dengan hasil
wawancara yang dilakukan pada informan karyawati “Iya di anter sama suami,,” DA 2042015
“ Iya,, di antar kalau jauh diantar” HE, 2342015 “ suami mendukung,, atek koperatif pisan” LH 2242015
“selama ini kami masih nyaman suka menggunakan senggama terputus gitu mbak,, Eeee lebih amann kalau emang awal udah komitmen ya
nyaman nyaman aja mbak,,” LS 2642015
Respon suami terhadap keputusan dalam pemilihan alat kontrasepsi yang digunakan oleh istrinya adalah sebagian besar mereka
mendukung terhadap kontrasepsi yang dipakai oleh istrinya. Bentuk dukungan yang diberikan oleh suami adalah dengan mengantarkan
istrinya pada saat akan mendapatkan pelayanan kontrasepsi, dan menyerahkan keputusan penuh pada istri dalam hal pemilihan alat
kontrasepsi. Pada suami yang istrinya menggunakan metode konrasepsi alamiah
mereka juga kooperatif dalam menjalankan metode tersebut. Ada juga perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
yang berpendapat bahwa urusan kontrasepsi itu adalah masalah perempuan. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan pada
informan suami “ Ya saya orang ndak tau ,, pokoknya ngikut ae apa yang dipakek yo
ngikut ae “ HD 2042015 “ Ooohh ndak,,ndak,,ndak,, ndak begitu ini yang penting yang terbaik
untuk istri saya gitu mbak,,” FA2942015 “Ehhmmm,,ehhhhmmm gimana ya,,,eeee oke oke aja mbak, ndak
masalah seh,,” UR 2242015 “ Ooooooo yo ndakkk mbakkk ,, wong udah perjanjian sama sama ,,jadi
yo nyaman nyaman saja mbak ,,ndak ada ini nya ,,daripada nanti pakek KB istri saya ndak bisa hamil,, yo wes pakek yang biasa aja mbak,,,
” MT. 2642015
Ya,, ndak ada mbak,,cuman ini aja mbak ya klo mau ini ya dikeluarkan diluar gitu aja,,MT, 2642015
“ Kalau itu ga itu ,, jadi terserah, kalau masalah itu yang tau kan dari pihak perempuan jadi ngikut aja,,ndak terlalu memberikan ini sih,,
terserah” DN, 2842015
“ Kalau gitu saya ga seberapa tau,, kalau masalah medis istrikan lebih tau,, kalau masalah itu saya manut mbak” DM, 2542015
“ Iya mendukung mbak,,sangat mendukung sekali,,dulu itu yaa atas kesepakatan bersama juga mbak,,” LK 2442015
“ Ohh iya mbakk saya antar,, saya tungguin waktu itu mbak,,” LK 2442015
“ Saya tu semua selalu mendukung,, tidak ada yang tidak saya dukung dan saya tidak pernah ngomong tidak ,,tidak pernah omong jangan,,,
prinsipe,,, jenenge istri kan wes bisa, gede tau yang jelek,, yang baik yang mana,, tidak pernah menyarankan seng tetek bengek ,,amat sangat
siap nampani kabeh masalah ,,” EK 2142015
Pendapat bidan terkait dengan respon suami sebagian besar respon suami terhadap pemilihan alat kontrasepsi adalah menyerahkan
commit to user
sepenuhnya pada istri. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan pada Bidan Praktek Mandiri.
“ Lek respon suami gitu roto roto opo jare seng wedok,,kalau kita ambil persen gitu
lo ya roto roto wong lanang iku manut,,iyelah pa encak’en pokoken tak ngandung iya sudah apa katanya pokok tidak hamil gitu
biasanya yang penting kita libatkan lek ga dilibatkan kita salah kan buk”AN 352015
Tetapi ada 1 informan suami yang tidak memperbolehkan istrinya menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim AKDR. Hal ini sesuai
dengan hasil wawancara yang dilakukan pada informan suami “ Eeee kalau saya tu,, pokok selain IUD terserah mbak,,” IF 2942015
Pendapat bidan terkait dengan alat kontrasepsi IUD adalah bahwa persepsi suami selama ini adalah para suami tidak mengetahui tempat
pemasangan dari IUD tersebut, hingga pada saat bidan memberikan konseling, bidan menggambarkan letak dimana nantinya IUD tersebut
akan dipasang. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan pada informan bidan
“ Lekk biasane suami ku lek bangsa bangsane koyok IUD gitu,, biasane kita harus menggambarkan betul dimana tempatnya buk,, sampek tak
gambar,, nek persepsine selama ini kan, orang orang tiu kan persepsine kan IUD itu di bolongane vagina sampek saat ini kan orang laki kan ga
tau lek dipasang neng uterus dimana uterus ku ga ngerti buk ,,kita punya gambar ato punya apa baru mereka baru jelas “ohhh gitu to buk”,,tetapi
kadang ya pertimbangannya tu yo benang, nah biasane yo bilang,, ndak sudah buk pakek yang lain aja,, kan yang penting kan pertimbanagannya
berdua gitu,,” AN 352015 perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Tabel 4.8 Keputusan Awal Menggunakan Alat Kontrasepsi
No Inisial PUS Keputusan Awal Menggunakan Alat Kontrasepsi
1 LH dan UR
Keinginan sendiri 2
DS dan EK Keinginan sendiri
3 IK dan LK
Saran dari bidan 4
OD dan DN Keinginan sendiri
5 LB dan DM
Kesepakatan bersama 6
LS dan MT Kesepakatan bersama
7 WD dan IF
Kesepakatan bersama 8
NK dan SH Kesepakatan bersama
9 DH dan AD
Saran dari bidan 10
HE dan FA Kesepakatan bersama
Sumber : hasil wawancara dengan Informan
Tabel 4.9 Bentuk Dukungan Suami Terhadap Pemilihan Alat Kontrasepsi
No Inisial PUS
Pemahaman Informan Karyawati Terhadap Hak Reproduski
1 MT
- Kooperatif
dalam menjalankan
metode kontrasepsi alamiah
2 EK
- Menyerahkan
dan mendukung
sepenuhnya keputusan ber KB sang istri
3 DN
- Kooperatif
dalam menjalankan
metode kontrasepsi alamiah
4 DM
- Mengerti kondisi istri
5 UR
- Mendukung keputusan istri
6 FA
- Mendukung keputusan istri
- Mengantarkan istri ketika akan mendapatkan
pelayanan KB 7
SH -
Mendukung keputusan istri -
Mengantarkan istri ketika akan mendapatkan pelayanan KB
8 AD
- Menyerahkan keputusan ber KB kepada istri
- Mengantarkan istri ketika akan mendapatkan
pelayanan KB 9
IF -
Mengantarkan istri ketika akan mendapatkan pelayanan KB
10 LK
- Menyarankan istri untuk mengganti metode
karena istri tidak cocok dengan metode kontrasepsi suntik
- Mengantarkan
istri untuk
mendapatkan pelayanan KB
Sumber : hasil wawancara dengan Informan perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
D. Rangkuman Hasil wawancara