yang ingin diketahui oleh pasangan calon akseptor, yaitu efektifitas dan keamanan. Hal berikutnya adalah dari pihak medispetugas KB.
Di samping kedua hal tersebut di atas, untuk pihak medispetugas KB masih ada hal-hal lain yang penting dan perlu dipertimbangkan yaitu upaya
melindungi kesuburanfertilitas dari akseptor, keuntungan non-kontraseptif, kontraindikasi, tanda
– tanda bahaya, menghindari pendekatan “Poli- farmasi”, kerjasama antara suami-istri.
3. Pengaturan Jumlah anak
Anak adalah harapan atau cita-cita dari sebuah perkawinan. Berapa jumlah yang diinginkan, tergantung dari keluarga itu sendiri. Apakah satu, dua, tiga dan
seterusnya. Dengan demikian keputusan untuk menentukan jumlah anak adalah sebuah pilihan, yang mana pilihan tersebut sangat dipengaruhi oleh nilai yang
dianggap sebagai satu harapan atas setiap keinginan yang dipilih oleh orang tua Program KB selain upaya untuk mewujudkan keluarga berkualitas melalui
promosi, perlindungan, dan bantuan dalam mewujudkan hak-hak reproduksi juga untuk penyelenggaraan pelayanan, pengaturan, dan dukungan yang
diperlukan untuk membentuk keluarga dengan usia kawin yang ideal, mengatur jumlah, jarak dan usia ideal melahirkan anak Kusumaningrum, 2009.
Salah satu faktor yang paling mendasar mempengaruhi perilaku pemakaian kontrasepsi adalah jumlah anak yang diinginkan PUS. Sejalan dengan konsep
keluarga kecil, yang s aat ini dikenal dengan pesan “dua anak lebih baik”, maka
konsep jumlah anak yang diinginkan PUS akan berpengaruh terhadap tercapainya konsep keluarga kecil Hastono, 2009
commit to user
Definisi Keluarga Berencana menurut WHO World Health Organisation adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami isteri untuk
mengindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval diantara kelahiran, mengontrol waktu saat
kelahiran dalam hubungan dengan umur suami dan istri, menetukan jumlah anak dalam keluarga WHO cit Hartanto, 2004.
Sementara itu menurut UU No.10 tahun 1992 Pasal 18 menyatakan bahwa setiap pasangan suami istri dapat menentukan pilihannya dalam merencanakan
dan mengatur jumlah anak dan jarak antara kelahiran anak yang berlandaskan pada kesadaran dan tanggung jawab terhadap generasi sekarang maupun yang
akan datang. Dalam merencanakan jumlah anak dalam keluarga, suami dan istri perlu mempertimbangkan aspek kesehatan dan kemampuan untuk memberikan
pendidikan dan kehidupan yang layak. Dalam hal ini suami dan istri perlu mengetahui apa yang dimaksud dengan 4 terlalu yaitu telalu muda untuk
hamilmelahirkan 18 tahun, terlalu tua untuk melahirkan 34 tahun, terlalu sering melahirkan 3 kali, terlalu dekat jarak antara kehamilan sebelumnya
dengan kehamilan berikutnya 2 tahun. Merencanakan jumlah anak dalam keluarga dapat dilakukan dengan
memperhatikan usia reproduksi istri. Program KB selama ini telah banyak mengubah struktur kependudukan Indonesia, tidak saja dalam arti menurunkan
tingkat kelahiran dan laju pertumbuhan penduduk namun juga mengubah pandanganhidup penduduk terhadap nilai anak serta kesejahteraan dan
ketahanan keluarga Kusumaningrum, 2009. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemenuhan Hak-Hak Reproduksi