B. Penelitian Terdahulu
1. Judul  penelitian  Faktor  Pendukung  dan  Penghambat  Istri  Pasangan  Usia  Subur
Dalam  Penggunaan  Alat  Kontrasepsi  Implant  di  Puskesmas  I  Denpasar  Utara. Ditulis  oleh  Gustikawati  2014.  Studi  Penelitian  ini  menggunakan  rancangan
kualitatif  dengan  pendekatan  fenomenologi.  Hasil  penelitian  menunjukkan bahwa  faktor  pendukung  dalam  penggunaan  alat  kontrasepsi  implant  yaitu:
tersedianya  alat  kontrasepsi  implant,  terjangkaunya  fasilitas  untuk  mengakses pelayanan  implant,  serta  adanya  dukungan  suami.  Faktor  penghambat  dalam
penggunaan alat kontrasepsi implant  yaitu: masih adanya faktor budaya di Bali seperti jumlah anak serta nilai anak yang mempengaruhi dalam penggunaan alat
kontrasepsi  implant,  tidak  semua  tenaga  kesehatan  mendapatkan  pelatihan tentang  implant,  kurangnya  promosi  serta  sosialisasi  tentang  alat  kontrasepsi
implant di masyarakat. 2.
Judul  penelitian  Studi  Kualitatif  Tentang  Pengambilan  Keputusan  Dalam Pemilihan  Metode  Kontrasepsi  Pada  PUS  di  kota  semarang.  Ditulis  oleh
Kurniawati,  2011.  Jenis  penelitian  menggunkan  pendekatan  kualitatif.  Hasil perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
penelitian menunjukkan bahwa proses pengambilan keputusan dalam pemilihan metode  kontrasepsi  adalah  sebagian  besar  dengan  musyawarah,  peran  suami
sangat kurang dan masih ada anggapan KB adalah masalah perempuan 3.
Judul  penelitian  adalah  Peningkatan  Minat  dan  Keputusan  Berpartisipasi Akseptor  KB.  Ditulis  oleh  Sudarti  dan  Prasetyaningtyas  2011  Rancangan
penelitian  kuantitatif, dengan menggunakan traditional statistical model dengan menggunakan  pendekatan  yamane.  Tujuan  dari  studi  ini  adalah  untuk
menemukan  dampak  dari  kualitas  layanan  dan  konseling  yang  disediakan  oleh PLKB  dan  persepsi  pengguna  kontrasepsi  pada  budaya  lingkungan  yang
berkontribusi terhadap ketertarikan dan keputusan para pengguna alat kotrasepsi. Penelitian  ini  menunjukkan  mayoritas  pengguna  kontrasepsi  adalah  usia  rawan
untuk  melahirkan,  memiliki  lebih  dari  dua  anak,  dan  relatif  memiliki  latar belakang pendidikan rendah.
4. Judul  penelitian  adalah  Faktor-Faktor  Yang  Mempengaruhi  Bias  Gender
Penggunaan  Kontrasepsi  Pada  Pasangan  Usia  Subur  di  Desa  Dawan  Kaler Kecamatan  Dawan  Klungkung.  Ditulis  oleh  Dalem,  2012.  Penelitian  ini
menggunakan  Metode  deskriptif  Kualitatif,  dan  teknik  pengumpulan  data dengan  caraobservasi,  wawancara  mendalam,    Focus  Gruop  Disscution  FGD.
Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa  faktor  yang  mempengaruhi  bias  gender dalam penggunaan kontrasepsi pada pasangan usia subur di  Desa Dawan Kaler
Desa  meliputi  budaya  patriarki,  tradisi,  kekhawatiran  istri  atas  penggunaan kontrasepsi oleh suami, ideologi gender, dan sikap egois suami yang sulit untuk
berubah. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
5. Judul  penelitian  Partisipasi  Pria  dalam  Kontrasepsi  sebagai  pengguna  dan
partner.  Menggunakan  metode  kuantitatif.  Ditulis  oleh Aspilcueta-Gho  D
; 2013.  Tulisan  ini  membahas  tentang  faktor
–  faktor    yang  memprioritaskan keputusan  -  keputusan  mengenai  pelaksanaan  seksualitas  dan  bagaimana
mengatur reproduksi.  Laki-laki   pertama kali memulai   kehidupan seksualnya, mereka  pada  usia  16,8  tahun.  Sekitar  54,2    pria  menyatakan  menggunakan
metode  kontrasepsi.  Dari  hasil  penelitian,  39,5  memilih  metode  modern sedangkan  14,5  memilih  metode  kontrasepsi  tradisional.  Di  Peru,  metode
modern  yang  tersedia  adalah  metode  penghalang  kondom  yang  paling  sering digunakan, metode kimia atau spermisida, dan metode bedah vasektomi. Dan
metode  tradisional  yang  sering  digunakan  adalah  adalah  ritme  yaitu  metode pantang berkala  berdasarkan  fase subur dari siklus menstruasi, dan interruptus
coitus. disini peran suami sangat berpengaruh kuat. Berhubungan dengan relagi gender  meliputi  hubungan  kekuasaan,  dan  menjadi  orang  tua.  Kekuasaan  ayah
adalah  diatas  semua,  dan  juga  sebagai  Penentu  keturunan.  Mereka  mendukung penuh  secara  optimal  pada  pasangan  mereka  dalam  hal  kehamilan,  dan
persalianan demi terwujudnya persalinan yang aman. 6.
Judul  penelitian  Peran  pria  dalam  pengambilan  keputusan  dalam  pemilihan kontrasepsi.  Ditulis  oleh  Edwards  2004,  menggunakan  metode  penelitian
kualitatif.  Tulisan  ini  menjelaskan  bahwa  ke  ikutsertaaan  pria  dalam  hal  kaitan pengambilan  keputusan  dalam  ber  Kb  memiliki  prioritas  dan  tujuan  yang
berbeda, tergantung pada bidang keahlian. Beberapa merasa bahwa tidak cukup hanya  dilakukan    penelitian  untuk  mendukung  pria  dalam  hal  keikutsertaan
dalam    kontrasepsi.  Banyak  penelitian  yang  membuktikan  bahwa  melibatkan perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
laki-laki  dalam  hal  metode  kontrasepsi  merupakan  langkah  positif  dan  perlu, tetapi  tidak  ada  program  yang  cukup  untuk  mefasilitasi    pelayanan  kesehatan
reproduksi bagi pria. 7.
Judul  penelitian  Pandangan  Pria  dan  perempuan  tentang  keterlibatan  laki-laki dan  perempuan  dalam  keluarga  berencana.  Ditulis  oleh  Marcolino  C  2001.
Menggunakan  pendekatan  fenomenologi.  Tulisan  ini  menganalisis  tentang pandangan  pria  dan  wanita  terhadap  keterlibatan  dalam  keluarga  berencana.
Peneliti  melakukan  wawancara  terhadap  beberapa  wanita  dan  pria  mengenai Pendapat  mereka  tentang  keterlibatan  pria  dan  wanita  dan  dianalisis
menggunakan  sudut  pandang  gender  Hasil  Menunjukkan  bahwa  harus  ada keseimbangan    peran  antara  laki-laki  dan  perempuan  dalam  kaitannya
reproduksi,  seksualitas  dan  kehidupan  keluarga.  Penulis  menyarankan  bahwa harus ada sarana pelayanan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
8. Judul  penelitian  Pasangan  usia  subur  dan  Pengambilan  Keputusan  dalam
Pemilihan Metode Kontrasepsi: Pendapat para Lelaki. Ditulis oleh Bankole dan Singh  1998.  Data  dalam  penelitian  ini  menggunakan  analisis  survei  nasional
dari  Demografi  dan  Survei  Kesehatan  DHS  antara  tahun  1990  -  1996  di  18 negara  berkembang.  Analisis  regresi  logistik  dilakukan  untuk  meneliti
bagaimana  sikap  pasangan  usia  subur  dalam  pengambilan  keputusan  pemilihan metode  kontrasepsi.  Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa  pasangan  Pria  dan
wanita  di  negara-negara  ini  menginginkan  keluarga  yang  cukup  besar;  Namun, suami  cenderung  menginginkan  anak  lebih  dari  istri-istri  mereka.  Dalam
kebanyakan  pasangan,  sebagian  besar  menginginkan  memiliki  dua  orang  anak, presentasi pasangan yang mengingkan anak lebih dari dua yaitu sebesar 10-26.
commit to user
Pada  negara –  negara  berkembang  ini  sebagaian  besar  penggunaan  metode
modern masih rendah. Menggabungkan niat kesuburan masing-masing pasangan dapat  dianalisis  dari  karakteristik  demografi  masing-  masing  pasangan  untuk
mengontrol  karakteristik  demografi  mereka,  secara  signifikan  memprediksi metode  modern  yang  digunakan  dalam  sembilan  dari  14  negara,  prevalensi
kesuburan istri memiliki dampak  yang lebih besar daripada suami. Kesimpulan dalam  penelitian  ini  adalah  setiap  pasangan    memiliki  tujuan  reproduksi  yang
berbeda,  dan  data  dari  pasangan  yang  diperlukan  untuk  memastikan  program yang  ada.  Fertilitas  dan  keluarga  berencana  harus  terus  memperluas  fokus
mereka pada sikap dan perilaku laki-laki. 9.
Judul  penelitian:  Pengaruh  Pria  Pada  Kesehatan  Reproduksi  Perempuan: perspektif  antropologi  medis.  Ditulis  oleh  :  Dugdeon  dan  Inhorn  2004.
Kesehatan  reproduksi  telah  muncul  sebagai  suatu  kerangka  organisasi  yang menggabungkan  manusia  ke  dalam  program  kesehatan  ibu  dan  anak  KIA.
Selama  beberapa  dekade,  ahli  antropologi  medis  telah  melakukan  penelitian kesehatan  reproduksi  yang  mengeksplorasi  kontribusi  laki-laki  pada  kesehatan
perempuan dan kesehatan anak-anak. Artikel ini berisi tentang bagaimana studi etnografi  yang  dikemukakan  oleh  antropolog  medis  yang  berkontribusi
memberikan wawasan baru bagi kesehatan masyarakat khususya pada kesehatan reproduksi. Bagian pertama dari artikel dimulai dengan mengeksplorasi hak-hak
reproduksi, memeriksa konsep dari perspektif antropologi. Pada sebagian artikel ini membahas tentang pertanyaan kesetaraan terhadap ekuitas, memperkenalkan
perspektif  antropologi  tentang  cara-cara  untuk  menggabungkan  orang-orang yang  cukup  ke  dalam  program  kebijakan  kesehatan  reproduksi.  Bagian  kedua
commit to user
dari artikel ini membahas tentang sejumlah contoh yang menonjol dari relevansi pria di bidang kontrasepsi, aborsi, kehamilan dan persalinan, infertilitas, dan hal
yang  membahayakan  janin.  Dalam  artikel  ini  menyoroti  kesenjangan  yang  ada dimasyarakat melalui antropologi medis. Artikel ini diakhiri dengan pengalaman
pada  bidang  penelitian  antropologi  yang  dapat  meningkatkan  pemahaman tentang pengaruh pria pada kesehatan reproduksi perempuan.
10. Judul penelitian Otonomi Perempuan, Pendidikan dan Ketenagakerjaan di Oman
dan Pengaruh penggunaan kontrasepsi yang mereka gunakan. Penulis Riami dan Mabry  2004.  Tujuan  dari  penelitian  ini  adalah  untuk  menentukan  data  dasar
tentang  pemberdayaan  perempuan  yang  pernah  menikah  di  Oman  dari  sebuah studi nasional pada tahun 2000, menganalisis korelasi pemberdayaan perempuan
dan  efek  pemberdayaan  pada  kebutuhan  yang  belum  terpenuhi  untuk kontrasepsi.  Dua  indikator  pemberdayaan  yang  digunakan  adalah  keterlibatan
perempuan  dalam  pengambilan  keputusan  dan  kebebasan  bergerak.  Analisis bivariat  digunakan  untuk  menghubungkan  langkah-langkah  status  proxy,
pendidikan  dan  pekerjaan  mereka,  dengan  menggunakan  metode  keluarga berencana. Pendidikan adalah indikator kunci dari status perempuan. Kebutuhan
kontrasepsi  yang  belum  terpenuhi  untuk  wanita  adalah    25,  namun  menurun secara signifikan dengan tingkat pendidikan dan pekerjaan yang memadai. Pada
perempuan yang bekerja lebih cenderung menggunakan kontrasepsi. Pendidikan perempuan  adalah  indikator  yang  lebih  baik  dari  kebutuhan  bertemu  dari
otonomi,  sebagai  faktor  tradisional  dan  pengaruh  masyarakat  yang  kuat.  Pada penelitian  ini  hampir  setengah  dari  1830  wanita,  menyatakan  sebagian  besar
pengambilan keputusan dalam memilih kontrasepsi terletak pada suami mereka. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Pada  penelitian  ini  menyatakan,  kurang  dari  1  pasangan  yang  menggunakan alat  kontrasepsi  sebelum  mendapatkan  anak  pertama.  Sebagai  perempuan
diharapkan mendapatkan keturunan dalam tahun pertama pernikahan. Perbedaan  penelitian  ini  dengan  penelitian  sebelumnya  adalah  jenis  dan
rancangan    penelitian,  fokus  penelitian,  fenomena  yang  diteliti,  waktu  dan  tempat penelitian.  Pada  penelitian  ini,  peneliti  lebih  memfokuskan  pada  keterlibatan
pasangan  suami  istri  dalam  pengaturan  jumlah  anak  dan  pemilihan  metode kontrasepsi , yang akan dianalisis dari sudut beberapa sudut pandang yaitu  ditinjau
dari tradisi budaya setempat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dukungan sosial,  dan  dukungan  pasangan  suami  masing-masing  informan.  Hal  lain  yang
membedakan  penelitian  adalah  pada  informan,  dimana  para  informan  memiliki latarbelakang budaya  yang berbeda, dan juga beberpa informan merupakan tenaga
kesehatan, yang notebennya mereka mengerti dengan konsep reproduksi itu sendiri. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
C. KERANGKA BERPIKIR