pusat maupun pemerintah daerah yang terkait dengankesehatan. Untuk berperilaku sehat, masyarakat kadang-kadang bukan hanya perlu pengetahuan
dan sikap positif, dan dukungan fasilitas saja, melainkan diperlukan perilaku contoh acuan dari para tokoh masyarakat, tokoh agama, para petugas,
terlebih pada petugas kesehatan. Undang-undang juga diperlukan untuk memperkuat perilaku masyarakat tersebut.
Dalam penelitian ini faktor yang mempengaruhi hak reproduksi pengaturan jumlah anak dan pemilihan alat kontrasepsi meliputi ke 3 faktor
tersebut yaitu faktor predisposisi meliputi tradisi budaya setempat, tingkat sosial ekonomi dan tingkat pendidikan, faktor penguat meliputi dukungan
sosial, dukungan suami dan dukungan istri dan faktor pemungkin yaitu sarana dan prasana dalam pelayanan kesehatan.
5. Teori Perubahan Perilaku
Teori perubahan perilaku memberikan struktur pendidik yang dapat digunakan untuk merancang program pendidikan secara sistematis, dan untuk menjelaskan
bagaimana dan mengapa program ini dapat berjalan secara efektif. Berikut ini merupakan 8 komponen yang berhubungan dengan teori perubahan perilaku:
1. Seseorang telah membentuk niat positif yang kuat membuat komitmen
untuk melakukan perubahan perilaku. 2.
Terdapat kendala lingkungan yang bisa mencegah terjadinya perubahan perilaku perilaku.
3. Seseorang harus memiliki ketrampilan yang cukup untuk melakukan
perubahan perilaku. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
4. Seseorang percaya bahwa perubahan perilaku mendatangkan keuntungan
yang lebih besar daripada kerugian sikap. 5.
Seseorang memandang sosial normatif mendatangkan tekanan untuk melakukan perilaku daripada tidak melakukannya.
6. Seseorang merasakan bahwa melakukan perilaku yang lebih konsisten dengan
citra diri sendiri norma personal, pribadi standar. 7.
Reaksi emosional seseorang untuk melakukan perilaku yang lebih positif dari negatif.
8. Seseorang merasakan bahwa ia memiliki kemampuan untuk melakukan
perilaku pada keadaan yang berbeda selfefficacy, kontrol perilaku. Bartholomew et al., 2006
Lewin 2005 berpendapat bahwa perilaku manusia adalah suatu keadaan yang seimbang antara kekuatan-kekuatan pendorong driving forces dan kekuatan-
kekuatan penahan restining forces. Perilaku itu dapat berubah apabila terjadi ketidak-seimbangan antara kedua kekuatan tersebut di dalam diri seseorang
sehingga ada tiga kemungkinan
terjadinya perubahan perilaku pada
diri seseorang, yakni:
a. Kekuatan pendorong meningkat. Hal ini terjadi karena adanya stimulus yang
mendorong untuk terjadinya perubahan perilaku. Stimulus ini bisa berupa penyuluhan atau informasi sehubungan dengan perilaku yang bersangkutan.
Misalnya, seseorang yang belum ikut KB ada keseimbangan antara pentingnya mempunyai anak sedikit dengan kepercayaan banyak anak banyak
rezeki dapat berubah perilakunya dengan mengikuti KB jikalau kekuatan perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
pendorong, yakni pentingnya ber-KB, dinaikkan dengan penyuluhan- penyuluhan atau usaha-usaha lain.
b. Kekuatan penahan menurun. Hal ini terjadi karena adanya stimulus-stimulus
yang memperlemah kekuatan penahan tersebut. Dengan keadaan semacam ini jelas juga akan terjadi perubahan perilaku. Misalnya pada contoh tersebut di
atas. Dengan pemberian pengertian kepada orang tersebut bahwa banyak anak banyak rezeki banyak adalah kepercayaan yang salah, maka kekuatan
penahan tersebut melemah dan akan terjadi perubahan perilaku pada orang tersebut.
c. Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan pendorong menurun. Dengan
keadaan semacam ini jelas juga akan terjadi perubahan perilaku. Seperti pada contoh di atas juga, penyuluhan KB yang memberikan pengertian terhadap
orang tersebut tentang pentingnya ber-KB dan tidak benarnya kepercayaan banyak anak banyak rezeki akan meningkatkan kekuatan pendorong, dan
sekaligus menurunkan kekuatan penahan.
6. Tradisi Budaya Setempat