5 permainan  yang  telah  dirancang  guru.  Siswa  akan  lebih  aktif  dan  lebih  optimal
dalam memahami materi pelajaran dan memperhatikan materi yang disampaikan guru  karena  sebelum  pelaksanaan  metode  pembelajaran  ini  siswa  diharuskan
mempelajari materi terlebih dahulu. Metode  pembelajaran  Make  A  Match  dapat  digunakan  sebagai  salah  satu
metode  pembelajaran  yang  dapat  meningkatkan  keaktifan  dalam  pembelajaran karena  semua  siswa  dilibatkan  dalam  kegiatan  pembelajaran.  Metode  ini  juga
dapat  meningkatkan  hasil  belajar  siswa  karena  kondisi  pembelajaran  yang menyenangkan sehingga siswa akan tertarik untuk mempelajari materi pelajaran.
Berdasarkan  uraian  di  atas  maka  peneliti  melakukan  penelitian  tindakan  kelas dengan  judul  “Penerapan  Pembelajaran  Kooperatif  Tipe  Make  A  Match  untuk
Meningkatkan  Keaktifan  dan  Hasil  Belajar  Siswa  pada  Mata  Pelajaran Kompetensi Kejuruan TKJ Kelas X TKJ SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta
”.
B.  Identifikasi Masalah
Berdasarkan  latar  belakang  yang  telah  diuraikan,  dapat  diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut:
1.  Pelaksanaan  pembelajaran  Kompetensi  Kejuruan  TKJ  di  kelas  X  TKJ  SMK Muhammadiyah  2  Yogyakarta  yang  menerapkan  Kurikulum  Tingkat  Satuan
Pendidikan  KTSP  menggunakan  metode  ceramah,  pemberian  tugas,  dan sedikit tanya jawab oleh guru.
2.  Metode  ceramah  dan  tanya  jawab  yang  digunakan  guru  cenderung  teacher centered  sehingga  membuat  pembelajaran  menjadi  satu  arah  dimana  siswa
lebih  banyak  menjadi  pendengar  dan  guru  lebih  dominan  menyampaikan materi.
6 3.  Pembelajaran  teacher  centered  menyebabkan  siswa  menjadi  pasif  dan
bosan. 4.  Karena  bosan  selama  proses  pembelajaran,  siswa  menjadi  kurang
memperhatikan  pelajaran  melainkan  melakukan  kegiatan  lain  yang  tidak berhubungan  dengan  pembelajaran  seperti  berbincang  dengan  teman  dan
melamun. 5.  Pelaksanaan  pembelajaran  menggunakan  KTSP  lebih  menekankan  pada
penilaiaian  pengetahuan  siswa,  sehingga  kurangnya  keaktifan  siswa  dalam proses  pembelajaran  di  kelas  dapat  menyebabkan  kurangnya  kemampuan
siswa dalam menguasai pengetahuan yang disampaikan. 6.  Hasil  belajar  siswa  yang  belum  maksimal  dan  banyak  siswa  yang  nilainya
belum  mencapai  KKM  yang  telah  ditentukan  yaitu  75  dan  presentase  siswa yang tuntas hanya 13 dari 31 siswa atau sekitar 41,9.
7.  Kurangnya  variasi  penggunaan  metode  pembelajaran  membuat  siswa merasa  jenuh  dan  cenderung  pasif.  Sehingga  perlu  diterapkan  metode
pembelajaran  baru  yaitu  pembelajaran  kooperatif  tipe  Make  A  Match  yang dapat memacu peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa.
C.  Batasan Masalah
Berdasarkan  uraian  latar  belakang  dan  identifikasi  masalah  di  atas,  maka penelitian ini dibatasi pada penerapan metode pembelajaran make a match pada
Mata  Pelajaran  Kompetensi  Kejuruan  TKJ  di  Kelas  X  SMK  Muhammadiyah  2 Yogyakarta  pada  Standar  Kompetensi  SK  Melakukan  perawatan  PC  dan
Kompetensi  Dasar  KD  Melakukan  perawatan  PC  dan  Memeriksa  hasil perawatan  PC  pada  materi  teori.  Aspek  yang  ditingkatkan  pada  penelitian  ini
7 adalah keaktifan siswa selama proses pembelajaran dan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran tersebut.
D.  Rumusan Masalah
Sesuai dengan identifikasi dan batasan masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.  Apakah  penerapan  pembelajaran  kooperatif  tipe  Make  A  Match  dapat meningkatkan  keaktifan  siswa  pada  mata  pelajaran  Kompetensi  Kejuruan
TKJ kelas X TKJ SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta? 2.  Apakah  penerapan  pembelajaran  kooperatif  tipe  Make  A  Match  dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Kompetensi Kejuruan TKJ kelas X TKJ SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta?
E.  Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu:
1.  Untuk  mengetahui  peningkatan  keaktifan  siswa  melalui  penerapan pembelajaran kooperatif tipe Make A Match pada mata pelajaran Kompetensi
Kejuruan TKJ kelas X TKJ SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta.
2.  Untuk  mengetahui  peningkatan  hasil  belajar  siswa  melalui  penerapan pembelajaran kooperatif tipe Make A Match pada mata pelajaran Kompetensi
Kejuruan TKJ kelas X TKJ SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta. F.  Manfaat Penelitian
1.  Manfaat Teoritis Penelitian  ini  diharapkan  dapat  dijadikan  sebagai  bahan  pertimbangan  bagi
penelitian selanjutnya mengenai penerapan metode pembelajaran Make A Match untuk  meningkatkan  keaktifan  dan  hasil  belajar  siswa.  Selain  itu  penelitian  ini
8 diharapkan  dapat  menambah  wawasan  pengetahuan  khususnya  dalam  bidang
pendidikan. 2.  Manfaat Praktis
a.  Bagi Pihak Sekolah Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk mengadakan
variasi  metode  pembelajaran  dalam  meningkatkan  keaktifan  dan  hasil  belajar siswa.
b.  Bagi Guru Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan peran guru sebagai fasilitator yang
baik, memberi wawasan dan keterampilan pembelajaran agar dapat meningkatan hasil belajar siswa khususnya dengan menggunakan model Make A Match.
c.  Bagi Siswa Penelitian  ini  diharapkan  dapat  meningkatkan  keaktifan  dan  hasil  belajar  siswa
dalam suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. d.  Bagi Peneliti
Untuk  menambah  wawasan,  pengetahuan,  dan  pengalaman  sebagai  bekal apabila  nanti  terjun  sebagai  pendidik  serta  uji  kemampuan  terhadap  bekal  ilmu
yang diterima di bangku kuliah.
9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.  Kajian Teori 1.  Belajar
Belajar merupakan sebuah proses terus menerus yang tidak terbatas. Istilah belajar  tentu  sudah  tidak  asing  pada  kehidupan  sehari-hari  manusia.  Kegiatan
belajar bisa dilakukan dimana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja. Belajar juga tidak terbatas dengan materi yang dipelajari. Manusia dapat belajar apa saja dan
dari  siapa  saja.  Dalam  rangka  mencapai  tujuan  hidupnya,  manusia  pasti menghadapi  berbagai  persoalan  atau  permasalahan  dan  belajar  adalah  proses
yang dijalani manusia untuk menyelesaikan hal tersebut.
Menurut Oemar Hamalik 2011: 28, “belajar adalah suatu proses perubahan
tingkah  laku  individu  melalui  interaksi  dengan  lingkungan ”. Hal tersebut sejalan
dengan yang dinyatakan Slameto 2010: 2 bahwa “belajar adalah suatu proses
usaha  yang  dilakukan  seseorang  untuk  memperoleh  suatu  perubahan  tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya ”. Belajar menurut Syaiful Bahri Djamarah 2008:
13 adalah “serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah  laku  sebagai  hasil  dari  pengalaman  individu  dalam  interaksi  dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor
”. Berdasarkan  pendapat  para  ahli  tersebut  tentang  pengertian  belajar,  dapat
dirangkum  bahwa  belajar  adalah  proses  perubahan  tingkah  laku  yang  terjadi pada  individu  sebagai  hasil  dari  pengalaman  dan  interaksi  dengan
lingkungannya,  baik    dalam  lingkungan  sekolah,  rumah,  dan  keluarga  sendiri.