Cara Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa

29 7 Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya. Hal tersebut senada dengan yang dikemukakan oleh Syaiful Bahri Djamarah 2010: 84-85, indikator cara belajar siswa aktif dapat dilihat dari komponen aktivitas belajar anak didik meliputi: 1 Anak didik belajar secara individual untuk menerapkan konsep, prinsip, dan generalisasi. 2 Anak didik belajar dalam bentuk kelompok untuk memecahkan masalah. 3 Setiap anak didik berpartisipasi dalam melaksanakan tugas belajarnya melalui berbagai cara. 4 Anak didik berani mengajukan pendapat. 5 Ada aktivitas belajar analisis, sintesis, penilaian dan kesimpulan. 6 Antar anak didik terjalin hubungan sosial dalam melaksanakan kegiatan belajar. 7 Setiap anak didik bisa mengomentari dan memberikan tanggapan terhadap anak didik lainnya. 8 Setiap anak didik berkesempatan menggunakan berbagai sumber belajar yang tersedia. 9 Setiap anak didik berupaya menilai hasil belajar yang dicapainya. 10 Ada upaya dari anak didik untuk bertanya kepada guru dan atau menerima pendapat guru dalam kegiatan belajar. Berdasarkan pada pendapat para ahli di atas, indikator keaktifan belajar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: memperhatikan penjelasan guru, mencatat materi pelajaran, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan atau 30 memberi tanggapan, berinteraksi dengan teman saat mencari pasangan kartu, menjelaskan materi pada saat presentasi, dan memperhatikan penjelasan teman saat presentasi.

5. Hasil Belajar Siswa a. Hasil Belajar

Belajar merupakan aktivitas kehidupan manusia. Perolehan dari proses belajar tersebut dapat dikatakan sebagai hasil belajar. Hasil belajar juga merupakan perubahan yang terjadi pada diri seseorang yang dihasilkan dari proses belajar. Dalam hal ini, hasil belajar adalah hasil akhir yang diperoleh siswa setelah menjalani proses pembelajaran. Menurut Nana Sudjana 2008: 22 “hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya ”. Sedangkan menurut Oemar Hamalik 2011: 30 “hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti ”. Bloom dalam Nana Sudjana 2008: 22-33 membagi hasil belajar menjadi 3 ranah yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Berikut penjelasan dari masing-masing ranah tersebut : 1 Ranah Kognitif Ranah kognitif ini berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu: a Pengetahuan atau Ingatan Hasil belajar pada tingkat pemahaman atau ingatan termasuk kognitif tingkat yang paling rendah. Hasil belajar pada tingkatan ini ditunjukan dengan kemampuan mengenal atau menyebutkan 31 kembali fakta-fakta, istilah-istilah, hukum, atau rumus yang telah dipelajarinya. Kemampuan-kemampuan seperti menyebutkan kembali, menunjukan, menuliskan merupakan kemampuan- kemampuan dalam tingkat hasil belajar ingatan. b Pemahaman Hasil belajar yang dituntut dari tingkat pemahaman adalah kemampuan menangkap makna atau arti dari suatu konsep. Contoh dari pemahaman adalah menjelaskan dengan kalimat sendiri atas sesuatu yang dibaca atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang sudah dicontohkan, atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain. c Aplikasi Aplikasi merupakan penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi khusus. Abstraksi tersebut dapat berupa ide, teori, atau petunjuk teknis. Sehingga hasil belajar aplikasi bisa juga dijabarkan sebagai kemampuan menerapkan suatu konsep, hukum, teori, atau rumus pada situasi baru. d Analisis Hasil belajar analisis adalah kemampuan untuk memecahkan, manguraikan suatu integritas atau kesatuan yang utuh menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian yang mempunyai arti. Hasil belajar analisis ditunjukkan dengan kemampuan menjabarkan atau menguraikan atau merinci suatu bahan atau keadaan kedalam bagian-bagian yang lebih kecil, unsur-unsur atau komponen-

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Adaptasi Makhluk Hidup

0 11 215

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match terhadap Prestasi Belajar Sosiologi dalam Pokok Bahasan Pengendalian Sosial

0 26 151

Efektivitas pembelajaran kooperatif model make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di SMP Islam Al-Syukro Ciputat

0 21 119

MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN PERAKITAN KOMPUTER KELAS X TKJ SMK NEGERI 2 PEKALONGAN

2 27 164

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH (MENCARI PASANGAN) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS GEOGRAFI

2 11 103

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NHT DAN GQGA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF PADA MATERI PERBAIKAN PERIFERAL SISWA KELAS X TKJ SMK MUHAMMADIYAH 2 NGAWI.

0 0 16

APLIKASI COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BERMAIN BOLAVOLI PADA SISWA KELAS X TKJ SMK MUHAMMADIYAH 2 MUNTILAN.

0 0 17

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISTEM KOMPUTER SISWA KELAS X TKJ A SMK NEGERI 2 KLATEN.

0 8 151

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SIKAP SOSIAL DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PERAKITAN KOMPUTER KELAS X TKJ SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA.

2 13 197

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN, KERJA SAMA DAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA DIKLAT IPPK KELAS X TKJ SMK N 2 YOGYAKARTA.

0 0 273