Indikator Keaktifan Belajar Keaktifan Belajar Siswa a. Keaktifan Belajar
31 kembali fakta-fakta, istilah-istilah, hukum, atau rumus yang telah
dipelajarinya. Kemampuan-kemampuan
seperti menyebutkan
kembali, menunjukan, menuliskan merupakan kemampuan- kemampuan dalam tingkat hasil belajar ingatan.
b Pemahaman Hasil belajar yang dituntut dari tingkat pemahaman adalah
kemampuan menangkap makna atau arti dari suatu konsep. Contoh dari pemahaman adalah menjelaskan dengan kalimat sendiri atas
sesuatu yang dibaca atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang sudah dicontohkan, atau menggunakan petunjuk penerapan
pada kasus lain. c Aplikasi
Aplikasi merupakan penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi khusus. Abstraksi tersebut dapat berupa ide, teori, atau
petunjuk teknis. Sehingga hasil belajar aplikasi bisa juga dijabarkan sebagai kemampuan menerapkan suatu konsep, hukum, teori, atau
rumus pada situasi baru. d Analisis
Hasil belajar analisis adalah kemampuan untuk memecahkan, manguraikan suatu integritas atau kesatuan yang utuh menjadi
unsur-unsur atau bagian-bagian yang mempunyai arti. Hasil belajar analisis ditunjukkan dengan kemampuan menjabarkan atau
menguraikan atau merinci suatu bahan atau keadaan kedalam bagian-bagian yang lebih kecil, unsur-unsur atau komponen-
32 komponen sehingga terlihat jelas hubungan antara komponen yang
satu dengan yang lain. e Sintesis
Hasil belajar sintesis adalah hasil belajar yang menunjukka kemampuan untuk menyatukan beberapa jenis informasi yang
terpisah-pisah menjadi satu bentuk komunikasi yang baru dan lebih jelas dari sebelumnya.
f Evaluasi
Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara kerja, pemecahan,
metode, materil, dan lain-lain. Dalam evaluasi diperlukan adanya suatu kriteria atau standar tertentu. Ditinjau dari sudut siswa, ada
dua sumber kriteria yang dapat digunakan, yaitu kriteria yang dikembangkan sendiri oleh siswa dan kriteria yang diberikan oleh
guru. 2 Ranah Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai yang diharapkan dikuasai siswa setelah mengikuti pembelajaran. Ranah afektif terdiri dari lima
aspek yaitu sebagai berikut: a Penerimaan Receiving
Kemampuan penerimaan mengacu pada kepekaan dalam menerima rangsangan stimulasi dari luar yang datang kepada
siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dan lain-lain. Dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus,
kontrol, dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar.
33 b Jawaban atau Reaksi
Kemampuan jawaban mengacu pada reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Hal ini
mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya.
c Penilaian Valuing Penilaian berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala
atau stimulus. Seorang siswa dianggap telah memiliki sikap menghargai apabila siswa tersebut telah menunjukkan perilaku
menerima suatu nilai, menyukai suatu objek atau kegiatan, menyepakati pejanjian, menghargai karya seni, pendapat atau ide,
bersikap positif atau negatif terhadap sesuatu, dan mengakui. d Organisasi
Organisasi yaitu pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain,
pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. e Internalisasi
Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, merupakan keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang
mempengaruhi pila kepribadian dan tingkah lakunya. 3 Ranah Psikomotoris
Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Terdapat enam tingkatan ketrampilan yaitu:
a Gerakan Refleks ketrampilan pada gerakan yang tidak sadar b Ketrampilan pada gerakan-gerakan dasar
34 c Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan
visual, membedakan auditif, motoris, dan lain-lain. d Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan
ketepatan. e Gerakan-gerakan skill, mulai dari ketrampilan sederhana sampai
pada ketrampilan yang kompleks f
Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.
Ketiga ranah tersebut saling terkait satu sama lain, namun Nana Sudjana 2008: 23 mengemukakan bahwa
“diantara ketiga ranah tersebut ranah kognitif yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan
kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran ”.