Nilai Faktor-faktor yang Memengaruhi Aktivitas Seksual

dinilai OR, 95 CI, nilai -2log likehood dan derajat bebas df. Tehnik yang digunakan adalah stepwise. Hasil analisis didapatkan resiko terjadinya disfungsi seksual pada wanita yang mengalami kecemasan berubah menjadi 1,5 kali dibandingkan dengan tidak cemas. Wanita yang mengalami cemas cenderung akan mengalami penurunan frekuensi seksualitasnya.

2.3.4. Nilai

Nilai merupakan sesuatu yang abstrak, yang dijadikan pedoman serta prinsip- prinsip umum dalam bertindak dan bertingkah laku. Keterkaitan orang atau kelompok terhadap nilai sangat kuat dan bahkan bersifat emosional. Nilai adalah penghargaan yang diberikan masyarakat kepada segala sesuatu yang baik, penting, luhur, pantas dan mempunyai daya guna fungsional bagi perkembangan dan kebaikan hidup bersama. Tolak ukur nilai sosial adalah daya guna fungsional suatu nilai dan kesungguhan penghargaan, penerimaan atau pengakuan yang diberikan oleh seluruh atau sebahagian besar masyarakat terhadap nilai tersebut. Nilai segala sesuatu bertolak dari nilai instinsik yang melekat pada harkat kemanusiaan. Melalui nilai intrinsik ini kita dapat menerangkan nilai sosial benda tersebut. Nilai intrinsik dan nilai sosial adalah harkat dan martabat manusia itu sendiri. Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari sangat sulit menentukan nilai budaya yang diamati oleh seorang, sekelompok atau masyarakat karena nilai budaya itu bersifat relatif Syafrudin, 2010. Dalam konteks masyarakat, budaya biasanya di definisikan sebagai nilai-nilai, norma-norma, kepercayaan-kepercayaan, sikap atau sesuatu diyakini attitude dan Universitas Sumatera Utara simbol-simbol Rumengan, 2013. Menurut E.B. Taylor dalam Syafrudin 2010 Budaya adalah hal-hal yang berhubungan dengan akal. Budaya merupakan kompleks yang mencakup pengetahuan, keyakinan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Wujud budaya sebagai kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma dan peraturan Prasetya, 2007. Nilai budaya merupakan konsep mengenai yang hidup dalam pikiran sebagian besar dari warga masyarakat mengenai apa yang mereka anggap bernilai, berharga, dan penting dalam hidup sehingga dapat berfungsi sebagai suatu pedoman yang memberikan arah dan orientasi kepada kehidupan para warga masyarakat sendiri. Kondisi sosial budaya dan lingkungan sangat mempengaruhi kesehatan reproduksi wanita. Situasi budaya saat ini masih sangat kondusif untuk helm seling behavior dalam masalah kesehatan reproduksi wanita Muhammad, 1996. Hal ini dikemukakan berdasarkan realita, bahwa masyarakat Indonesia masih beranggapan membicarakan masalah seksualitas merupakan hal yang tabu. Dalam sejarah perkembangan, bangsa Indonesia telah banyak berbuat sesuai dengan perilaku yang nyata dalam kehidupan masyarakat, hal ini dapat dilihat dari budaya dan perilaku bangsa Indonesia yang masih kental dalam hal yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi. Masih banyak perilaku-perilaku yang mencerminkan sikap dan kepribadian yang bertolak belakang dengan budaya asli Indonesia. Kepribadian ini mewariskan Sifat-sifat tertutup terhadap satu hal yang masih tabu, khususnya perilaku seksual Suhardono dkk, 2003. Universitas Sumatera Utara Perilaku seksual atau seksualitas pada wanita memang menjadi perdebatan sampai saat ini, terutama seksualitas wanita menopause. Penilaian negatif dari masyarakat tentang seksualitas membuat wanita menopause merasa malu untuk mempertahankan kehidupan seksualitasnya. Sikap keluarga dan masyarakat yang kurang mendukung serta diperkuat oleh anggapan masyarakat bahwa seksualitas masa tua itu tidak penting dan tabu untuk dibicarakan, masyarakat mengganggap seks pada orang tua itu tidak penting dan bukan prioritas utama, bagi wanita, seks bukan segalanya, apalagi dalam konteks hubungan suami istri dan menganggap seks pada wanita menopause praktis dan pelan-pelan akan hilang sendiri Padila, 2013.

2.4. Landasan Teori