Penelitian yang dilakukan oleh Ulfiana 2012 di desa Candi Mulyo Jombang dengan desain penelitian guasy exsperiment terhadap 45 pasangan suami istri dengan
judul konseling pasangan suami istri tentang aktivitas seksual pada wanita menopause didapatkan hasil konseling pasangan suami istri tentang aktivitas seksual memberikan
hasil yaitu peningkatan pengetahuan, perubahan sikap menjadi positif dan peningkatan tindakan dalam upaya mengatasi perubahan aktivitas seksual pada
wanita menopause. Pasangan suami istri terdorong motivasinya dalam upaya untuk mengatasi perubahan aktivitas seksual pada wanita menopause, karena apabila
seseorang mendapat ilmu atau informasi baru yang berguna untuk dirinya dan sesuai dengan permasalahan yang sedang dihadapi, maka akan timbul motivasi untuk
memahami, menerima dan akhirnya akan mengadaptasikan dalam kehidupan kesehariannya.
2.3.2. Aktivitas Fisik
Perubahan fisik yang terjadi pada masa menopause menyebabkan rasa panas Hot flush, gejala ini akan dirasakan mulai dari wajah sampai ke seluruh tubuh, rasa
panas disertai warna kemerahan pada kulit dan berkeringat, rasa panas ini akan mempengaruhi pola tidur wanita menopause yang akhirnya akan membuat wanita
menopause kekurangan tidur dan mengalami kelelahan didukung oleh pekerjaan sebagai seorang wanita yang mengurus anak dan suami membuat seorang wanita
mempunyai peran ganda apalagi jika wanita tersebut wanita karier, sehingga membuat dirinya mencapai titik kelelahan yang sangat berat. Aktivitas seksual
membutuhkan waktu dan tenaga, dengan terkurasnya stamina karena bekerja, kurang
Universitas Sumatera Utara
tidur dan istirahat maka akan mengalami kelelahan fisik dan ini menyebabkan terjadinya penurunkan gairah seksual. Kondisi tubuh yang lelah selalu jadi alasan
yang cukup kuat untuk menolak aktivitas seksual. Fenomena ini sering kita jumpai dalam rumah tangga. Ada beberapa alasan yang membuat gairah seksualitas wanita
menopause menurun, salah satunya adalah karena kelelahan. kelelahan bisa disebabkan karena banyaknya aktivitas sehari-hari yang dikerjakan oleh wanita
menopause dan kelelahan merupakan respons normal dari aktivitas fisik. Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka
yang memerlukan pengeluaran energ
i
. Aktivitas fisik merupakan setiap gerakan tubuh yang membutuhkan energi untuk mengerjakannya. Aktivitas fisik yang
bermanfaat untuk kesehatan usia lansia sebaiknya memenuhi kriteria FITT Frequensi, Intensity, Time, Type. Frekuensi adalah seberapa sering aktivitas
dilakukan oleh individu yaitu berapa hari, berapa kali dalam satu minggu. Intensitas adalah seberapa keras suatu aktivitas dilakukan, biasanya diklasifikasikan dalam
intensitas rendah, sedang dan tinggi. Waktu mengacu pada durasi, seberapa lama suatu aktivitas dilakukan dalam satu kali pertemuan, sedangkan jenis aktivitas adalah
jenis atau kegiatan-kegiatan fisik yang di lakukan sehari-hari WHO, 2010. Menurut RDA Recommeded Dietary Allwances tahun 1989 mengkategorikan aktivitas fisik
ke dalam istirahat tidur, berbaring, atau bersandar, sangat ringan duduk dan berdiri, melukis, menyetir mobil, pekerjaan laboratorium, mengetik, menyapu, menyetrika,
memasak, bermain kartu, bermain alat musik, ringan berjalan dengan kecepatan 3,5-4 mph, mencabut rumput dan mencangkul, menangis dengan keras, bersepeda,
Universitas Sumatera Utara
ski, tenis, menari, berat berjalan mendaki, menebang pohon, menggali tanah, basket, panjat tebing, sepak bola.
Hasil penelitian Qamariyati 2013 dengan judul hubungan kecemasan dan aktivitas fisik dengan kehidupan seksual pada wanita menopause di kelurahan Sajen
wilayah kerja puskesmas Trucuk I kabupaten Klaten terhadap 81 responden dengan metode survey explanatory dan pendekatan yang digunakan cross sectional
didapatkan hasil mayoritas responden tidak mengalami kecemasan yaitu 98,8 dan sebagian besar responden yaitu 56,8 memiliki aktivitas fisik dengan level sedang
serta responden yang memiliki kehidupan seksual normal sebanyak 74,1. Dari hasil uji korelasi Rank Sperman dapat diketahui bahwa kecemasan yang dialami responden
tidak memiliki hubungan dengan kehidupan seksual responden saat menopause dengan p-value 0,158, dan hasil uji Anova dapat diketahui bahwa aktivitas fisik
responden menyebabkan adanya perbedaan yang bermakna pada kehidupan seksual responden saat menopause dengan p-value 0,044.
2.3.3. Cemas