Hasil uji statistik terhadap hubungan aktivitas fisik dengan aktivitas seksual menunjukkan bahwa ibu dengan aktivitas fisik berat tidak aktif melakukan aktivitas
seksual sebanyak 33 ibu menopause 75,0 dan ibu menopause dengan aktivitas fisik ringan tidak aktif melakukan aktivitas seksual sebanyak 13 ibu menopause
37,0 dan uji statistik Chi-Square diperoleh nilai p0,001 membuktikan bahwa ada hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan aktivitas seksual pada ibu
menopause dan hasil uji dengan regresi logistik ganda juga membuktikan bahwa aktivitas fisik mempengaruhi ibu dalam melakukan aktivitas seksual dengan nilai
Exp B=7,844 dengan 95 CI 2,422 – 25.400 yang artinya ibu menopause dengan aktifitas fisik berat akan memberikan peluang terhadap aktivitas seksual tidak aktif
sebesar 8 kali, hal ini sejalan dengan hasil penelitian Qamariati 2013 di kelurahan Sajen wilayah kerja puskesmas Trujuk I kabupaten Klaten bahwa aktivitas fisik
menyebabkan adanya perbedaan yang bermakna pada kehidupan seksualitasibu pada masa menopause dengan nilai p=0,044.
5.2.3. Cemas
Dari hasil penelitian terhadap 82 ibu menopause didapatkan hasil bahwa ibu yang mengalami cemas sebanyak 36 ibu menopause 43,9 dan yang tidak
mengalami cemas sebanyak 46 ibu menopause 56,1, hal ini menunjukkan bahwa perubahan fisik dan perubahan ogran reproduksi yang berdampak pada perubahan
seksualitas yang dialami oleh ibu membuat ibu mengalami cemas. Hal ini terbukti dari hasil jawaban ibu pada variabel cemas, ada ibu –ibu dengan keluhan berat pada
perubahan fisik seperti payudara mengendor dan vagina sakit serta nyeri karena tidak
Universitas Sumatera Utara
elastis lagi, penurunan gairah seksual hingga frigid, dan malas melakukan hubungan seksual.
Kondisi ini diasumsikan bahwa umur ibu dan lamanya ibu mengalami menopause saat dilakukan penelitian termasuk masih muda dimana ibu baru
mengalami perubahan fisik dan organ reproduksinya sehingga banyak keluhan yang dirasakan oleh ibu dan ibu masih dalam proses adaptasi terhadap proses perubahan
secara keseluruhan dan kondisi ini membuat ibu mengalami cemas, kecemasan timbul karena adanya rasa kekhawatiran dalam menghadapi situasi yang sebelumnya tidak
pernah di khawatirkan,cemas merupakan keadaan yang wajar karena seseorang pasti menginginkan segala sesuatu dalam hidupnya dapat berjalan dengan lancar dan
terhindar dari segala bentuk kegagalan serta sesuai dengan harapannya, untuk sampai pada tahap tersebut perlu proses adaptasi. Pada ibu yang tidak mengalami cemas
banyak dijumpai pada ibu yang telah berumur 60 tahun dimana ibu sudah mengalami proses adaptasi terhadap perubahan yang dialaminya sehingga tidak membuat ibu
cemas. Menurut Phanjoo 2000, 70 disfungsi seksualitas dipengaruhi karena perubahan psikologis seperti cemas.
Hasil tabulasi data menunjukkan bahwa dari 82 ibu menopause yang mengalami cemas sebanyak 36 ibu menopause, dengan aktivitas seksual tidak aktif
sebanyak 29 ibu 80,6 dan yang tidak mengalami cemas sebanyak 46 ibu menopause dengan aktivitas seksual tidak aktif sebanyak 17 ibu 37,0. Hasil uji
statistik Chi Square dengan nilai p0.001 menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara cemas dengan aktivitas seksual ibu menopuase, dan hasil penelitian
Universitas Sumatera Utara
dengan uji regresi logistik ganda dengan nilai Exp B=6,244 dan 95 CI 1.980- 19.689 memberikan arti ibu menopause yang mengalami cemas akan berpeluang
tidak melakukan aktivitas seksual sebesar 6 kali. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Hastuti 2007 di kabupaten Purworejo Yogyakarta terhadap 6698 wanita
lansia terdapat 34,92 yang mengalami kecemasan dan kecemasan meningkatkan resiko untuk tidak melakukan aktivitas seksual 63,24. Berdasarkan uji
multinominal logistik regressional menunjukkan resiko terjadinya disfungsi seksual pada wanita yang mengalami kecemasan berubah 1,5 kali dibandingkan dengan tidak
cemas.
5.2.4. Nilai