4.4. Analisis Multivariat
Analisis multivariat dilakukan untuk melihat variabel mana yang sangat berpengaruh terhadap aktivitas seksual pada ibu menopause. Pada penelitian ini,
variabel bebas yang memenuhi kriteria kemaknaan statistik dengan nilai p0,25, yang dimasukkan ke dalam analisis multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik
berganda yaitu variabel aktivitas fisik, cemas dan nilai. Untuk mendapatkan faktor yang paling mempengaruhi aktivitas seksual ibu menopause di Kecamatan Muara
Dua, maka semua kandidat di uji bersama-sama dengan menggunakan metode Backward Stepwise Wald. Faktor yang dipertimbangkan untuk masuk dalam tiap
seleksi di lihat dengan nilai p 0,05, sehingga akan terlihat variabel yang sangat berpengaruh. Variabel yang terpilih dalam model akhir regresi logistik ganda dapat
dilihat pada tabel 4.18 di bawah ini.
Tabel 4.18. Hasil Analisis Multivariat dengan Regresi Logistik Ganda terhadap Aktivitas Fisik, Cemas dan Nilai dengan Aktivitas Seksual
pada Ibu Menopause di Kecamatan Muara Dua Kota Lhokseumawe Tahun 2014
No Variabel
B Sig
Exp B 95 CI for Exp B
Lower Upper
1. 2.
3. Aktivitas Fisik
Cemas Nilai
Constan 2,060
1.832 1,696
- 7,589 0.001
0,002 0,015
0,001 7,844
6,244 5,433
2.422 1.980
1.390 25.400
19,689 21.393
Berdasarkan tabel 4.18 dapat dilihat hasil analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda terhadap variabel aktivitas fisik, cemas dan nilai, semuanya
berpengaruh terhadap aktivitas seksual ibu menopause karena semua variabel mempunyai nilai signifikan p 0,05. Faktor yang memengaruhi aktivitas seksual ibu
Universitas Sumatera Utara
menopause yaitu aktivitas fisik, cemas dan nilai dimana aktivitas fisik yang berat akan memberikan peluang terhadap aktivitas seksual tidak aktif sebesar 8 kali 95
CI 2,422-25,400, Ibu yang mengalami cemas akan berpeluang tidak melakukan aktivitas seksual sebesar 6 kali 95 CI 1,980-19.689 dan ibu yang menyakini nilai
negatif akan memberikan peluang tidak melakukan aktivitas seksual sebesar 5 kali 95 CI 1,390-21.393.
Untuk melihat variabel yang paling dominan dari ketiga variabel diatas adalah dengan melihat variabel yang mempunyai nilai Exp B yang paling besar yaitu 7,844
dengan 95 CI 2,422-25,400 , maka dapat di simpulkan bahwa aktivitas fisik adalah variabel yang paling dominan yang berpengaruh terhadap aktivitas seksual di
Kecamatan Muara Dua Kota Lhokseumawe tahun 2014. Berdasarkan uji regresi logistik pada tabel 4.19 di atas maka di peroleh
persamaan uji regresi sebagai berikut :
Tabel 4.19. Hasil Probabilitas Variabel Aktivitas Fisik, Cemas dan Nilai terhadap Aktivitas seksual
variabel Prediktor
Probabilitas Persentase
Aktivitas Fisik, Cemas dan nilai
1 0,5058
0,1191 50,58
11,91 Dari tabel 4.19 diatas dapat disimpulkan bahwa ibu dengan aktivitas fisik
berat, cemas dan nilai negatif memberikan peluang tidak melakukan aktivitas seksual sebesar 50,58 dan ibu dengan aktivitas fisik ringan, tidak cemas dan nilai positif
berpeluang tidak melakukan aktivitas seksual sebesar 11,91.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Aktivitas Seksual
Berdasarkan hasil penelitian pada variabel aktivitas seksual pada ibu menopause menunjukkan bahwa dari 82 ibu menopause, yang tidak aktif melakukan
aktivitas seksual sebanyak 46 ibu menopause yaitu 56,1 dan aktif melakukan aktivitas seksual sebanyak 36 ibu yaitu 43,9, hal ini menunjukkan bahwa banyak
ibu-ibu menopause yang tidak melakukan aktifitas seksual, hasil penelitian pada karakteristik ibu menopause juga dapat dilihat bahwa yang tidak melakukan aktivitas
seksual banyak pada ibu-ibu yang usianya diatas 56 tahun. Hasil tabulasi silang untuk umur dengan aktivitas seksual, mayoritas yang tidak aktif aktivitas seksualnya adalah
pada kelompok umur 56 – 60 tahun yaitu sebanyak 25 ibu menopause. Terjadinya penurunan aktivitas seksual pada ibu menopause sangat erat
kaitannya dengan perubahan fisik dan perubahan organ reproduksi pada ibu dimana perubahan ini terjadi karena bertambahnya umur sehingga perubahan-perubahan yang
terjadi pada ibu menopause menjadi penyebab aktif atau tidak aktivitas seksual pada ibu menopause, hal ini sesuai dengan ungkapan Mulyani 2013 bahwa pada wanita
menopause penurunan fungsi seksual sering kali berhubungan dengan perubahan fisik, perubahan psikis dan penurunan fungsi organ reproduksi yang berpengaruh
pada komposisi hormon dalam organ reproduksinya. Perubahan dan penurunan yang terjadi pada wanita menopause terjadi karena faktor bertambahnya usia.
78
Universitas Sumatera Utara