Nilai Faktor-faktor yang Memengaruhi Aktivitas Seksual pada Wanita Menopause 1. Pengetahuan

dengan uji regresi logistik ganda dengan nilai Exp B=6,244 dan 95 CI 1.980- 19.689 memberikan arti ibu menopause yang mengalami cemas akan berpeluang tidak melakukan aktivitas seksual sebesar 6 kali. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Hastuti 2007 di kabupaten Purworejo Yogyakarta terhadap 6698 wanita lansia terdapat 34,92 yang mengalami kecemasan dan kecemasan meningkatkan resiko untuk tidak melakukan aktivitas seksual 63,24. Berdasarkan uji multinominal logistik regressional menunjukkan resiko terjadinya disfungsi seksual pada wanita yang mengalami kecemasan berubah 1,5 kali dibandingkan dengan tidak cemas.

5.2.4. Nilai

Hasil penelitian pada analisis univariat menunjukkan dari 82 ibu menopause terdapat 60 ibu menopuase 73,2 pada kategori positif dan 17 ibu menopuase 26,8 pada kategori negatif. Nilai positif ini menunjukkan bahwa sudah sangat baik pandangan dan nilai di masyarakat wanita Aceh terutama terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada ibu menopause yang berdampak pada perubahan aktivitas seksual pada masa menopause. Dari hasil wawancara pada 5 orang ibu menopuase yang juga sebagai responden saat penelitian mereka mengungkapkan bahwa sebenarnya wanita Aceh itu mempunyai sifat tertutup dan tidak suka membicarakan masalah pribadinya pada orang lain namun dengan pendekatan yang baik dan bersahabat ibu akan mengatakan permasalahan yang dialaminya. Mereka mengungkapkan bahwa masalah seksualitas dalam rumah tangga sangat penting dan pada dasarnya mereka tidak Universitas Sumatera Utara mempermasalahkan tentang seksualitas dalam keluarga. Kebutuhan seksualitas dalam rumah tangga merupakan hak dan kewajiaban suami istri dalam memenuhinya dan nilai keagamaan yang kuat pada wanita Aceh menambah kenyakinan pada masyarakat Aceh terutama ibu menopause untuk tetap memenuhi kebutuhan biologis suami dan menganggap itu merupakan ibadah baginya. Hasil penelitian pada kategori nilai juga ada pada kategori negatif sebanyak 22 ibu menopuase 26,8, kondisi ini juga menunjukkan bahwa ada ibu-ibu yang mempunyai pandangan yang tidak baik pada seksualitas masa menopause, namun hasil jawaban ibu pada variabel nilai tentang aktivitas seksual tidak terlalu jauh beda jumlahnya antara pandangan positif dengan pandangan negatif, hal ini terbukti dari hasil jawaban responden pada 10 kuesioner untuk nilai. Hasil tabulasi silang menunjukkan dari 82 ibu menopause dengan kategori positif yang tidak melakukan aktivitas seksual sebanyak 29 ibu menopuase 48,3 dan kategori negatif yang tidak melakukan aktivitas seksual yaitu 17 ibu menopuase 77,3, walaupun kita lihat dari hasil penelitian untuk variabel pengetahuan mayoritas pengetahuan ibu menopause berada pada kategori baik yaitu 62,2 namun tidak memberikan arti yang bermakna pada aktivitas seksual dimana aktivitas seksual ibu menopause mayoritas juga pada kategori tidak aktif, karena pada dasarnya aktif tidaknya aktivitas seksual pada wanita menopause bukan hanya di sebabkan karena pengetahuan tapi ada faktor lain yang memegaruhinya seperti faktor aktivitas fisik yang dilakukan oleh wanita menopause itu sendiri. Hasil penelitian juga menunjukkan, ibu dengan nilai kategori negatif yang melakukan aktivitas seksual, hal Universitas Sumatera Utara ini membuktikann bahwa ibu yang menyakini nilai keagamaan yang kuat akan tetap melakukan aktivitas seksual dan mengganggap seksualitas itu merupakan hak dan kewajiban suami istri dalam berumah tangga serta memenuhi kebutuhan seksualitas suami itu adalah ibadah. Dari uji statistik dengan Chi Square di peroleh nilai p=0,019 yang artinya ada hubungan yang signifikan antara nilai dengan aktivitas seksual, dan hasil uji regresi logistik berganda dengan nilai Exp B=5,453 95 CI 1,390-21,393, menunjukkan arti bahwa ibu –ibu yang menyakini nilai-nilai negatif memiliki peluang tidak melakukan aktivitas seksual sebesar 5 kali. Hal ini sesuai dengan pendapat Suparto 2006 bahwa penilaian negatif terhadap permasalahan seksual lansia sangat mempengaruhi ibu dalam melakukan aktivitas seksual dan nilai budaya juga menunjukkan bagaimana perilaku seks menjadi bagian dari kehidupan yang ada di masyarakat. Menurut Darmojo dan Martono 2006, faktor yang memengaruhi aktivitas seksual pada wanita menopause adalah faktor internal berupa perubahan dan kemunduran fisik yang berkaitan dengan hormon seks yang memberikan pengaruh pada penurunan seksualitas wanita menopause dan faktor internal berupa kebudayaan yang berkembang dimasyarakat yang menganggap bahwa seksualitas wanita menopause tidak layak lagi dilakukan sehingga memberikan dampak pada penurunan aktivitas seksual. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN