Konsep Kemampuan Membaca Anak Usia Dini Tahapan Membaca Anak Usia Dini

15

B. Perkembangan Kemampuan Membaca

1. Konsep Kemampuan Membaca Anak Usia Dini

Membaca merupakan kegiatan yang melibatkan unsur auditif pendengaran dan visual pengamatan. Kemampuan membaca dimulai ketika anak senang mengeksplorasi buku dengan cara memegang atau membolak-balik buku. Darmiyati Zuchdi dan Budiasih 2002: 57 menyatakan bahwa membaca permulaan akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan membaca lanjut. Hal tersebut menjadikan perhatian para guru anak usia dini untuk menstimulasi anak didik agar siap mencapai tahap kemampuan membaca. Burhan Nurgiyantoro 2010: 391 menambahkan bahwa kemampuan membaca anak adalah sebagai berikut: kelancaran pengungkapan, ketepatan struktur kalimat, dan kebermaknaan penuturan. Dapat disimpulkan bahwa konsep kemampuan membaca anak usia dini adalah sebagai kegiatan membaca permulaan untuk siap membaca lanjut. Anak usia dini disiapkan untuk mencapai kemampuan membaca sesuai dengan usia perkembangan anak. Konsep membaca anak usia dini dijadikan sebagai pedoman agar pembelajaran sesuai dengan karakteristik anak.

2. Tahapan Membaca Anak Usia Dini

Perkembangan kemampuan membaca pada anak secara khusus berlangsung dalam beberapa tahapan. Setiap tahap dari kemampuan membaca memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Nurbiana Dhieni, dkk., 2009: 5.12-5.13 mengungkapkan bahwa tahapan kemampuan membaca anak usia 4-6 tahun berlangsung dalam lima tahap, yakni: 1 thap fantasi magical stage , 2 tahap pembentukan konsep diri self concept stage , 3 tahap gemar membaca, 4 tahap pengenalan membaca, serta 5 tahap membaca lancar. 16 Setiap tahapan perkembangan membaca memiliki cirri-ciri tertentu yang membedakan. Berikut merupakan deskripsi dari setiap tahapan membaca pada anak usia dini atau anak usia 4-6 tahun. a. Tahap Fantasi Magical Stage Pada tahap ini, anak mulai belajar menggunakan buku, dia berpikir bahwa buku itu penting, membolak-balik buku dan kadang-kadang anak membawa buku kesukaannya. Pada tahap pertama ini, orangtua atau guru harus menunjukkan model atau contoh tentang perlunya membaca, membacakan sesuatu pada anak, dan membicarakan buku dengan anak. b. Tahap Pembentukan Konsep Diri Self Concept Stage Anak memandang dirinya sebagai pembaca, dan mulai melibatkan diri dalam kegiatan membaca, pura-pura membaca buku, memberi makna pada gambar atau pengalaman sebelumnya dengan buku, dan menggunakan bahasa buku meskipun tidak cocok dengan tulisan. Pada tahap kedua ini, orangtua atau guru harus memberikan rangsangan dengan membacakan sesuatu pada anak. Orangtua atau guru hendaknya memberikan akses pada buku-buku yang diketahui anak-anak dan melibatkan anak membacakan berbagai buku. c. Tahap Membaca Gambar Bridging Reading Stage Pada tahap ini, anak menjadi sadar pada cetakan yang tampak serta dapat menemukan kata yang sudah dikenal, dapat mengungkapkan kata-kata yang memiliki makna dengan dirinya, dapat mengulang kembali cerita yang tertulis, dapat mengenal cetakan kata dari puisi atau lagu yang dikenalnya, serta sudah mengenal abjad. Pada tahap ketiga ini, orangtua dan guru membacakan sesuatu 17 pada anak-anak, menghadirkan berbagai kosa kata pada lagu dan puisi, serta memberikan kesempatan menulis sesering mungkin. d. Tahap Pengenalan Bacaan Take-Off Reader Stage Anak mulai menggunakan tiga sistem isyarat gra phoponic, semantic, dan syntactic secara bersama-sama. Anak tertarik pada bacaan, mulai mengingat kembali cetakan sesuai konteks, berusaha mengenal tanda-tanda pada lingkungan, serta membaca berbagai tanda seperti kotak susu, pasta gigi, atau papan iklan. Pada tahap keempat ini, orangtua dan guru masih tetap membacakan sesuatu untuk anak-anak sehingga mendorong anak membaca sesuatu pada berbagai situasi. Orangtua dan guru jangan memaksa anak membaca huruf secara sempurna. e. Tahap Membaca Lancar Independent Reader Stage Pada tahap ini, anak dapat membaca berbagai jenis buku yang berbeda secara bebas. Menyusun pengertian dari tanda, pengalaman dan isyarat yang dikenalnya, dan dapat membuat perkiraan bahan-bahan bacaan. Bahan-bahan yang berhubungan secara langsung dengan pengalaman anak semakin mudah dibaca. Pada tahap kelima ini, orangtua dan guru masih tetap perlu membacakan berbagai jenis buku pada anak. Tindakan ini akan mendorong agar dapat memperbaiki bacaannya. Membantu menyeleksi bahan-bahan bacaan yang sesuai serta membelajarkan cerita yang berstruktur. Untuk memberikan rangsangan positif terhadap munculnya berbagai potensi keberbahasaan anak di atas, maka variasi permainan dan media memegang peranan penting. Lingkungan, termasuk di dalamnya peranan orangtua dan guru, seharusnya menciptakan berbagai 18 aktivitas bermain sederhana yang memberikan arah dan bimbingan agar berbagai potensi yang tampak akan tumbuh berkembang secara optimal. Pendapat lain disampaikan oleh Goodchild 2004: 21-30 mengenai enam kategori dalam tahap perkembangan membaca, antara lain: a. Bayi 0 -15 bulan Kelompok usia ini menyukai buku yang dipenuhi dengan gambar-gambar yang jelas dan besar. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bayi lebih senang dengan gambar hitam dan putih, namun itu hanya dalam beberapa bulan pertama. Setelah itu mereka lebih menyukai buku yang berwarna-warni. b. Batita 13 bulan-3 tahun Anak-anak usia ini senang mempunyai buku yang dapat disentuh dan dirasakan. Mereka senang jika mampu membolak- balik halaman dan “membaca” buku sendiri pada saat tenang. Mereka sudah mulai mempelajari bahwa cerita mempunyai awal dan akhir. Mereka senang mendengarkan dan berperan serta dalam sajak anak-anak dan lagu anak-anak. c. Prasekolah 2, 5- 5 tahun Pada tahap ini imajinasi anak mulai berkembang dan maju. Tahap prasekolah atau anak usia dini. Usia TK menjadi salah satu kategori pada tahap ini. Mereka mulai mampu mengurutkan cerita-cerita sederhana dengan benar. Mereka juga mempelajari aneka pelajaran penting tentang susunan buku, misalnya membaca buku dari kiri ke kanan atau mengetahui cara membuka-buka buku. 19 d. Pembaca Pemula 4-6 tahun Pada usia ini anak-anak menjadi bersemangat untuk mulai mengartikan kata-kata dan kalimat-kalimat yang mereka lihat. Beberapa tahap pada kategori ini adalah sebagai berikut: 1 Pengenalan kata. Anak-anak mulai mengenal jenis kata yang lebih banyak. Mereka mulai berusaha menuliskan kata-kata dan meminta petunjuk bagaimana cara menuliskan kata. Kemudian mereka mengenal bunyi yang berkaitan dengan kata yang mereka tulis dan menyuarakan kata itu perlahan untuk mendengarkan bunyinya. 2 Kepercayaan diri yang melambung. Pada masa inilah anak-anak menjadi lebih percaya diri dalam mengambil risiko. Saat mereka membaca sendiri, mereka menggunakan jari-jari untuk menuntun pembacaan. Anak mulai mengenali keluarga kata anjing, kucing, anting dan membuat kaitan sehingga kata-kata ini menjadi sajak. 3 Membaca tanpa bersuara. Perkembangan membaca menurut Chall dalam Santrock, 2007: 363-365, ada lima tahapan menurut rentang usia atau tingkat kelas. Deskripsi tahapan perkembangan membaca antara lain sebagai berikut: a. Tahapan 0 Rentang usia atau tingkatan kelas mulai dari lahir sampai dengan kelas I. Anak-anak menguasai persyaratan-persyaratan membaca. Banyak anak mempelajari gerak membaca kiri-kanan dan tatanan membaca, bagaimana mengidentifikasi huruf-huruf dan alfabet, serta bagaimana menulis nama mereka. 20 Banyak anak yang belajar membaca kata-kata yang muncul di rambu-rambu jalan. Anak-anak masa kini banyak yang mempunyai kemampuan membaca lebih dini daripada anak-anak masa lampau karena acara-acara televisi dan dari program prasekolah atau TK. b. Tahapan 1 Rentang usia atau tingkatan kelas pada tahapan ini dari kelas I sampai II. Pada tingkat ini, anak mulai belajar membaca. Dengan melakukannnya, mereka juga memperoleh kemampuan membunyikan kata-kata menerjemahkan huruf- huruf menjadi bunyi dan menyampur bunyi menjadi kata-kata. Mereka juga melengkapi pembelajaran mereka dengan nama-nama dan bunyi-bunyi huruf. c. Tahapan 2 Rentang usia atau tingkatan kelas pada tahapan ini dari kelas II dan III. Ciri ciri dari tahap ini anak menjadi lancar dalam mengulang tiap-tiap kata dan keahlian membaca yang lain. Akan tetapi, pada tahapan ini membaca belum digunakan secara efektif dalam pembelajaran. Tuntutan membaca akan menguras stamina anak-anak pada tahapan ini sehingga mereka umumnya kelelahan sebelum mampu menyerap intisari bacaan. d. Tahapan 3 Rentang usia atau tingkatan kelas pada tahapan ini dari kelas 4 hingga 8. Pada tingkat 4 hingga 8, anak menjadi lebih mampu memperoleh informasi dari media cetak. Dengan kata lain mereka membaca untuk belajar. Mereka masih mengalami kesulitan memahami informasi yang ditampilkan dari beragam sudut 21 pandang dalam satu cerita. Ketika anak tidak belajar membaca, anak cenderung mengalami kesulitan serius dalam berbagai mata pelajaran. e. Tahapan 4 Rentang usia atau tingkatan kelas pada tahapan ini berada saat sekolah menengah atas. Banyak siswa menjadi pembaca-pembaca yang sangat kompeten. Mereka mengembangkan kemampuan untuk memahami materi yang ditampilkan dari berbagai sudut pandang. Hal ini memampukan mereka mereduksikan literatur, sejarah, ekonomi, dan politik yang terkadang seperti seorang ahli. Berdasarkan beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca pada anak usia dini memiliki beberapa tahap. Tahapan membaca anak usia dini dipengaruhi oleh rentang usia dan tingkatan kelas. Setiap tahapan memiliki karakteristik yang berbeda-beda.

C. Membaca Permulaan

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA FLASH CARD PADA ANAK KELOMPOK B Implementasi Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Media Flash Card Pada Anak Kelompok B di TK Al-Islam 10 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016.

0 4 15

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA GAMBAR PADA TK KELOMPOK B Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media Gambar Pada TK Kelompok B TK RA AL – Islam Donoyudan Kalijambe Sragen Tahun Ajaran 2013/2014.

0 2 15

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA GAMBAR PADA TK KELOMPOK B Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media Gambar Pada TK Kelompok B TK RA AL – Islam Donoyudan Kalijambe Sragen Tahun Ajaran 2013/2014.

0 2 11

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE SINTESA PADA ANAK KELOMPOK B TK Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Metode Sintesa Pada Anak Kelompok B TK Jatirejo Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar Tahun 2012-2013.

0 1 14

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN METODE BERCERITA GAMBAR SERI DI TK Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Dengan Metode Bercerita Gambar Seri Di Tk Desa Kuto 01 Kelompok B Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar Tahun 2011/2012.

0 1 16

PENDAHULUAN Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Dengan Metode Bercerita Gambar Seri Di Tk Desa Kuto 01 Kelompok B Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar Tahun 2011/2012.

0 2 9

KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TK KELOMPOK B DI GUGUS 1 KECAMATAN SEYEGAN SLEMAN YOGYAKARTA.

1 8 191

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES PADA SISWA KELAS III DI SEKOLAH DASAR JOGJA GREEN SCHOOL TRIHANGGO GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA.

0 1 440

KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TK KELOMPOK B DI GUGUS SIDOMUKTI MANTRIJERON YOGYAKARTA.

1 2 118

KREATIVITAS ANAK USIA TK PADA PEMBELAJARAN DI SANGGAR ANAK ALAM DAN JOGJA GREEN SCHOOL YOGYAKARTA.

0 0 154