21 pandang  dalam  satu  cerita.  Ketika  anak  tidak  belajar  membaca,  anak  cenderung
mengalami kesulitan serius dalam berbagai mata pelajaran. e.
Tahapan 4 Rentang  usia  atau  tingkatan  kelas  pada  tahapan  ini  berada  saat  sekolah
menengah atas. Banyak siswa menjadi pembaca-pembaca yang sangat kompeten. Mereka mengembangkan kemampuan untuk memahami materi yang ditampilkan
dari  berbagai  sudut  pandang.  Hal  ini  memampukan  mereka  mereduksikan literatur, sejarah, ekonomi, dan politik yang terkadang seperti seorang ahli.
Berdasarkan  beberapa teori di atas dapat disimpulkan  bahwa kemampuan membaca  pada  anak  usia  dini  memiliki  beberapa  tahap.  Tahapan  membaca  anak
usia  dini  dipengaruhi  oleh  rentang  usia  dan  tingkatan  kelas.  Setiap  tahapan memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
C. Membaca Permulaan
Membaca  dapat  pula  diartikan  sebagai  suatu  metode  yang  digunakan untuk  berkomunikasi  dengan  diri  sendiri  dan  kadang-kadang  dengan  orang  lain.
Membaca  adalah  suatu  kemampuan  untuk  melihat  lambang-lambang  tertulis melalui  fonik  suatu  metode  pengajaran  membaca,  ucapan,  ejaan  berdasarkan
interpretasi  fonetik terhadap ejaan  biasa  menjadimenuju  membaca  lisan Henry Tarigan, 1989: 8.
Kridalaksana  dalam  Nurbiana  Dhieni,  dkk.,  2009:  5.5,  mengemukakan bahwa  ”membaca  pada  anak  usia  dini  adalah  keterampilan  membaca  dan
memahami  tulisan  dalam  bentuk  urutan  lambang-lambang  grafis  dan
22 perubahannya  me
njadi  wicara  bermakna”.  Farida  Rahim  2006:  3  berpendapat bahwa  membaca  untuk  anak  merupakan  kegiatan  yang  melibatkan  unsur  auditif
pendengaran  dan  visual  pengamatan.  Kemampuan  membaca  dimulai  ketika anak  senang  mengeksplorasi  buku  dengan  cara  memegang  atau  membolak-balik
buku. Kegemaran  membaca  harus dikembangkan  sejak usia dini. Sejalan dengan pendapat  ini,  Montessori  dalam  Hainstock,  2002:  103  juga  mengemukakan
bahwa pada usia 4-5 tahun anak sudah bisa diajarkan membaca dan menulis. Hal ini  diperkuat  lagi  oleh  Sobol  2003:  26  bahwa  anak  yang  memiliki  kesiapan
membaca di TK akan lebih percaya diri dan penuh kegembiraan. Dari beberapa pendapat teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa anak usia
TK  memiliki  potensi  untuk  menjadi  pembaca  yang  baik.  Tahap  perkembangan yang  memungkinkan  mereka  mengerti  simbol-simbol  dalam  bahasa  memberi
kesempatan untuk cepat belajar dan mengasah ketajaman berpikir. Selain itu, anak sebagai  pembaca  awal  umumnya  memiliki  kesadaran  fonemis  yang  cukup  baik
dan sangat berguna dalam proses membaca. Dengan demikian, adanya pemilihan metode  yang  tepat  memungkinkan  anak  dapat  belajar  membaca  dengan  efektif,
memanfaatkan  segala  potensinya  dan  merasa  nyaman  dalam  belajar  yang memperhatikan kebutuhan belajar mereka.
Masri  Sareb  2008:  4-5  mengungkapkan  bahwa  membaca  permulaan menekankan pengkondisian siswa untuk masuk dan mengenal bahan bacaan. Pada
masa  ini  belum  sampai  pada  pemahaman  yang  mendalam  akan  materi  bacaan, apalagi  dituntut  untuk  menguasai  materi  secara  menyeluruh,  lalu  menyampaikan
hasil pemerolehan dari membaca. Pada masa prasekolah, anak dipersiapkan untuk
23 mulai  belajar  membaca  permulaan.  Anak  tidak  mempunyai  beban  atau  tuntutan
untuk bisa membaca, tetapi disiapkan untuk membaca. Steinberg dalam Ahmad Susanto, 2011: 83 menyatakan bahwa membaca
permulaan  adalah  membaca  yang  diajarkan  secara  terprogram  kepada  anak prasekolah. Program  ini  merupakan  kegiatan  harian  yang  mengajarkan perkataan
secara  utuh  dan  bermakna  dalam  kehidupan  anak.  Bahan-bahan  yang  diberikan melalui  permainan  dan  kegiatan  yang  menarik  sebagai  perantara  pembelajaran.
Sejalan dengan pendapat tersebut Anderson dalam Nurbiana Dhieni, dkk., 2009: 5.5 mengungkapkan bahwa membaca permulaan adalah membaca yang diajarkan
secara  terpadu,  yang  menitikberatkan  pada  pengenalan  huruf  dan  kata,  serta menghubungkannya dengan bunyi.
Darmiyati  Zuchdi  dan  Budiasih  1996:  50  mengungkapkan  bahwa membaca permulaan diberikan secara bertahap, yakni pramembaca dan membaca.
Pada  tahap  pramembaca,  anak  diajarkan:  1  sikap  duduk  yang  baik  pada  waktu membaca;  2  cara  meletakkan  buku  di  meja;  3  cara  memegang  buku;  4  cara
membuka    dan  membalik  halaman  buku;  dan  5  melihat  dan  memperhatikan tulisan.  Pembelajaran  membaca  permulaan  difokuskan  pada  aspek-aspek  yang
bersifat  teknis  seperti  ketepatan  menyuarakan  tulisan,  lafal,  dan  intonasi  yang wajar, serta kelancaran dan kejelasan suara.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan membaca permulaan adalah membaca yang dilaksanakan di TK yang dilakukan secara terprogram dengan dua
tahapan  yaitu  pramembaca  dan  membaca.  Program  kegiatan  dimulai  dengan mengenalkan  huruf-huruf  dan  lambang-lambang  tulisan  yang  menitikberatkan
24 pada aspek ketepatan menyuarakan tulisan, lafal, dan  intonasi yang  wajar, serta
kelancaran  dan  kejelasan  suara.  Membaca  permulaan  pada  anak  usia  TK melibatkan unsur auditif pendengaran dan visual pengamatan.
D. Pembelajaran Membaca Permulaan