Pecandu Ganja TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pecandu Ganja

Pecandu narkotika adalah orang yang menggunakan atau menyalahgunakan narkotika dan dalam keadaan ketergantungan pada narkotika, baik secara fisik maupun psikis seperti yang tertulis dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1997. 3 Ganja rata-rata dikonsumsi sebanyak 150–200 mg atau 5–7 linting ganja per hari. Pola konsumsi ganja secara teratur dapat meningkatkan kecenderungan seseorang untuk mengalami ketergantungan. Seseorang dikatakan ketergantungan dengan ganja atau zat tertentu apabila telah memiliki minimal tiga kriteria Diagnostic and Statical Manual of Mental Disorder-IV DSM-IV yang dikeluarkan oleh American Psychiatric Association pada tahun 1994, yaitu: 1. Toleransi, yaitu terjadi peningkatan kebutuhan dosis dari ganja yang dikonsumsi agar mendapatkan efek yang diinginkan atau akan terjadi penurunan efek ganja apabila digunakan terus-menerus dengan dosis yang sama. 2. Ketagihan, yaitu terjadi sindrom ketagihan pada ganja dan dengan penarikan ganja dapat mengurangi simtom-simtom ketagihan pada seseorang. 3. Ganja biasanya dikonsumsi dengan jumlah yang lebih banyak dalam jangka waktu yang lebih lama. 4. Terdapat keinginan yang persisten untuk mendapatkan ganja atau gagalnya upaya untuk mengurangi dan berhenti mengonsumsi ganja. 5. Dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan ganja, menggunakan ganja dan berhenti mengonsumsi ganja. 6. Berkurangnya kemampuan seseorang dalam menjalankan kehidupan sosial, bekerja dan aktivitas lainnya akibat efek dari ganja. 7. Tetap mengonsumsi ganja walaupun telah mengetahui efek samping ganja terhadap kesehatan fisik dan psikologisnya dan kemungkinan terjadinya eksaserbasi dalam mengonsumsi ganja. 1,30 Salah satu cara agar pecandu ganja berhenti mengonsumsi ganja yaitu dengan proses rehabilitasi. Menurut UURI No. 35 tahun 2009, terdapat dua jenis rehabilitasi, yaitu rehabilitasi medis, yang merupakan suatu proses kegiatan pengobatan secara terpadu untuk membebaskan pecandu dari ketergantungan Narkotika dan rehabilitasi sosial, yang merupakan suatu proses kegiatan pemulihan secara terpadu, baik fisik, mental maupun sosial, agar bekas pecandu ganja dapat kembali melaksanakan fungsi sosial dalam kehidupan masyarakat. 3 Dapat dikatakan bahwa pecandu ganja yang menjalani masa rehabilitasi merupakan orang yang telah berhenti mengonsumsi ganja dan tidak menunjukkan tanda-tanda ketergantungan. 1 Akan tetapi, pecandu ganja yang telah berhenti mengonsumsi ganja masih dapat mengalami defisit fungsi fisiologis dan psikologis akibat riwayat konsumsi ganja sebelumnya. Keparahan defisit fungsi fisiologis dan psikologis bergantung pada usia ketika mengonsumsi ganja, lamanya mengonsumsi ganja, dan jumlah ganja yang digunakan. 14

2.2 Ganja