dari 4 bulan yang masih memiliki efek dalam menyebabkan penurunan volume saliva stimulasi. Hal ini dapat terjadi karena kandungan THC dalam ganja bersifat lipofilik
sehingga eliminasi THC dari dalam tubuh berlangsung cukup kompleks dan membutuhkan waktu yang cukup lama. THC berakumulasi di jaringan adiposa selama
lima sampai tujuh hari dan secara perlahan dikeluarkan lagi ke tubuh. THC diekskresikan 25 melalui urin dan 65 ke dalam usus untuk di reabsorbsi sehingga
efek samping dari THC dapat bertahan lebih lama.
9
Kerusakan yang terjadi pada sistem saraf, saluran kelenjar saliva submandibula dan sel-sel asini kelenjar saliva
submandibula yang dapat mempengaruhi terjadinya penurunan volume saliva stimulasi pada pecandu ganja dapat terjadi terus menerus apabila pecandu ganja selalu
mengonsumsi ganja.
1,7,10,21,29
Dan kerusakan tersebut dapat bertahan bahkan setelah pecandu ganja berhenti mengonsumsi ganja. Lamanya perbaikan yang terjadi pada
kerusakan tersebut bergantung pada usia ketika mengonsumsi ganja, lamanya mengonsumsi ganja, dan jumlah ganja yang digunakan.
14
5.3 Hubungan Mengonsumsi Ganja Dengan pH Saliva Yang Distimulasi
Pada pecandu ganja, dapat terjadi penurunan pH saliva akibat asap hasil
pembakaran ganja. Asap pembakaran rokok atau ganja yang terdiri dari karbondioksida juga dapat menurunkan pH saliva dengan cara berikatan dengan kandungan air pada
saliva, mengeluarkan ion hidrogen dan membentuk asam.
25,26
Berdasarkan hasil uji statistik T tidak berpasangan tabel 2 dapat diketahui bahwa tidak ada perbedaan yang
signifikan p0,05 antara pH saliva stimulasi pada kelompok kontrol dan kelompok pecandu ganja. Ini berarti tidak ada hubungan antara mengonsumsi ganja dengan
penurunan pH saliva stimulasi dimana pH saliva stimulasi kelompok pecandu ganja yaitu 7,530.
Hasil pada penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Ravenel MC., dkk 2012 terhadap pecandu methamphetamine di Amerika dimana terlihat tidak
ada perbedaan yang signifikan antara pH saliva stimulasi pada kelompok yang memiliki riwayat mengonsumsi methamphetamine dengan kelompok kontrol, 12 orang
pecandu ganja dari total 14 subjek memiliki pH saliva stimulasi kategori normal
dengan rentang 6,8-7,8. dan dengan penelitian pada penelitian Woyceichoski IEC., dkk 2011 bahwa pH pada pecandu kokain dalam masa rehabilitasi yaitu 7,11 dengan
standar deviasi 0,212.
19,43
Hasil penelitian ini tabel 2 juga menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara mengonsumsi ganja dengan penurunan pH saliva stimulasi pada
pecandu ganja. Dapat dikatakan bahwa penurunan pH yang terjadi pada pecandu ganja merupakan efek akut ketika menghisap ganja. Dimana ketika menghisap ganja, asap
pembakaran rokok atau ganja yang terdiri dari karbondioksida juga dapat menurunkan pH saliva dengan cara berikatan dengan kandungan air pada saliva, mengeluarkan ion
hidrogen dan membentuk asam.
25,26
Pada penelitian ini para pecandu ganja sudah tidak lagi mengonsumsi ganja. Tidak terjadinya penurunan pH saliva stimulasi dapat
disebabkan oleh sifat pH yang sangat mudah berubah dan antara lain dapat dipengaruhi oleh
irama cyrcadian dan diet. Melalui Stephen Curve diketahui bahwa pH saliva akan
turun sesaat setelah mengonsumsi makanan ataupun minuman dan akan kembali ke nilai normal setelah 30-60 menit setelahnya tergantung pada kualitas saliva dan
kandungan makanan atau minuman tersebut.
25-27
Dalam penelitian ini diketahui juga, selama menjalani masa rehabilitasi, pecandu ganja jarang mengonsumsi makanan atau
minuman bersifat asam yang dapat menurunkan pH saliva dan lebih sering mengonsumsi
air putih atau air mineral 83,3 dan rata-rata mengonsumi 6 gelas air putih per hari 30 yang berfungsi dalam menetralkan pH saliva.
25-27
5.3.1 Hubungan Frekuensi, Durasi dan Lamanya Berhenti Mengonsumsi Ganja Dengan pH Saliva Yang Distimulasi
Berdasarkan hasil uji Oneway Anova tabel 3 mengenai hubungan frekuensi mengonsumsi ganja dengan pH saliva stimulasi antara kelompok pecandu ganja dan
kelompok kontrol menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan p0,05 pada pH saliva stimulasi antara kelompok mantan pecandu ganja dengan kelompok
tanpa riwayat mengonsumsi ganja kontrol. Berdasarkan hasil uji Oneway Anova tabel 4 mengenai hubungan durasi
mengonsumsi ganja dengan pH saliva stimulasi antara kelompok pecandu ganja dan kelompok kontrol menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pH saliva stimulasi yang
signifikan p0,05 antara kelompok mantan pecandu ganja dengan kelompok tanpa riwayat mengonsumsi ganja kontrol.
Berdasarkan hasil uji Oneway Anova tabel 5 mengenai hubungan lamanya berhenti mengonsumsi ganja dengan pH saliva stimulasi antara kelompok pecandu
ganja dan kelompok kontrol menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pH saliva stimulasi yang signifikan p0,05 antara kelompok mantan pecandu ganja dengan
kelompok tanpa riwayat mengonsumsi ganja kontrol. Pada penelitian ini didapatkan setiap kelompok subjek memiliki rerata nilai pH
dalam batas normal, yaitu 6,8-7,8.
43
Hal ini menunjukkan bahwa setelah berhenti mengonsumsi ganja, efek penurunan pH akibat asap pembakaran ganja tidak bertahan
lama dan hal ini tidak dipengaruhi oleh frekuensi, durasi dan lamanya berhenti mengosumsi ganja.
5.4 Hubungan Mengonsumsi Ganja Dengan Kadar Ion Kalsium Saliva Yang Distimulasi