antara 400 sd 1.700 m di atas permukaan laut, sementara Kecamatan Parbuluan adalah daerah tertinggi di Kabupaten Dairi yang sebagian besar tanahnya berupa bukit-bukit dengan
kemiringan bervariasi sehingga terjadi iklim hujan sub tropis BPS Kabupaten Dairi. Data tersebut sangat mendukung Kecamatan Parbuluan untuk pengembangan pertanian tanaman
muda dan tanaman bersuhu rendah lainnya.
Komoditas unggulan adalah komoditas andalan yang paling menguntungkan untuk diusahakan atau dikembangkan pada suatu daerah Depkimpraswil, 2003. Keunggulan
komperatif bagi suatu komoditi bagi suatu negara atau daerah adalah bahwa komoditi itu lebih unggul secara relatif dengan komoditi lain di daerahnya. Pengertian unggul dalam hal
ini adalah dalam bentuk perbandingan dan bukan dalam bentuk nilai tambah riil. Keunggulan komperatif adalah suatu kegiatan ekonomi yang secara perbandingan lebih menguntungkan
bagi pengembangan daerah Tarigan, 2001.
Setelah melakukan wawancara kepada dinas pertanian setempat, penulis merumuskan bahwa kriteria-kriteria yang berpengaruh dalam penentuan komoditas unggulan pertanian
Kecamatan Parbuluan adalah sumber daya manusia, program pemerintah, biaya penanamanperawatan, ketahanan terhadap cuacapenyakit, usia produktifitas, kuantitas hasil
panen, harga jual dan permintaan pasar. Salah satu maksud penerapan metode AHP dalam penentuan komoditas unggulan pertanian ini adalah agar pengembangan komoditas yang
secara berulang dikerjakan petani lebih banyak pada salah satu jenis tanaman yang lebih unggul.
1.2 Perumusan Masalah
Adapun permasalahan yang timbul dari latar belakang adalah bagaimana menerapkan metode Analytical Hierarchy Process AHP dalam penentuan komoditas unggulan pertanian di
Kecamatan Parbuluan.
Universitas Sumatera Utara
1.3 Batasan Masalah
Untuk menghindari terlalu meluasnya masalah dalam pengambilan kesimpulan pada penelitian ini maka permasalahan dibatasi sebagai berikut:
1. Penelitian difokuskan di daerah Kecamatan Parbuluan
2. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data
dari nara sumber berupa wawancara atau pengisian angket, sedangkan data sekunder dari dinas pertanian setempat
3. Jenis komoditas yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah komoditas yang
luas lahannya lebih dari 300 Ha dikembangkan petani Kecamatan Parbuluan. Tanaman yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah
a. Kentang
b. Kubis
c. Cabe
d. Tomat
e. Ubi jalar
f. Kopi
g. Jeruk
4. Metode analisis yang digunakan adalah metode Analytical Hierarchy Process AHP.
5. Pengelolaan data sesuai perhitungan metode AHP
1.4 Tinjauan Pustaka
Thomas Lorie Saaty 1987 menyatakan bahwa AHP merupakan suatu teori pengukuran yang digunakan untuk menderivasikan skala rasio baik dari perbandingan-perbandingan
berpasangan diskrit maupun kontinu. Diperlukan suatu hirarki dalam menggunakan AHP untuk mendefinisikan masalah dan perbandingan berpasangan untuk menentukan hubungan
dalam struktur tersebut. Struktur hirarki digambarkan dalam suatu diagram pohon yang berisi goal tujuan masalah yang akan dicari solusinya, kriteria, subkriteria dan alternatif. Thomas
Lorie Saaty 1993 menguraikan metode AHP yang dilakukan dengan cara memodelkan
permasalahan secara bertingkat yang terdiri dari kriteria dan alternatif.
Universitas Sumatera Utara
Kardi Teknomo, Hendro Siswanto dan Sebastianus Ari Yudhanto 2005 menguraikan tentang penggunaan AHP yang dimulai dengan membuat struktur hirarki atau jaringan dari
permasalahan yang ingin diteliti. Di dalam hirarki terdapat tujuan utama, kriteria-kriteria, subkriteria-subkriteria dan alternatif-alternatif yang akan dibahas. Perbandingan berpasangan
dipergunakan untuk membentuk hubungan di dalam struktur. Hasil dari perbandingan berpasangan ini akan membentuk matriks di mana skala rasio diturunkan dalam bentuk eigen
vector utama atau fungsi-eigen. Matriks tersebut berciri positif dan berbalikan, yakni
. Siti Latifah 2005 menjelaskan tentang keputusan dan prinsip-prinsip AHP yang
terdiri dari : Decomposition, Comporative Judgment, Synthesis of Priority, Local Consistency.
Tarigan 2001 menjelaskan tentang komoditas unggulan pertanian bahwa keunggulan komperatif suatu komoditi bagi suatu negara atau daerah adalah bahwa komoditi itu lebih
unggul secara relatif dengan komoditi lain di daerahnya. Pengertian unggul dalam hal ini adalah dalam bentuk perbandingan dan bukan dalam bentuk nilai tambah riil. Keunggulan
komperatif adalah suatu kegiatan ekonomi yang secara perbandingan lebih menguntungkan
bagi pengembangan daerah. Kustanto 1999 menjabarkan penentuan komoditas unggulan
pertanian didasarkan pada kriteria- kriteria sebagai berikut: 1.
Ketersediaan pasokan bahan baku secara kontinu 2.
Nilai ekonomis bahan baku 3.
Keterkaitan dengan pendapatan petani 4.
Mempunyai kesempatan adanya diversifikasi produk 5.
Penyebaran lokasi 6.
Kemungkinan intensifikasi dan ekstensifikasi 7.
Kebijakan pemerintah.
J. Supranto 1992 menguraikan tentang cara-cara pengambilan teknik sampling
dalam melakukan survei dan eksperimen. Di dalam setiap pembahasan akan ditekankan pada cara penarikan sampel, cara pembuatan perkiraan tanggal dan interval, data rata-rata, jumlah
total, proporsi dan banyaknya elemen objek populasi yang mempunyai karakterisktik tertentu yang perlu diamati, cara perhitungan kesalahan sampling sampling error sebagai
ukuran tingkat ketelitian, dan yang paling penting lagi ialah bagaimana cara menentukan besarnya sampel, artinya berapa persen sampel harus ditarik dari populasi.
Universitas Sumatera Utara
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk menerapkan metode Analytical Hierarchy Process AHP dalam kasus penentuan komoditas unggulan pertanian, serta menentukan komoditas
unggulan pertanian Kecamatan Parbuluan yang lebih tepat untuk dibudidayakan.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah : 1.
Hasil dari penelitian dapat menjadi bahan masukan dalam pengambilan keputusan bagi petani Kecamatan Parbuluan dalam memilih komoditas pertanian yang akan
dibudidayakan 2.
Penelitian ini juga bermanfaat dalam pengembangan ilmu, khususnya dalam bidang pengambilan keputusan.
1.7 Metodologi Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian studi kasus dengan menggunakan data sekunder dan data primer yang disusun dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Melakukan studi dari jurnal, buku, dan artikel di internet yang berhubungan dengan
metode Analytical Hierarchy Process AHP dan komoditas unggulan pertanian 2.
Menjelaskan tentang penyelesaian penentuan komoditas unggulan pertanian dengan menggunakan metode AHP
3. Menentukan kriteria dan alternatif perangkingan komoditas unggulan pertanian
Kecamatan Parbuluan
4. Mengumpulkan data yang dibutuhkan yaitu data primer berupa pengisian angket,
kemudian data sekunder dari dinas pertanian setempat
5. Mengolah input dengan metode AHP serta memperoleh output
6. Menentukan komoditas unggulan dari output yang didapat dengan menggunakan
metode AHP 7.
Membuat kesimpulan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Analytical Hierrchy Process AHP