Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I

72 tindakan dengan menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dalam pembelajaran IPA dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi belajar IPA siswa.

4. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan dengan alokasi waktu masing-masing pertemuan yaitu dua jam pelajaran.

a. Perencanaan Tindakan Siklus I

Tahap perencanaan pada siklus I adalah sebagai berikut: 1 Menentukan waktu penelitian. 2 Menentukan SK dan KD yang akan digunakan dalam penelitian. 3 Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP sesuai SK dan KD dengan menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning. 4 Mempersiapkan media yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. 5 Mempersiapkan lembar observasi aktivitas guru dan siswa dalam penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning. 6 Menyusun soal tes yang akan diberikan pada akhir siklus I. 7 Menjelaskan kepada guru kelas III mengenai langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning. 73

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Pada pelaksanaan tindakan, guru menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dalam pembelajaran IPA dengan berpedoman pada RPP. Adapun SK yang digunakan pada siklus I adalah memahami ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup serta hal-hal yang mempengaruhi perubahan pada makhluk hidup. Sedangkan KD yang digunakan adalah mendeskripsikan perubahan yang terjadi pada makhluk hidup dan hal-hal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak makanan, kesehatan, rekreasi, istirahat dan olahraga. Materi pokok pada siklus I adalah pertumbuhan pada makhluk hidup. 1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pertemuan I Pertemuan pertama siklus I dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 18 September 2015 dengan alokasi waktu dua jam pelajaran yaitu pukul 07.15 sampai 08.25 WIB. Materi pokok pertemuan ini adalah salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan yaitu makanan bergizi seimbang. a Kegiatan Awal Kegiatan pembelajaran dibuka dengan kegiatan berdoa yang dipimpin oleh salah satu siswa, kemudian guru memberikan salam dan dilanjutkan dengan menanyakan kehadiran siswa. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa 74 “Anak-anak coba kalian bandingkan tinggi badanmu sekarang dengan tinggi badanmu saat belum bersekolah Apakah tinggi badanmu bertambah? Selain tinggi badan, apakah berat badan kalian juga bertambah anak- anak?” Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b Kegiatan Inti Guru memberikan penjelasan bahwa bertambahnya tinggi dan berat badan seseorang merupakan ciri-ciri dari pertumbuhan. Kemudian guru bertanya kepada siswa tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tahap invitasi . Semua siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya tahap invitasi. Dengan ditunjuk oleh guru, beberapa siswa menyebutkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan. Salah satu jawaban yang diberikan siswa adalah makanan. Setelah itu, guru memancing siswa agar dapat menjelaskan makanan bagaimanakah yang dapat mempengaruhi pertumbuhan seseorang. Guru menuliskan beberapa jawaban siswa pada papan tulis. Guru memberikan penguatan bahwa makanan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan adalah makanan bergizi seimbang. Selanjutnya, guru menggunakan media berupa makanan 4 sehat 5 sempurna untuk menjelaskan kandungan gizi pada makanan. 75 Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok dengan jumlah anggota masing-masing 3-4 siswa. Setelah semua siswa duduk bersama kelompok masing-masing, guru memberikan LKS sebagai pedoman untuk melaksanakan diskusi. Guru menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan diskusi yang ada pada LKS dan siswa diminta menyimak. Guru juga memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada yang belum jelas. Dua kelompok maju untuk mendemonstrasikan contoh menu makanan yang mengandung komponen 4 sehat 5 sempurna dengan menggunakan media makanan yang telah disediakan guru. Kemudian dua kelompok tersebut diminta menjelaskan kepada kelompok lainnya. Setelah mengamati demonstrasi dua kelompok yang maju, siswa diminta menyusun menu makanan 4 sehat 5 sempurna untuk makan pagi, siang dan sore secara berkelompok dan menuliskan hasilnya pada tabel tahap eksplorasi . Ketika berdiskusi, guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan dan menjawab pertanyaan dari kelompok yang bertanya. Setelah selesai berdiskusi, semua kelompok bergiliran maju untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya tahap penjelasan dan solusi. Kelompok yang lain diminta memperhatikan dan diperbolehkan untuk bertanya kepada kelompok yang maju. Setelah semua kelompok maju, 76 guru memberikan penguatan dari hasil diskusi yang telah disampaikan mengenai menu makanan 4 sehat 5 sempurna tahap penjelasan dan solusi . Kegiatan diakhiri dengan menyimpulkan. Guru bertanya kepada siswa tentang hal-hal yang sudah dipelajari, namun untuk menyampaikan pendapatnya, siswa masih harus ditunjuk terlebih dahulu. Kemudian siswa dibimbing oleh guru untuk membuat kesimpulan dari pelajaran yang telah dilakukan tahap pengambilan tindakan. Guru juga memberikan waktu jika ada siswa yang ingin bertanya. c Kegiatan Penutup Guru menyampaikan pentingnya makan makanan yang bergizi dan mendorong siswa agar dapat menerapkan materi yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam pemilihan menu makanan sehari-hari. Kemudian siswa secara berkelompok diberi tugas tambahan untuk melakukan percobaan menanam biji kacang hijau dengan menggunakan alat dan bahan yang sudah dipersiapkan dari rumah. Guru memberikan LKS dan membimbing siswa dalam kegiatan percobaan menanan biji kacang hijau. Kegiatan ini dilakukan pada pertemuan 1 agar pada hari berikutnya siswa dapat melakukan pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau. Percobaan sederhana ini merupakan bagian dari 77 rangkaian kegiatan pada pembelajaran yang akan datang yaitu pelajaran tentang pertumbuhan tanaman. Guru menutup pelajaran dengan memotivasi siswa agar rajin belajar dan mengingatkan siswa agar setiap hari merawat dan mengamati tanaman kacang hijau masing-masing dan meminta siswa menuliskan hasil pengamatan pada LKS yang telah disediakan. 2 Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pertemuan II Pertemuan kedua siklus I dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 22 September 2015 dengan alokasi waktu dua jam pelajaran yaitu pukul 07.50 sampai 09.00 WIB. Materi pelajaran yang diajarkan yaitu pertumbuhan pada ayam. a Kegiatan Awal Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam, kemudian guru melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa “Anak-anak, apa sajakah yang dapat mengalami pertumbuhan?” Kemudian siswa memberikan jawaban-jawabannya. Guru kembali bertanya “Apakah di rumah ada yang memelihara ayam? Ada berapa jumlah ayam yang kalian miliki anak- anak?” Setelah itu guru memberikan sedikit penjelasan bahwa ayam termasuk makhluk hidup sehingga mengalami proses pertumbuhan. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 78 b Kegiatan Inti Pada kegiatan ini guru menanyakan kepada siswa hal- hal yang biasa mereka lakukan terhadap ayam peliharaan di rumah agar dapat tumbuh dengan baik tahap invitasi. Siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya dengan cara mengacungkan tangan terlebih dahulu tahap invitasi. Beberapa siswa yang mengacungkan tangan diberi kesempatan untuk menyebutkan hal-hal yang mereka terhadap ayam peliharaannya tahap invitasi. Kemudian salah satu siswa diminta maju untuk menceritakan tentang kegiatannya dalam merawat ayam. Ketika bercerita, siswa tersebut dibantu oleh guru karena masih kesulitan dalam merangkai kalimat. Kemudian guru memberikan penjelasan bahwa ayam yang dirawat dengan baik akan dapat tumbuh dengan baik. Setelah itu guru meminta siswa menyebutkan ciri-ciri pertumbuhan pada makhluk hidup. Langkah selanjutnya, guru membagi siswa menjadi 8 kelompok dengan anggota yang masih sama seperti pada pertemuan sebelumnya. Setelah memastikan semua siswa duduk bersama kelompok masing-masing, guru membagikan LKS. Guru kemudian menjelaskan prosedur diskusi sesuai langkah pada LKS dan siswa diminta menyimak. Siswa juga diberi kesempatan untuk bertanya jika ada yang belum paham. 79 Setelah semua memahami penjelasan guru, siswa diminta melakukan diskusi untuk mengurutkan proses pertumbuhan ayam berdasarkan gambar dan mengamati perubahan fisik pada ayam yang mengalami pertumbuhan tahap eksplorasi. Saat berdiskusi beberapa siswa ada yang bertanya kepada guru terkait dengan hal yang belum dipahami. Guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam diskusi. Setelah semua kelompok selesai berdiskusi, tiga kelompok diminta maju untuk mempresentasikan hasil diskusinya, sedangkan siswa lain diminta memperhatikan tahap penjelasan dan solusi . Guru kemudian menanyakan jawaban masing-masing kelompok tentang perubahan fisik pada ayam yang mengalami pertumbuhan. Kelompok dengan jawaban terbanyak mengenai perubahan ciri-ciri fisik pada ayam yang mengalami pertumbuhan, mendapatkan tepuk tangan dari seluruh siswa. Guru memberikan penguatan dan penjelasan tambahan tentang pertumbuhan pada ayam dengan meminta siswa mengamati gambar yang telah diurutkan. Siswa diberi kesempatan untuk memberikan pertanyaan tambahan jika ada yang belum paham. Kemudian guru mengajak siswa menyimpulkan materi pelajaran dengan terlebih dahulu menanyakan hal-hal apa saja yang telah dipelajari pada pertemuan tersebut tahap pengambilan 80 tindakan . Siswa diminta mengacungkan jari saat akan menyampaikan kesimpulan. Setiap kelompok diminta untuk bersama-sama menyimpulkan materi pelajaran tentang perrtumbuhan ayam. c Kegiatan Penutup Guru menutup pelajaran dengan memotivasi siswa agar merawat hewan peliharaan yang dimiliki dengan baik dan mengingatkan siswa agar rajin belajar. 3 Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pertemuan III Pertemuan ketiga siklus I dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 25 September 2015 dengan alokasi waktu dua jam pelajaran yaitu pukul 07.15 sampai 08.25 WIB. Materi pelajaran yang diajarkan yaitu pertumbuhan pada tanaman. a Kegiatan Awal Guru membuka pelajaran dengan doa bersama lalu menanyakan kehadiran siswa. Kemudian guru melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa “Anak-anak, apakah yang terjadi pada biji kacang hijau yang sudah kalian tanam? Apakah kalian sudah mengamatinya setiap hari dan mencacat hasilnya dalam tabel? Perubahan apa sajakah yang terjadi pada biji kacang hijau?” Setelah itu, guru menyampaikan tujuan pelajaran. 81 b Kegiatan Inti Siswa diminta untuk duduk secara berkelompok dengan menyiapkan LKS dan tanaman kacang hijau masing-masing lalu diminta untuk mengamatinya. Guru kemudian menanyakan hal-hal yang mereka lakukan setiap hari dalam merawat dan mengamati tanaman kacang hijau tahap invitasi . Setiap kelompok diberi kesempatan untuk menceritakan kegiatan yang sudah dilakukan dalam merawat tanaman kacang hijau mereka tahap invitasi. Guru menjelaskan prosedur diskusi yaitu siswa secara berkelompok diminta untuk mengamati dan mengukur kembali tanaman kacang hijau lalu menuliskan hasilnya pada tabel. Kemudian siswa melakukan diskusi sesuai petunjuk yang diberikan guru tahap eksplorasi. Setelah semua siswa mencoba untuk mengukur tanaman kacang hijau, kemudian setiap kelompok diminta maju bergiliran untuk mempresentasikan hasil pengamatan yang sudah dilakukan selama beberapa hari terhadap tanaman kacang hijau tahap penjelasan dan solusi . Kelompok yang lain diminta memperhatikan dan boleh bertanya kepada kelompok yang maju. Setelah semua melaporkan hasil pengamatan pertumbuhan tanaman kacang hijau, siswa didorong untuk 82 dapat menyimpulkan hasil pengamatan yang berhubungan dengan tinggi tanaman kacang hijau tahap pengambilan tindakan . Siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan kesimpulan dengan bimbingan guru terkait dengan hasil percobaan yang menunjukkan bahwa tanaman kacang hijau mengalami proses pertumbuhan. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika ada yang belum jelas. Selanjutnya siswa diminta mengerjakan soal tes secara individu. c Kegiatan Penutup Guru menutup pelajaran dengan mengingatkan siswa agar rajin merawat tanaman kacang hijau yang telah ditanam dan tanaman lain yang ada di lingungan sekolah maupun rumah. Selain itu siswa diberi motivasi agar selalu rajin belajar. Berikut ini merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti tes siklus I. Tabel 8. Hasil Tes IPA Siklus I Aspek yang Diamati Hasil Nilai tertinggi 100 Nilai terendah 45 Nilai rata-rata 74,51 Jumlah siswa yang telah mencapai KKM 23 Jumlah siswa yang belum mencapai KKM 8 Persentase siswa yang telah mencapai KKM 74,20 Persentase siswa yang belum mencapai KKM 25,80 83 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kelas mencapai 74,51 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 45. Jumlah siswa kelas III yang sudah memenuhi KKM 70 adalah 23 siswa dengan persentase 74,20 sedangkan siswa yang belum memenuhi KKM berjumlah 8 siswa dengan persentase 25,80. Setelah diketahui perolehan nilai rata-rata pada siklus I, kemudian hasil perhitungan pada siklus I dibandingkan dengan hasil perhitungan saat pra tindakan. Adapun peningkatan prestasi belajar IPA antara pra tindakan dengan siklus I dapat dilihat pada diagram berikut. Gambar 3. Diagram Peningkatan Prestasi Belajar IPA Pra Tindakan dengan Siklus I Jumlah siswa yang telah mencapai KKM Nilai rata-rata Persentase ketuntasan Pra Tindakan 13 65.96 41.93 Siklus I 23 74.51 74.2 10 20 30 40 50 60 70 80 Peningkatan Prestasi Belajar IPA Pra Tindakan dengan Siklus I 13 23 65,96 74,51 41,93 74,2 84 Berdasarkan data pada diagram, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan. Nilai rata-rata pada pra tindakan 65,96 sedangkan pada siklus I mencapai 74,51. Persentase ketuntasan siswa yang sudah memenuhi KKM 70 juga mengalami peningkatan. Pada pra tindakan persentase ketuntasan hanya 41,93 dengan jumlah 13 siswa, sedangkan pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 74,20 dengan jumlah 23 siswa. Pada siklus I rata-rata kelas sudah memenuhi nilai KKM, namun persentase ketuntasan siswa yang sudah memenuhi KKM belum mencapai 75, sehingga penelitian dilanjutkan pada siklus II.

c. Observasi Tindakan Siklus I

1 Observasi Aktivitas Guru Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada saat berlangsungnya kegiatan pembelajaran IPA, guru telah melaksanakan langkah-langkah model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dalam pembelajaran secara runtut dan sesuai rencana pembelajaran yang telah dibuat. Sehingga tingkat keterlaksanaan langkah-langkah model pembelajaran Contextual Teaching and Learning oleh guru pada siklus I dari pertemuan pertama sampai ketiga adalah 100 terlaksana. Pada tahap invitasi guru memulai pembelajaran dengan apersepsi terkait dengan konsep yang akan dibahas. Kemudian memberi pertanyaan kepada siswa terkait dengan konsep. Guru 85 memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan gagasannya. Walaupun ada banyak siswa yang tidak mau berpendapat, namun guru berusaha memotivasi siswa. Selanjutnya adalah tahap eksplorasi, dimulai dengan guru membagi siswa menjadi 8 kelompok, kemudian memberikan LKS dan menjelaskan prosedur diskusi. Pada saat kegiatan diskusi, guru membimbing dan memantau aktivitas siswa. Guru juga menegur siswa yang bergurau maupun bermain sendiri. Selain itu, guru menjelaskan kepada siswa bahwa dalam diskusi semua anggota kelompok harus ikut berpartisipasi. Selanjutnya adalah tahap penjelasan dan solusi, guru meminta siswa mempresentasikan hasil diskusinya. Saat ada kelompok yang malu-malu atau kesulitan dalam menyampaikan hasi diskusi, guru memotivasi siswa agar berani tampil di depan kelas. Setelah selesai presentasi, guru meminta siswa yang lain untuk bertepuk tangan. Hasil diskusi yang telah disampaikan kemudian dibahas oleh guru dan diberikan penguatan. Pada tahap pengambilan tindakan, guru melibatkan siswa dalam membuat kesimpulan. Selain itu siswa yang belum paham diberikan kesempatan untuk bertanya kepada guru. 2 Observasi Aktivitas Siswa Aktivitas siswa diamati dari awal sampai akhir pembelajaran dengan menggunakan pedoman observasi. Pada 86 pertemuan pertama, dari 10 indikator yang diamati ada 9 indikator yang terlaksana sedangkan 1 indikator yaitu bertanya kepada kelompok yang presentasi tidak terlaksana. Indikator aktivitas siswa yang dilaksanakan oleh 25 sampai 31 siswa masuk dalam kategori sangat baik berjumlah 5 indikator. Indikator aktivitas siswa yang dilaksanakan oleh 19 sampai 24 siswa masuk dalam kategori baik berjumlah 1 indikator. Indikator aktivitas siswa yang dilaksanakan oleh 9 sampai 18 siswa masuk dalam kategori cukup berjumlah 1 indikator. Sedangkan indikator aktivitas siswa yang hanya dilaksanakan oleh 0 sampai 8 siswa masuk dalam kategori kurang berjumlah 3 indikator. Pada pertemuan kedua, dari 10 indikator yang diamati ada 9 indikator yang terlaksana sedangkan 1 indikator yaitu bertanya kepada kelompok yang presentasi tidak terlaksana. Indikator yang masuk dalam kategori sangat baik berjumlah 4 indikator. Indikator yang masuk dalam kategori baik tidak ada. Indikator yang masuk dalam kategori cukup berjumlah 2 indikator. Sedangkan indikator yang masuk dalam kategori kurang berjumlah 4 indikator. Pada pertemuan ketiga, dari 10 indikator yang diamati ada 9 indikator yang terlaksana sedangkan 1 indikator yaitu bertanya kepada kelompok yang presentasi juga tidak terlaksana. Indikator yang masuk dalam kategori sangat baik berjumlah 5 indikator. Indikator yang masuk dalam kategori baik tidak ada. Indikator 87 yang masuk dalam kategori cukup berjumlah 1 indikator. Sedangkan indikator yang masuk dalam kategori kurang berjumlah 4 indikator. Dari hasil observasi aktivitas siwa dalam pembelajaran siklus I, hanya ada 1 indikator aktivitas yang tidak terlaksana yaitu aktivitas bertanya kepada kelompok yang presentasi. Hal ini disebabkan karena siswa masih kesulitan untuk menyampaikan pertanyaan dan masih malu-malu. Sehingga guru harus lebih mendorong dan memotivasi siswa agar berani bertanya, selain itu guru perlu membantu siswa yang kesulitan membuat kalimat pertanyaan. Siswa juga perlu diyakinkan agar jangan takut salah.

d. Refleksi Tindakan Siklus I

Pada tahap refleksi, peneliti melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning yang telah dilaksanakan. Kegiatan refleksi dilakukan untuk mengetahui hambatan atau kesulitan yang dialami pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam proses pembelajaran IPA siklus I dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning, beberapa permasalahan yang terjadi dan perlu untuk diperbaiki antara lain sebagai berikut: 1 Sebagian besar siswa belum berani untuk menyampaikan gagasan maupun menjawab pertanyaan dari guru. 88 2 Beberapa kelompok masih malu-malu saat diminta mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. 3 Saat diberi kesempatan bertanya kepada kelompok yang presentasi, tidak ada siswa yang mau bertanya. 4 Dalam kegiatan berdiskusi maupun pembelajaran ada beberapa siswa yang mengganggu teman lainnya. 5 Penguatan hasil diskusi dari guru kadang hanya secara lisan saja sehingga membuat siswa mudah lupa dengan hal yang telah disampaikan guru. 6 Beberapa siswa ada yang masih mengalami kesulitan membaca sehingga saat mengerjakan soal tes membutuhkan waktu yang lebih lama. Selain itu berdasarkan hasil tes yang telah dilakukan, persentase ketuntasan belajar siswa hanya 74,20 dengan jumlah siswa yang telah memenuhi KKM hanya 23 siswa sedangkan 8 siswa masih belum memenuhi nilai KKM. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi belajar IPA siswa belum mencapai indikator keberhasilan yaitu ≥ 75 siswa telah memenuhi nilai KKM 70, sehingga perlu diadakan upaya perbaikan pada siklus II agar indikator kerberhasilan tercapai. 89

5. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN TEMATIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA KELAS III SD NEGERI 2 PRINGSEWU TIMUR KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 26 61

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) Meningkatkan Keterampilan Berbicara Melalui Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) Dalam Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SD

0 4 15

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING ( CTL) PADA SISWA Peningkatan Motivasi Belajar Ipa Melalui Pendekatan Contextual Teaching Learning ( CTL) Pada Siswa Kelas II SD Negeri 2 Sugihmanik Kecamatan Tanggungharjo

0 1 15

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING ( CTL) PADA SISWA Peningkatan Motivasi Belajar Ipa Melalui Pendekatan Contextual Teaching Learning ( CTL) Pada Siswa Kelas II SD Negeri 2 Sugihmanik Kecamatan Tanggungharjo

0 1 16

Peningkatan prestasi belajar matematika tentang pengurangan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning pada siswa kelas 1 SD Negeri Kalisari Magelang.

0 1 106

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) SISWA KELAS V SD NEGERI 3 JARAKAN SEWON BANTUL YOGYAKARTA.

0 0 232

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS VA SD MODEL KABUPATEN SLEMAN.

0 0 198

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL CTL (CONTEXTUAL TEACHING and LEARNING) PADA SISWA KELAS 5 SD NEGERI MANDING KABUPATEN TEMANGGUNG SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 20142015

0 0 14

PENGARUH PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD

0 0 8

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS III DI SEKOLAH DASAR NEGERI GIYANTI, KECAMATAN CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - S

0 0 89