72 tindakan dengan menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching
and Learning dalam pembelajaran IPA dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi belajar IPA siswa.
4. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan dengan alokasi waktu
masing-masing pertemuan yaitu dua jam pelajaran.
a. Perencanaan Tindakan Siklus I
Tahap perencanaan pada siklus I adalah sebagai berikut: 1
Menentukan waktu penelitian. 2
Menentukan SK dan KD yang akan digunakan dalam penelitian. 3
Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP sesuai SK dan KD dengan menerapkan model pembelajaran Contextual
Teaching and Learning. 4
Mempersiapkan media yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran.
5 Mempersiapkan lembar observasi aktivitas guru dan siswa dalam
penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning.
6 Menyusun soal tes yang akan diberikan pada akhir siklus I.
7 Menjelaskan kepada guru kelas III mengenai langkah-langkah
kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning.
73
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Pada pelaksanaan tindakan, guru menerapkan model pembelajaran
Contextual Teaching and Learning dalam pembelajaran IPA dengan berpedoman pada RPP. Adapun SK yang digunakan pada siklus I
adalah memahami ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup serta hal-hal yang mempengaruhi perubahan pada makhluk hidup. Sedangkan KD
yang digunakan adalah mendeskripsikan perubahan yang terjadi pada makhluk hidup dan hal-hal yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak makanan, kesehatan, rekreasi, istirahat dan olahraga. Materi pokok pada siklus I adalah pertumbuhan pada
makhluk hidup.
1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pertemuan I
Pertemuan pertama siklus I dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 18 September 2015 dengan alokasi waktu dua jam
pelajaran yaitu pukul 07.15 sampai 08.25 WIB. Materi pokok pertemuan ini adalah salah satu faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan yaitu makanan bergizi seimbang. a
Kegiatan Awal Kegiatan pembelajaran dibuka dengan kegiatan berdoa yang
dipimpin oleh salah satu siswa, kemudian guru memberikan salam dan dilanjutkan dengan menanyakan kehadiran siswa.
Guru melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa
74 “Anak-anak coba kalian bandingkan tinggi badanmu sekarang
dengan tinggi badanmu saat belum bersekolah Apakah tinggi badanmu bertambah? Selain tinggi badan, apakah berat badan
kalian juga
bertambah anak-
anak?” Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
b Kegiatan Inti
Guru memberikan penjelasan bahwa bertambahnya tinggi dan berat badan seseorang merupakan ciri-ciri dari
pertumbuhan. Kemudian guru bertanya kepada siswa tentang
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tahap invitasi
. Semua
siswa diberi
kesempatan untuk
menyampaikan pendapatnya tahap invitasi. Dengan
ditunjuk oleh guru, beberapa siswa menyebutkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan. Salah satu jawaban
yang diberikan siswa adalah makanan. Setelah itu, guru memancing
siswa agar
dapat menjelaskan
makanan bagaimanakah yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
seseorang. Guru menuliskan beberapa jawaban siswa pada papan tulis. Guru memberikan penguatan bahwa makanan
yang berpengaruh terhadap pertumbuhan adalah makanan bergizi seimbang. Selanjutnya, guru menggunakan media
berupa makanan 4 sehat 5 sempurna untuk menjelaskan kandungan gizi pada makanan.
75 Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok dengan
jumlah anggota masing-masing 3-4 siswa. Setelah semua siswa duduk bersama kelompok masing-masing, guru
memberikan LKS sebagai pedoman untuk melaksanakan diskusi. Guru menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan
diskusi yang ada pada LKS dan siswa diminta menyimak. Guru juga memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
jika ada yang belum jelas. Dua kelompok maju untuk mendemonstrasikan contoh menu makanan yang mengandung
komponen 4 sehat 5 sempurna dengan menggunakan media makanan yang telah disediakan guru. Kemudian dua kelompok
tersebut diminta menjelaskan kepada kelompok lainnya. Setelah mengamati demonstrasi dua kelompok yang
maju, siswa diminta menyusun menu makanan 4 sehat 5 sempurna untuk makan pagi, siang dan sore secara
berkelompok dan menuliskan hasilnya pada tabel tahap eksplorasi
. Ketika berdiskusi, guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan dan menjawab pertanyaan dari kelompok
yang bertanya. Setelah selesai berdiskusi, semua kelompok bergiliran maju untuk mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya tahap penjelasan dan solusi. Kelompok yang
lain diminta memperhatikan dan diperbolehkan untuk bertanya kepada kelompok yang maju. Setelah semua kelompok maju,
76 guru memberikan penguatan dari hasil diskusi yang telah
disampaikan mengenai menu makanan 4 sehat 5 sempurna
tahap penjelasan dan solusi .
Kegiatan diakhiri
dengan menyimpulkan.
Guru bertanya kepada siswa tentang hal-hal yang sudah dipelajari,
namun untuk menyampaikan pendapatnya, siswa masih harus ditunjuk terlebih dahulu. Kemudian siswa dibimbing oleh guru
untuk membuat kesimpulan dari pelajaran yang telah
dilakukan tahap pengambilan tindakan. Guru juga
memberikan waktu jika ada siswa yang ingin bertanya. c
Kegiatan Penutup Guru menyampaikan pentingnya makan makanan yang
bergizi dan mendorong siswa agar dapat menerapkan materi yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari, khususnya
dalam pemilihan menu makanan sehari-hari. Kemudian siswa secara berkelompok diberi tugas tambahan untuk melakukan
percobaan menanam biji kacang hijau dengan menggunakan alat dan bahan yang sudah dipersiapkan dari rumah.
Guru memberikan LKS dan membimbing siswa dalam kegiatan percobaan menanan biji kacang hijau. Kegiatan ini
dilakukan pada pertemuan 1 agar pada hari berikutnya siswa dapat melakukan pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman
kacang hijau. Percobaan sederhana ini merupakan bagian dari
77 rangkaian kegiatan pada pembelajaran yang akan datang yaitu
pelajaran tentang pertumbuhan tanaman. Guru menutup pelajaran dengan memotivasi siswa agar
rajin belajar dan mengingatkan siswa agar setiap hari merawat dan mengamati tanaman kacang hijau masing-masing dan
meminta siswa menuliskan hasil pengamatan pada LKS yang
telah disediakan. 2
Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pertemuan II
Pertemuan kedua siklus I dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 22 September 2015 dengan alokasi waktu dua jam
pelajaran yaitu pukul 07.50 sampai 09.00 WIB. Materi pelajaran yang diajarkan yaitu pertumbuhan pada ayam.
a Kegiatan Awal
Guru membuka
kegiatan pembelajaran
dengan mengucapkan salam, kemudian guru melakukan apersepsi
dengan bertanya kepada siswa “Anak-anak, apa sajakah yang dapat mengalami pertumbuhan?”
Kemudian siswa memberikan jawaban-jawabannya. Guru kembali bertanya
“Apakah di rumah ada yang memelihara ayam? Ada berapa jumlah ayam yang kalian miliki anak-
anak?” Setelah itu guru memberikan sedikit penjelasan bahwa ayam termasuk makhluk
hidup sehingga mengalami proses pertumbuhan. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
78 b
Kegiatan Inti Pada kegiatan ini guru menanyakan kepada siswa hal-
hal yang biasa mereka lakukan terhadap ayam peliharaan di
rumah agar dapat tumbuh dengan baik tahap invitasi. Siswa
diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya dengan
cara mengacungkan tangan terlebih dahulu tahap invitasi.
Beberapa siswa yang mengacungkan tangan diberi kesempatan untuk menyebutkan hal-hal yang mereka terhadap ayam
peliharaannya tahap invitasi. Kemudian salah satu siswa
diminta maju untuk menceritakan tentang kegiatannya dalam merawat ayam. Ketika bercerita, siswa tersebut dibantu oleh
guru karena masih kesulitan dalam merangkai kalimat. Kemudian guru memberikan penjelasan bahwa ayam yang
dirawat dengan baik akan dapat tumbuh dengan baik. Setelah itu guru meminta siswa menyebutkan ciri-ciri pertumbuhan
pada makhluk hidup. Langkah selanjutnya, guru membagi siswa menjadi 8
kelompok dengan anggota yang masih sama seperti pada pertemuan sebelumnya. Setelah memastikan semua siswa
duduk bersama kelompok masing-masing, guru membagikan LKS. Guru kemudian menjelaskan prosedur diskusi sesuai
langkah pada LKS dan siswa diminta menyimak. Siswa juga diberi kesempatan untuk bertanya jika ada yang belum paham.
79 Setelah semua memahami penjelasan guru, siswa diminta
melakukan diskusi untuk mengurutkan proses pertumbuhan ayam berdasarkan gambar dan mengamati perubahan fisik
pada ayam yang mengalami pertumbuhan tahap eksplorasi.
Saat berdiskusi beberapa siswa ada yang bertanya kepada guru terkait dengan hal yang belum dipahami. Guru membimbing
siswa yang mengalami kesulitan dalam diskusi. Setelah semua kelompok selesai berdiskusi, tiga
kelompok diminta maju untuk mempresentasikan hasil diskusinya, sedangkan siswa lain diminta memperhatikan
tahap penjelasan dan solusi . Guru kemudian menanyakan
jawaban masing-masing kelompok tentang perubahan fisik pada ayam yang mengalami pertumbuhan. Kelompok dengan
jawaban terbanyak mengenai perubahan ciri-ciri fisik pada ayam yang mengalami pertumbuhan, mendapatkan tepuk
tangan dari seluruh siswa. Guru memberikan penguatan dan penjelasan tambahan tentang pertumbuhan pada ayam dengan
meminta siswa mengamati gambar yang telah diurutkan. Siswa diberi kesempatan untuk memberikan pertanyaan
tambahan jika ada yang belum paham. Kemudian guru mengajak siswa menyimpulkan materi pelajaran dengan
terlebih dahulu menanyakan hal-hal apa saja yang telah
dipelajari pada pertemuan tersebut tahap pengambilan
80
tindakan . Siswa diminta mengacungkan jari saat akan
menyampaikan kesimpulan. Setiap kelompok diminta untuk bersama-sama menyimpulkan materi pelajaran tentang
perrtumbuhan ayam. c
Kegiatan Penutup Guru menutup pelajaran dengan memotivasi siswa agar
merawat hewan peliharaan yang dimiliki dengan baik dan
mengingatkan siswa agar rajin belajar. 3
Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pertemuan III
Pertemuan ketiga siklus I dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 25 September 2015 dengan alokasi waktu dua jam
pelajaran yaitu pukul 07.15 sampai 08.25 WIB. Materi pelajaran yang diajarkan yaitu pertumbuhan pada tanaman.
a Kegiatan Awal
Guru membuka pelajaran dengan doa bersama lalu menanyakan kehadiran siswa. Kemudian guru melakukan
apersepsi dengan bertanya kepada siswa “Anak-anak, apakah yang terjadi pada biji kacang hijau yang sudah kalian tanam?
Apakah kalian sudah mengamatinya setiap hari dan mencacat hasilnya dalam tabel? Perubahan apa sajakah yang terjadi pada
biji kacang hijau?” Setelah itu, guru menyampaikan tujuan pelajaran.
81 b
Kegiatan Inti Siswa diminta untuk duduk secara berkelompok dengan
menyiapkan LKS dan tanaman kacang hijau masing-masing lalu
diminta untuk
mengamatinya. Guru
kemudian menanyakan hal-hal yang mereka lakukan setiap hari dalam
merawat dan mengamati tanaman kacang hijau tahap invitasi
. Setiap
kelompok diberi
kesempatan untuk
menceritakan kegiatan yang sudah dilakukan dalam merawat
tanaman kacang hijau mereka tahap invitasi.
Guru menjelaskan prosedur diskusi yaitu siswa secara berkelompok diminta untuk mengamati dan mengukur kembali
tanaman kacang hijau lalu menuliskan hasilnya pada tabel. Kemudian siswa melakukan diskusi sesuai petunjuk yang
diberikan guru tahap eksplorasi. Setelah semua siswa
mencoba untuk mengukur tanaman kacang hijau, kemudian setiap
kelompok diminta
maju bergiliran
untuk mempresentasikan hasil pengamatan yang sudah dilakukan
selama beberapa hari terhadap tanaman kacang hijau tahap penjelasan dan solusi
. Kelompok yang lain diminta memperhatikan dan boleh bertanya kepada kelompok yang
maju. Setelah
semua melaporkan
hasil pengamatan
pertumbuhan tanaman kacang hijau, siswa didorong untuk
82 dapat menyimpulkan hasil pengamatan yang berhubungan
dengan tinggi tanaman kacang hijau tahap pengambilan tindakan
. Siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan kesimpulan dengan bimbingan guru terkait dengan hasil
percobaan yang menunjukkan bahwa tanaman kacang hijau mengalami proses pertumbuhan. Siswa diberi kesempatan
untuk bertanya jika ada yang belum jelas. Selanjutnya siswa diminta mengerjakan soal tes secara individu.
c Kegiatan Penutup
Guru menutup pelajaran dengan mengingatkan siswa agar rajin merawat tanaman kacang hijau yang telah ditanam
dan tanaman lain yang ada di lingungan sekolah maupun rumah. Selain itu siswa diberi motivasi agar selalu rajin
belajar. Berikut ini merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah
mengikuti tes siklus I. Tabel 8. Hasil Tes IPA Siklus I
Aspek yang Diamati Hasil
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 45
Nilai rata-rata 74,51
Jumlah siswa yang telah mencapai KKM 23
Jumlah siswa yang belum mencapai KKM 8
Persentase siswa yang telah mencapai KKM 74,20
Persentase siswa yang belum mencapai KKM 25,80
83 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata
kelas mencapai 74,51 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 45. Jumlah siswa kelas III yang sudah memenuhi KKM 70 adalah 23
siswa dengan persentase 74,20 sedangkan siswa yang belum memenuhi KKM berjumlah 8 siswa dengan persentase 25,80.
Setelah diketahui perolehan nilai rata-rata pada siklus I, kemudian hasil perhitungan pada siklus I dibandingkan dengan hasil
perhitungan saat pra tindakan. Adapun peningkatan prestasi belajar IPA antara pra tindakan dengan siklus I dapat dilihat pada diagram
berikut.
Gambar 3. Diagram Peningkatan Prestasi Belajar IPA Pra Tindakan dengan Siklus I
Jumlah siswa yang telah
mencapai KKM
Nilai rata-rata Persentase
ketuntasan Pra Tindakan
13 65.96
41.93 Siklus I
23 74.51
74.2 10
20 30
40 50
60 70
80
Peningkatan Prestasi Belajar IPA Pra Tindakan dengan Siklus I
13 23
65,96 74,51
41,93 74,2
84 Berdasarkan data pada diagram, dapat diketahui bahwa nilai
rata-rata kelas mengalami peningkatan. Nilai rata-rata pada pra tindakan 65,96 sedangkan pada siklus I mencapai 74,51. Persentase
ketuntasan siswa yang sudah memenuhi KKM 70 juga mengalami peningkatan. Pada pra tindakan persentase ketuntasan hanya 41,93
dengan jumlah 13 siswa, sedangkan pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 74,20 dengan jumlah 23 siswa. Pada siklus I
rata-rata kelas sudah memenuhi nilai KKM, namun persentase ketuntasan siswa yang sudah memenuhi KKM belum mencapai 75,
sehingga penelitian dilanjutkan pada siklus II.
c. Observasi Tindakan Siklus I
1 Observasi Aktivitas Guru
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada saat berlangsungnya
kegiatan pembelajaran
IPA, guru
telah melaksanakan langkah-langkah model pembelajaran Contextual
Teaching and Learning dalam pembelajaran secara runtut dan sesuai rencana pembelajaran yang telah dibuat. Sehingga tingkat
keterlaksanaan langkah-langkah model pembelajaran Contextual Teaching and Learning oleh guru pada siklus I dari pertemuan
pertama sampai ketiga adalah 100 terlaksana. Pada tahap invitasi guru memulai pembelajaran dengan
apersepsi terkait dengan konsep yang akan dibahas. Kemudian memberi pertanyaan kepada siswa terkait dengan konsep. Guru
85 memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan
gagasannya. Walaupun ada banyak siswa yang tidak mau berpendapat, namun guru berusaha memotivasi siswa.
Selanjutnya adalah tahap eksplorasi, dimulai dengan guru membagi siswa menjadi 8 kelompok, kemudian memberikan LKS
dan menjelaskan prosedur diskusi. Pada saat kegiatan diskusi, guru membimbing dan memantau aktivitas siswa. Guru juga
menegur siswa yang bergurau maupun bermain sendiri. Selain itu, guru menjelaskan kepada siswa bahwa dalam diskusi semua
anggota kelompok harus ikut berpartisipasi. Selanjutnya adalah tahap penjelasan dan solusi, guru
meminta siswa mempresentasikan hasil diskusinya. Saat ada kelompok yang malu-malu atau kesulitan dalam menyampaikan
hasi diskusi, guru memotivasi siswa agar berani tampil di depan kelas. Setelah selesai presentasi, guru meminta siswa yang lain
untuk bertepuk tangan. Hasil diskusi yang telah disampaikan kemudian dibahas oleh guru dan diberikan penguatan.
Pada tahap pengambilan tindakan, guru melibatkan siswa dalam membuat kesimpulan. Selain itu siswa yang belum paham
diberikan kesempatan untuk bertanya kepada guru.
2 Observasi Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa diamati dari awal sampai akhir pembelajaran dengan menggunakan pedoman observasi. Pada
86 pertemuan pertama, dari 10 indikator yang diamati ada 9 indikator
yang terlaksana sedangkan 1 indikator yaitu bertanya kepada kelompok yang presentasi tidak terlaksana. Indikator aktivitas
siswa yang dilaksanakan oleh 25 sampai 31 siswa masuk dalam kategori sangat baik berjumlah 5 indikator. Indikator aktivitas
siswa yang dilaksanakan oleh 19 sampai 24 siswa masuk dalam kategori baik berjumlah 1 indikator. Indikator aktivitas siswa yang
dilaksanakan oleh 9 sampai 18 siswa masuk dalam kategori cukup berjumlah 1 indikator. Sedangkan indikator aktivitas siswa yang
hanya dilaksanakan oleh 0 sampai 8 siswa masuk dalam kategori kurang berjumlah 3 indikator.
Pada pertemuan kedua, dari 10 indikator yang diamati ada 9 indikator yang terlaksana sedangkan 1 indikator yaitu bertanya
kepada kelompok yang presentasi tidak terlaksana. Indikator yang masuk dalam kategori sangat baik berjumlah 4 indikator. Indikator
yang masuk dalam kategori baik tidak ada. Indikator yang masuk dalam kategori cukup berjumlah 2 indikator. Sedangkan indikator
yang masuk dalam kategori kurang berjumlah 4 indikator. Pada pertemuan ketiga, dari 10 indikator yang diamati ada
9 indikator yang terlaksana sedangkan 1 indikator yaitu bertanya kepada kelompok yang presentasi juga tidak terlaksana. Indikator
yang masuk dalam kategori sangat baik berjumlah 5 indikator. Indikator yang masuk dalam kategori baik tidak ada. Indikator
87 yang masuk dalam kategori cukup berjumlah 1 indikator.
Sedangkan indikator yang masuk dalam kategori kurang berjumlah 4 indikator.
Dari hasil observasi aktivitas siwa dalam pembelajaran siklus I, hanya ada 1 indikator aktivitas yang tidak terlaksana yaitu
aktivitas bertanya kepada kelompok yang presentasi. Hal ini disebabkan karena siswa masih kesulitan untuk menyampaikan
pertanyaan dan masih malu-malu. Sehingga guru harus lebih mendorong dan memotivasi siswa agar berani bertanya, selain itu
guru perlu membantu siswa yang kesulitan membuat kalimat pertanyaan. Siswa juga perlu diyakinkan agar jangan takut salah.
d. Refleksi Tindakan Siklus I
Pada tahap refleksi, peneliti melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran Contextual
Teaching and Learning yang telah dilaksanakan. Kegiatan refleksi dilakukan untuk mengetahui hambatan atau kesulitan yang dialami
pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam proses pembelajaran IPA siklus I dengan menggunakan
model pembelajaran Contextual Teaching and Learning, beberapa permasalahan yang terjadi dan perlu untuk diperbaiki antara lain
sebagai berikut: 1
Sebagian besar siswa belum berani untuk menyampaikan gagasan maupun menjawab pertanyaan dari guru.
88 2
Beberapa kelompok masih malu-malu
saat diminta
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. 3
Saat diberi kesempatan bertanya kepada kelompok yang presentasi, tidak ada siswa yang mau bertanya.
4 Dalam kegiatan berdiskusi maupun pembelajaran ada beberapa
siswa yang mengganggu teman lainnya. 5
Penguatan hasil diskusi dari guru kadang hanya secara lisan saja sehingga membuat siswa mudah lupa dengan hal yang telah
disampaikan guru. 6
Beberapa siswa ada yang masih mengalami kesulitan membaca sehingga saat mengerjakan soal tes membutuhkan waktu yang
lebih lama. Selain itu berdasarkan hasil tes yang telah dilakukan,
persentase ketuntasan belajar siswa hanya 74,20 dengan jumlah siswa yang telah memenuhi KKM hanya 23 siswa sedangkan 8 siswa
masih belum memenuhi nilai KKM. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi belajar IPA siswa belum mencapai indikator keberhasilan
yaitu ≥ 75 siswa telah memenuhi nilai KKM 70, sehingga perlu
diadakan upaya perbaikan pada siklus II agar indikator kerberhasilan
tercapai.
89
5. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II