89
5. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II
a. Perencanaan Tindakan Siklus II
Tahap perencanaan siklus II mengacu pada hasil refleksi pada siklus I. Beberapa kekurangan yang ada pada pelaksanaan tindakan
siklus I akan diperbaiki pada siklus II. Hal-hal yang dilakukan peneliti bersama guru dalam tahap perencanaan siklus II adalah sebagai
berikut: 1
Merencanakan perbaikan yang dilakukan pada siklus II, upaya- upaya tersebut antara lain:
a Guru lebih aktif untuk menuliskan catatan terkait materi pada
saat menjelaskan maupun memberi penguatan kepada siswa. b
Guru lebih tegas dalam menegur siswa yang ramai saat pembelajaran agar tercipta suasana pembelajaran yang
kondusif. c
Guru senantiasa memberikan dorongan semangat maupun motivasi kepada siswa agar berani dalam mengungkapkan
pendapat maupun pertanyaan terkait dengan materi. d
Guru perlu membacakan soal pada saat siswa mengerjakan soal tes untuk membatu siswa yang masih mengalami kesulitan
membaca. 2
Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dengan menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and
Learning.
90 3
Mempersiapkan media pembelajaran. 4
Menjelaskan kepada guru kelas III mengenai langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran Contextual
Teaching and Learning sesuai RPP yang sudah dibuat. 5
Mempersiapkan lembar observasi aktivitas guru dalam menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning.
6 Mempersiapkan lembar observasi aktivitas belajar siswa dalam
proses pembelajaran di kelas. 7
Mempersiapkan soal tes yang akan diberikan pada akhir siklus II.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Siklus II dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Pada pelaksanaan tindakan siklus II, guru menerapkan model pembelajaran
Contextual Teaching and Learning dalam pembelajaran IPA dengan berpedoman pada RPP. Adapun SK yang digunakan pada siklus II
adalah memahami kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan dan upaya menjaga kesehatan lingkungan. Sedangkan KD
yang digunakan adalah membedakan ciri-ciri lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat berdasarkan pengamatan, mendeskripsikan
lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan serta menjelaskan cara menjaga kesehatan lingkungan sekitar.
1 Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pertemuan I
Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 29 September 2015 dengan alokasi waktu dua jam
91 pelajaran yaitu pukul 09.50 sampai 11.00 WIB. Materi pelajaran
yang diajarkan yaitu ciri-ciri lingkungan sehat dan tidak sehat. a
Kegiatan Awal Guru
membuka kegiatan
pembelajaran dengan
mengucapkan salam, kemudian guru melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa “Anak-anak, apakah tadi pagi
kelas sudah kalian bersihkan?” Guru kembali bertanya “Sekarang coba kalian perhatikan, apakah kelas kalian bersih?
Dikatakan bersih karena apa anak- anak?” kemudian siswa
memberikan jawaban-jawabannya.
Setelah itu
guru memberikan sedikit penjelasan bahwa belajar akan lebih
nyaman dan berkonsentrasi jika kondisi kelas bersih. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
b Kegiatan Inti
Guru menunjukkan media berupa gambar lingkungan sehat dan tidak sehat. Kemudian siswa diminta mengamati
kedua gambar tersebut. Siswa diberi pertanyaan oleh guru
terkait dengan gambar lingkungan sehat tahap invitasi.
Siswa diberi kesempatan untuk menjelaskan ciri-ciri dari
lingkungan sehat berdasarkan gambar tahap invitasi. Untuk
melatih siswa agar berani berpendapat guru meminta semua kelompok untuk menyampaikan gagasannya secara bergantian.
Setelah semua menyampaikan gagasan awal tentang ciri-ciri
92 lingkungan sehat berdasarkan gambar, guru meminta siswa
bertepuk tangan untuk menghargai keberaniannya dalam menyampaikan pendapat.
Setelah itu
guru juga
meminta siswa
untuk menyampaikan gagasannya tentang ciri-ciri lingkungan tidak
sehat berdasarkan gambar tahap invitasi. Guru juga
meminta semua kelompok untuk berpendapat dan memberikan kesempatan
bagi siswa
yang belum
menyampaikan gagasannya agar menjadi juru bicara mewakili kelompok
tahap invitasi .
Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok dan mengkondisikan siswa agar duduk bersama kelompok masing-
masing. Setiap kelompok diberi LKS oleh guru, kemudian guru menjelaskan petunjuk dalam mengerjakan LKS dan
memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya. Setelah semua siswa memahami petunjuk yang diberikan,
siswa diminta berdiskusi tentang lingkungan sehat dan tidak
sehat dan menuliskan hasilnya pada LKS tahap eksplorasi.
Siswa juga diberi kesempatan untuk mencari informasi pada buku paket dan melihat lingkungan sekitar sekolah saat
berdiskusi tahap eksplorasi. Guru selalu memantau
pelaksanaan diskusi
masing-masing kelompok,
dan
93 memberikan teguran jika ada siswa yang bermain sendiri atau
mengganggu siswa lainnya. Setelah semua selesai berdiskusi, semua kelompok
bergiliran maju untuk mempresentasikan hasil diskusinya
tahap penjelasan dan solusi . Guru juga memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya kepada kelompok yang presentasi. Namun karena tidak ada yang mau bertanya,
guru menunjuk salah satu siswa agar memberikan pertanyaan. Setelah semua melakukan presentasi, guru memberikan
penguatan terhadap
hasil yang
disampaikan dengan
menuliskan catatan pokok pada papan tulis tahap penjelasan dan solusi
. Pada akhir kegiatan pembelajaran, guru melakukan
refleksi dengan menanyakan hal-hal apa saja yang telah dipelajari kepada para siswa. Kemudian siswa dilibatkan
dalam membuat kesimpulan tahap pengambilan tindakan.
Guru menuliskan pendapat yang disampaikan oleh siswa pada papan tulis, lalu menyimpulkan bersama-sama. Siswa juga
diberi kesempatan untuk bertanya jika ada materi yang belum jelas.
c Kegiatan Penutup
94 Guru menutup pelajaran dengan memotivasi siswa agar selalu
menjaga kebersihan lingkungan. Selain itu meminta siswa agar mempelajari materi pertemuan selanjutnya.
2 Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pertemuan II
Pertemuan kedua siklus II dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 1 Oktober 2015 dengan alokasi waktu dua jam pelajaran
yaitu pukul 07.50 sampai 09.00 WIB. Materi pelajaran yang diajarkan yaitu faktor-faktor penyebab pencemaran lingkungan.
a Kegiatan Awal
Guru membuka
kegiatan pembelajaran
dengan mengucapkan salam, kemudian guru melakukan apersepsi
dengan bertanya kepada siswa “Anak-anak, bagaimanakah letak sekolah kita ini, siapa yang bisa menjelaskan?”
Kemudian jawaban-jawaban dari siswa ditampung oleh guru. Guru kembali bertanya “Tadi ada yang menyebutkan bahwa
sekolah kita terletak di pinggir jalan, coba ceritakan apa yang kalian rasakan ketika ada banyak kendaraan lewat saat kalian
sedang belajar di kelas?” Siswa menanggapi pertanyaan- pertanyaan yang diajukan guru. Setelah itu guru memberikan
sedikit penjelasan bahwa suara bising dari kendaraan dapat menyebabkan
pencemaran suara
karena mengganggu
konsentrasi saat belajar. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
95 b
Kegiatan Inti Guru memberikan penjelasan bahwa di lingkungan
sekitar sering terjadi pencemaran. Kemudian guru bertanya kepada siswa tentang macam-macam pencemaran lingkungan
tahap invitasi . Siswa yang ingin menjawab diminta untuk
mengangkat tangan terlebih dahulu. Setelah beberapa siswa memberikan jawaban, guru menuliskannya pada papan tulis.
Guru kemudian bertanya kepada siswa tentang adanya pabrik
tahu di Candimulyo tahap invitasi. Guru meminta siswa
untuk menceritakan kondisi di sekitar pabrik tahu tersebut. Masing-masing kelompok diminta untuk menceritakan secara
singkat dikaitkan dengan pencemaran lingkungan tahap invitasi
. Siswa juga diminta menyebutkan faktor yang menyebabkan pencemaran lingkungan di daerah pabrik tahu
tersebut. Siswa dibagi menjadi 8 kelompok oleh guru. Setelah
semua siswa berada dalam kelompok masing-masing dan dalam kondisi siap, guru membagikan LKS kepada setiap
kelompok. Siswa diminta untuk menyimak petunjuk pelaksanaan diskusi yang disampaikan guru dan boleh
bertanya jika ada yang belum jelas. Siswa diberi kesempatan berdiskusi tentang
faktor-faktor penyebab pencemaran
lingkungan dan menuliskan hasilnya pada tabel tahap
96
eksplorasi . Siswa juga diberi kesempatan untuk mengamati
lingkungan sekitar sekolah agar dapat menemukan faktor-
faktor penyebab pencemaran tahap eksplorasi. Guru
membimbing diskusi siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika mengalami kesulitan.
Setelah selesai berdiskusi, semua kelompok secara bergiliran mempresentasikan hasil diskusinya, sedangkan
siswa yang lain diberi kesempatan untuk bertanya kepada
kelompok yang presentasi tahap penjelasan dan solusi.
Selanjutnya guru memberi penguatan hasil diskusi yang telah dilakukan dengan menuliskan catatan-catatan pokok pada
papan tulis tahap penjelasan dan solusi.
Kegiatan diakhiri dengan siswa menyimpulkan materi
yang telah dipelajari dengan bimbingan guru tahap pengambilan
tindakan .
Kemudian guru
mencatat kesimpulan pada papan tulis. Siswa yang belum paham
diberikan kesempatan untuk memberikan pertanyaan. c
Kegiatan Penutup Guru menutup pelajaran dengan mengingatkan siswa
agar selalu menjaga kebersihan lingkungan dan menghindari kegiatan-kegiatan yang dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan. Selain itu, guru juga meminta siswa mempelajari materi pertemuan selanjutnya dan memberikan salam.
97
3 Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pertemuan III
Pertemuan ketiga siklus II dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 2 Oktober 2015 dengan alokasi waktu dua jam pelajaran
yaitu pukul 07.15 sampai 08.25 WIB. Materi pelajaran yang diajarkan yaitu cara menjaga kesehatan lingkungan.
a Kegiatan Awal
Kegiatan diawali dengan doa bersama yang dipimpin salah satu siswa. Kemudian guru mengucapkan salam dan
melakukan presensi. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa “Anak-anak, apakah di lingkungan
rumah kalian sering diadakan kerja bakti untuk membersihkan lingkungan? Biasanya lingkungan mana saja yang dibersihkan
saat kerja bakti?” Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
b Kegiatan Inti
Guru meminta beberapa siswa untuk maju dan menyampaikan pendapatnya tentang manfaat dari kegiatan
kerja bakti tahap invitasi. Kemudian guru memberikan
penjelasan bahwa kerja bakti merupakan salah satu cara untuk menjaga kesehatan lingkungan. Setelah itu guru bertanya
kepada siswa tentang kegiatan apa saja yang sudah mereka
lakukan untuk menjaga kesehatan lingkungan tahap invitasi.
Setiap kelompok diminta untuk berpendapat. Guru meminta
98 siswa untuk memberikan tepuk tangan bagi siswa yang sudah
berani menyampaikan pendapatnya. Siswa dibagi menjadi 8 kelompok. Masing-masing
diberi LKS sebagai pedoman diskusi. Setelah semua siswa duduk bersama kelompoknya, guru menjelaskan petunjuk
pelaksanaan diskusi dan memberi kesempatan siswa untuk bertanya jika ada yang belum jelas. Setelah semua mengerti
petunjuk yang diberikan, siswa diminta melakukan diskusi tentang cara menjaga kesehatan lingkungan rumah dan sekolah
tahap eksplorasi . Guru membimbing siswa dalam kegiatan
diskusi dan menegur siswa yang ramai atau mengganggu temannya.
Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya tentang cara menjaga kesehatan lingkungan,
sementara kelompok lain memperhatikan dan boleh bertanya
kepada kelompok yang presentasi tahap penjelasan dan solusi
. Setelah semua presentasi, guru membahas dan memberikan penguatan terhadap hasil diskusi yang telah
disampaikan dengan menuliskan catatan pada papan tulis
tahap penjelasan dan solusi .
Siswa yang belum paham diberi kesempatan untuk bertanya. Kemudian siswa diminta menyimpulkan materi yang
telah dipelajari dengan bimbingan guru tahap pengambilan
99
tindakan . Perwakilan masing-masing kelompok maju untuk
menuliskan kesimpulan
pada papan
tulis. Kemudian
disimpulkan secara bersama-sama. Setelah itu siswa diminta mengerjakan soal tes secara individu. Pada saat mengerjakan
sola tes, guru membacakan soal tes untuk membantu siswa yang masih kesulitan membaca.
c Kegiatan Penutup
Guru menutup pelajaran dengan mengingatkan siswa agar selalu menjaga kesehatan lingkungan. Dan tidak lupa
memotivasi siswa agar rajin belajar di rumah. Tabel 9. Hasil Tes IPA Siklus II
Aspek yang Diamati Hasil
Nilai tertinggi 95
Nilai terendah 65
Nilai rata-rata 80,48
Jumlah siswa yang telah mencapai KKM 29
Jumlah siswa yang belum mencapai KKM 2
Persentase siswa yang telah mencapai KKM 93,55
Persentase siswa yang belum mencapai KKM 6,45
Berdasarkan data pada tabel, dapat diketahui bahwa nilai rata- rata kelas mencapai 80,48 dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah
65. Jumlah siswa kelas III yang sudah memenuhi KKM 70 adalah 29
100 siswa dengan persentase 93,55 sedangkan siswa yang belum
memenuhi KKM berjumlah 2 siswa dengan persentase 6,45. Setelah diketahui perolehan nilai rata-rata pada siklus II,
kemudian hasil perhitungan pada siklus II dibandingkan dengan hasil saat pra tindakan dan siklus I. Adapun peningkatan prestasi belajar
IPA antara pra tindakan,siklus I dan siklus II dapat dilihat pada diagram berikut.
Gambar 4. Diagram Peningkatan Prestasi Belajar IPA Pra Tindakan, Siklus I dan Siklus II
Jumlah siswa yang telah
mencapai KKM Nilai rata-rata
Persentase ketuntasan
Pra Tindakan 13
65.96 41.93
Siklus I 23
74.51 74.2
Siklus II 29
80.48 93.55
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Peningkatan Prestasi Belajar IPA Pra Tindakan, Siklus I dan Siklus II
13 23
29 65,96
74,51 80,48
41,93 74,2
93,55
101 Berdasarkan data pada diagram, dapat diketahui bahwa nilai
rata-rata kelas mengalami peningkatan. Nilai rata-rata pada pra tindakan adalah 65,96 kemudian pada siklus I meningkat menjadi
74,51 dan pada siklus II meningkat menjadi 80,48. Persentase ketuntasan siswa yang sudah memenuhi KKM 70 juga mengalami
peningkatan. Persentase ketuntasan pada pra tindakan hanya 41,93 kemudian pada siklus I meningkat menjadi 74,20 dan pada siklus II
meningkat menjadi 93,55. Siswa yang telah mencapai nikai KKM pada pra tindakan berjumlah 13 siswa, siklus I meningkat menjadi 23
siswa dan siklus II meningkat menjadi 29 siswa. Pada siklus II persentase ketuntasan siswa sudah mencapai lebih dari 75 artinya
sudah memenuhi kriteria keberhasilan penelitian, sehingga penelitian berhenti sampai siklus II.
c. Observasi Tindakan Siklus II
1 Observasi Aktivitas Guru
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada saat berlangsungnya
kegiatan pembelajaran
IPA, guru
telah melaksanakan langkah-langkah model pembelajaran Contextual
Teaching and Learning dalam pembelajaran secara runtut dan sesuai rencana pembelajaran yang telah dibuat. Sehingga tingkat
keterlaksanaan langkah-langkah model pembelajaran Contextual Teaching and Learning oleh guru pada siklus II dari pertemuan
pertama sampai ketiga adalah 100 terlaksana.
102 Pada tahap invitasi guru memulai pembelajaran dengan
apersepsi terkait dengan konsep yang akan dibahas. Kemudian memberi pertanyaan kepada siswa terkait dengan konsep. Guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan gagasannya. Walaupun ada banyak siswa yang tidak mau
berpendapat, namun guru berusaha memotivasi siswa. Misalnya memberi tahu siswa agar tidak perlu takut dalam menyampaikan
pendapatnya, memberikan pujian bagi siswa yang sudah berani atau meminta siswa lain bertepuk tangan.
Selanjutnya adalah tahap eksplorasi, dimulai dengan guru membagi siswa menjadi 8 kelompok, kemudian memberikan LKS
dan menjelaskan prosedur diskusi. Pada saat kegiatan diskusi, guru membimbing dan memantau aktivitas siswa. Guru juga
menegur siswa yang bergurau maupun bermain sendiri. Selain itu, guru menjelaskan kepada siswa bahwa dalam diskusi semua
anggota kelompok harus ikut berpartisipasi. Bagi siswa yang masih sering mengganggu teman lainnya, diberi tugas oleh guru
agar memberikan pertanyaan kepada kelompok lain yang presentasi.
Selanjutnya adalah tahap penjelasan dan solusi, guru meminta siswa mempresentasikan hasil diskusinya. Saat ada
kelompok yang malu-malu atau kesulitan dalam menyampaikan hasi diskusi, guru memotivasi siswa agar berani tampil di depan
103 kelas. Setelah selesai presentasi, guru meminta siswa yang lain
untuk bertepuk tangan. Hasil diskusi yang telah disampaikan kemudian dibahas oleh guru dan diberikan penguatan. Guru
menuliskan catatan-catatan terkait dengan hasil diskusi pada papan tulis.
Pada tahap pengambilan tindakan, guru melibatkan siswa dalam membuat kesimpulan. Selain itu siswa yang belum paham
diberikan kesempatan untuk bertanya kepada guru.
2 Observasi Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa diamati dari awal sampai akhir pembelajaran dengan menggunakan pedoman observasi. Pada
pertemuan pertama, dari 10 indikator yang diamati ada 9 indikator yang terlaksana sedangkan 1 indikator yaitu memberikan
pertanyaan tambahan tidak terlaksana. Indikator aktivitas siswa yang dilaksanakan oleh 25 sampai 31 siswa masuk dalam kategori
sangat baik berjumlah 6 indikator. Indikator aktivitas siswa yang dilaksanakan oleh 19 sampai 24 siswa masuk dalam kategori baik
tidak ada. Indikator aktivitas siswa yang dilaksanakan oleh 9 sampai 18 siswa masuk dalam kategori cukup berjumlah 1
indikator. Sedangkan indikator aktivitas siswa yang hanya dilaksanakan oleh 0 sampai 8 siswa masuk dalam kategori kurang
berjumlah 3 indikator.
104 Pada pertemuan kedua, dari 10 indikator yang diamati ada
9 indikator yang terlaksana sedangkan 1 indikator yaitu memberikan pertanyaan tambahan tidak terlaksana. Indikator yang
masuk dalam kategori sangat baik berjumlah 5 indikator. Indikator yang masuk dalam kategori baik berjumlah 1 indikator. Indikator
yang masuk dalam kategori cukup berjumlah 1 indikator. Sedangkan indikator yang masuk dalam kategori kurang
berjumlah 3 indikator. Pada pertemuan ketiga, dari 10 indikator yang diamati ada
9 indikator yang terlaksana sedangkan 1 indikator yaitu memberikan pertanyaan tambahan juga tidak terlaksana. Indikator
yang masuk dalam kategori sangat baik berjumlah 5 indikator. Indikator yang masuk dalam kategori baik berjumlah 1 indikator.
Indikator yang masuk dalam kategori cukup berjumlah 1 indikator. Sedangkan indikator yang masuk dalam kategori kurang
berjumlah 3 indikator. Dari hasil observasi aktivitas siwa dalam pembelajaran
siklus II, hanya ada 1 indikator aktivitas yang tidak terlaksana yaitu memberikan pertanyaan tambahan. Walaupun di akhir
pembelajaran guru sudah memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada yang belum paham, namun pada siklus II
ini tidak ada siswa yang bertanya. Tidak adanya siswa yang
105 memberikan pertanyaan tambahan dapat pula menjadi indikator
bahwa siswa sudah memahami materi yang telah diajarkan. d.
Refleksi Tindakan Siklus II
Langkah perbaikan yang dilakukan guru dapat berjalan dengan baik dan tidak ada kendala karena guru dalam melakukan
pembelajaran sudah sesuai dengan rencana perbaikan yang telah disusun sebelumnya. Selain itu, guru telah menerapkan model
pembelajaran Contextual Teaching and Learning dengan baik karena semua semua aspek yang diamati sudah terlaksana dalam
pembelajaran. Sehingga pada siklus II ini sudah terjadi perubahan dan peningkatan dalam kegiatan pembelajaran walaupun masih ada yang
belum sempurna. Misalnya saja pada kegiatan diskusi masih ada siswa yang belum berdiskusi dengan baik dan harus ditegur oleh guru agar
mau berdiskusi dengan kelompoknya. Guru juga lebih aktif untuk berkeliling dan memberikan bimbingan kepada kelompok yang
menemui kesulitan. Saat presentasi sudah ada siswa yang berani memberikan
pertanyaan, namun sebelumnya harus ditunjuk terlebih dahulu oleh guru dan saat memberikan pertanyaan juga dengan bantuan guru.
Semua kelompok sudah berani untuk mempresentasikan hasil diskusinya, bahkan kelompok yang selesai lebih dahulu dalam
berdiskusi sangat bersemangat untuk segera maju.
106 Selain itu setelah dilaksanakan tes, terjadi peningkatan prestasi
belajar IPA siswa. Pada siklus I rata-rata kelas hanya 74,51 sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 80,48. Data yang diperoleh dari tes
siklus II menunjukkan bahwa dari 31 siswa kelas III, terdapat 29 siswa yang telah memenuhi KKM 70 sedangkan 2 siswa belum
memenuhi KKM. Sehingga persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus II mencapai 93,55. Berdasarkan hasil refleksi tersebut, dapat
disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning pada pembelajaran IPA telah berhasil
meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas III SD Negeri Tegalsari. Oleh karena indikator keberhasilan yaitu
≥ 75 siswa memenuhi nilai KKM 70 sudah tercapai pada siklus II, maka
penelitian dihentikan sampai pada siklus II.
B. Pembahasan