45 keputusan dan terintegrasi dalam masing-masing mata pelajaran.
Kemudian mensosialisasikan
beberapa kegiatan
utama dengan
pendekatan pada siswa guna mendapatkan dukungan yang sempurna sehingga menciptakan kesepakatan yang mutlak bahwa sekolah tersebut
benar-benar sekolah berwawasan lingkungan. Selanjutnya masih dijumpai berbagai situasi permasalahan yang menghambat pelaksanaan adiwiyata,
seperti satuan tugas yang tidak tepat waktu serta ada sekelompok siswa yang masih belum sadar dalam memahami konsep sekolah berwawasan
lingkungan hidup, masalah pendanaan, dan dukungan masyarakat serta instansi lain yang masih rendah. Sekolah sudah melakukan langkah-
langkah strategi guna mengatasi hambatan.
Ketiga sumber penelitian yang relevan di atas, dapat digunakan oleh peneliti sebagai bahan pembanding dalam melakukan penelitian ini. Ketiga
penelitian di atas fokus obyek penelitian yang diambil pada dasarnya sama yaitu mengenai pendidikan lingkungan hidup. Jadi kesamaan penelitian ini
dengan ketiga penelitian di atas adalah sama-sama membahas mengenai pendidikan lingkungan hidup. Sedangkan yang membedakan penelitian ini
dengan ketiga penelitian di atas adalah penelitian ini lebih fokus pada kebijakan sekolah tentang pendidikan lingkungan hidup.
D. Alur Pikir Penelitian
Kebijakan tentang Pendidikan Lingkungan Hidup PLH sudah diterapkan sejak lama. Pada tahun 1996 disepakati kerjasama pertama antara
Departemen Pendidikan Nasional dan Kementerian Negara Lingkungan
46 Hidup, yang diperbaharui pada tahun 2005 dan tahun 2010. Sebagai tindak
lanjut dari kesepakatan tahun 2005, pada tahun 2006 Kementerian Lingkungan Hidup mengembangkan program pendidikan lingkungan hidup
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah melalui program Adiwiyata. SMA Negeri 1 Jetis Bantul merupakan sekolah yang pertama kali
merintis sekolah berbudaya lingkungan di Kabupaten Bantul dan merupakan sekolah yang pertama kali yang meraih penghargaan sebagai “Sekolah
Adiwiyata Mandiri” sebagai sekolah peduli dan berbudaya lingkungan di Kabupaten Bantul. Semenjak
mendapatkan penghargaan sebagai “Sekolah Sehat”, SMA Negeri 1 Jetis Bantul mulai mengintegrasikan Pendidikan
Lingkungan Hidup
kedalam semua
mata pelajaran
dan mengimplementasikannya langsung di lingkungan sekolah.
Untuk mewujudkan Sekolah Berbudaya Lingkungan SBL, sekolah menyelenggarakan kebijakan sekolah tentang pendidikan lingkungan hidup
melalui beberapa proses yaitu proses kebijakan sekolah tentang pendidikan lingkungan hidup di SMA Negeri 1 Jetis melalui kegiatan intrakurikuler,
ekstrakurikuler, dan kegiatan aksi lingkungan. Penyelenggaraan pendidikan lingkungan hidup memerlukan suatu
pengembangan atau inovasi-inovasi dalam menunjang keberhasilan suatu kebijakan sekolah. Sekolah mempunyai rencana pengembangan pendidikan
lingkungan hidup untuk menyukseskan kebijakan sekolah tentang pendidikan lingkungan hidup.
47 Pada
penyelenggaraan kebijakan
sekolah tentang
pendidikan lingkungan hidup memiliki faktor pendukung dan faktor penghambat
didalamnya yang dapat digambarkan dalam bagan.
Gambar 1. Bagan kerangka pikir Kebijakan Pendidikan
Lingkungan Hidup PLH
Kebijakan Sekolah Tentang Pendidikan
Lingkungan Hidup PLH
Faktor Pendukung
Intrakurikuler
Proses Aksi
Lingkungan Ekstrakurikul
er Faktor
Penghambat
Pengembangan Pendidikan Lingkungan Hidup PLH
Sekolah Berbudaya Lingkungan SBL
48
E. Pertanyaan Penelitian