104 anggota masyarakat yang membuang sampah sembarangan, berbuat
seenaknya dan tidak menjaga kelestarian lingkungan sekitar, sebagaimana dipaparkan oleh siswa HB:
“Alatnya kurang memadai, siswanya ada yang malas, masih ada siswa yang kurang memiliki kesadaran akan lingkungan,
kurangnya koordinasi ”. 05052015
Pernyataan di atas diperkuat oleh Bapak AG: “Tidak semua siswa mempunyai greget, mungkin sekitar 10
siswa, itu kendalanya pada karakter anak yang sudah terbentuk yang sudah sulit untuk dibentuk, bermasalah dari rumah. Sering
terpancang
pada materi-materi
pelajaran yang
harus disampaikan, jadi pesan-pesan pendidikan lingkungan hidup
terabaikan, waktu untuk menyelesaikan materi mata pelajaran. Karyawan terpancang oleh tugas pokoknya saja, bukan
hambatan program namun pada personal ”. 04042015
Pernyataan di atas juga diperkuat oleh Ibu EM: “Belum konsistennya antara lingkungan sekolah dengan
lingkungan rumah, dan masih kurangnya komunitas pecinta lingkungan
”. 30032015 Berdasarkan wawancara dapat disimpulkan bahwa faktor
penghambat dari penyelenggaraan kebijakan sekolah tentang pendidikan lingkungan hidup di SMA Negeri 1 Jetis ada 2 macam
yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
C. Pembahasan
1. Kebijakan Sekolah Tentang Pendidikan Lingkungan Hidup
SMA Negeri 1 Jetis mendapatkan penghargaan sebagai sekolah “Adiwiyata Mandiri”, sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang peduli dan
berbudaya lingkungan. Program Adiwiyata yaitu program untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan, dengan
105 program ini SMA Negeri 1 Jetis mendapat predikat sebagai Sekolah
Berbudaya Lingkungan SBL yaitu semua kegiatan sekolah baik dalam pembelajaran maupun di luar pembelajaran mengarah pada pelestarian
lingkungan. Untuk mempertahankan predikat sebagai sekolah berbudaya lingkungan, sekolah membuat kebijakan pendidikan lingkungan hidup.
Menurut Isjoni 2006: 91, sekolah merupakan tempat untuk menuntut ilmu pengetahuan dan wadah untuk mengembangkan keterampilan dan
institusi dalam proses perubahan sikap dan perilaku peserta didik. Sekolah juga merupakan lembaga pembudayaan menuju manusia
berbudaya, berkarya dan karsa, sehingga
out put
lembaga sekolah adalah SDM yang berkualitas dengan keimanan.
Kebijakan sekolah tentang pendidikan lingkungan hidup sudah mulai diprakarsai oleh Kepala Sekolah semenjak tahun 1994, namun
untuk secara resminya pendidikan lingkungan hidup di sekolah di selenggarakan semenjak tahun 2007. Kebijakan sekolah tentang
Pendidikan Lingkungan Hidup tercermin dalam visi dan misi sekolah yaitu
“berimtaq, tangguh, berprestasi, unggul dalam IPTEK, dinamis ke arah globalisasi dan arif terhadap lingkungan
”, sesuai dengan pendapat Arif Rohman 2009: 119 bahwa kebijakan pendidikan merupakan
penjabaran visi-misi pendidikan yang dirumuskan dari pertimbangan pakar dengan menyesuaikan kebutuhan masyarakat, sehingga dalam
komponen kebijakan pendidikan mengandung tujuan
goal
, rencana
106
plans,
program
programme,
keputusan
decision,
serta dampak
effects
suatu kebijakan. Tujuan utama kebijakan sekolah tentang pendidikan lingkungan
hidup yaitu mewujudkan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan. Pendidikan lingkungan hidup bertujuan untuk mengubah perilaku dan
sikap yang dilakukan oleh berbagai pihak atau elemen masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, kesadaran
warga sekolah tentang nilai-nilai lingkungan, dan isu permasalahan lingkungan yang ada. Kebijakan ini pada akhirnya dapat menggerakkan
warga sekolah untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian dan keselamatan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan yang
akan datang.
Tabel 8. Tujuan, rencana, program, keputusan dan dampak kebijakan sekolah tentang Pendidikan Lingkungan Hidup
No Kebijakan Pendidikan Lingkungan Hidup
Tujuan 1
Mewujudkan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan, mengubah perilaku dan sikap yang
dilakukan oleh berbagai pihak atau elemen masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, kesadaran warga sekolah tentang nilai-nilai lingkungan, dan isu
permasalahan lingkungan. Kebijakan ini pada akhirnya dapat menggerakkan warga sekolah
untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian dan keselamatan lingkungan untuk kepentingan
generasi sekarang dan yang akan datang.
2 Mewujudkan sekolah peduli dan berbudaya
lingkungan. Rencana
Kebijakan pendidikan lingkungan hidup yang dilaksanakan sekolah merupakan suatu inisiatif dari
Kepala Sekolah semenjak sekolah berdiri dengan dukungan dan peran serta BLH, Dinas Pendidikan,
guru, karyawan, komite sekolah, masyarakat, dan peserta didik.
107
Lanjutan Tabel 8. Tujuan, rencana, program, keputusan dan dampak kebijakan sekolah tentang PLH
No Kebijakan Pendidikan Lingkungan Hidup
Program 1
Pembentukan kelas kader dan kader lingkungan. 2
Kegiatan aksi lingkungan. 3
Pendidikan lingkungan hidup lintas mata pelajaran.
4 Kegiatan diklat dan
workshop
. Keputusan
Kebijakan Pendidikan Lingkungan Hidup PLH merupakan keputusan bersama antara
stakeholder
dengan Dinas Pendidikan Menengah dan Non Formal kabupaten Bantul, dan Badan Lingkungan
Hidup BLH. Kebijakan ini diputuskan secara resmi pada tahun 2007.
Dampak 1
Peserta didik bisa menyalurkan energi atau tenaganya kedalam hal-hal positif.
2 Memiliki pengetahuan tentang lingkungan
sehingga mereka
memiliki jiwa
cinta lingkungan.
3 Guru memberikan contoh secara nyata yaitu
guru datang tepat waktu, mengajak siswa untuk membersihkan
lingkungan sekolah,
dan mencuci tangan sebelum makan.
Sumber: Data Primer 2015
Berdasarkan paparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan sekolah tentang Pendidikan Lingkungan Hidup PLH di SMA
Negeri 1 Jetis Bantul memuat 5 komponen menurut teori perumusan kebijakan Arif Rohman 2009: 119 yaitu memiliki:
a. Tujuan
goal
Tujuan utamanya untuk mewujudkan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan, mengubah perilaku dan sikap yang dilakukan
oleh berbagai pihak atau elemen masyarakat, serta untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, kesadaran warga sekolah tentang nilai-
nilai lingkungan, dan mengetahui isu permasalahan lingkungan yang ada. Kebijakan ini pada akhirnya dapat menggerakkan warga sekolah
108 untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian dan keselamatan
lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang.
b. Rencana
plans
Kebijakan sekolah tentang Pendidikan Lingkungan Hidup PLH merupakan suatu inisiatif dari Kepala Sekolah semenjak sekolah
berdiri dengan dukungan dan peran serta Badan Lingkungan Hidup BLH, Dinas Pendidikan, guru, karyawan, komite sekolah,
masyarakat, dan peserta didik. c.
Program
progamme
Program yang dilaksanakan sekolah untuk mendukung
keberhasilan pendidikan lingkungan hidup yaitu adanya pembentukan kelas kader dan kader lingkungan, kegiatan aksi lingkungan,
pendidikan lingkungan hidup lintas mata pelajaran, dan kegiatan diklat dan
workshop
. d.
Keputusan
decision
Kebijakan Pendidikan Lingkungan Hidup PLH secara resmi diputuskan pada tahun 2007. Kebijakan ini merupakan keputusan
bersama antara
stakeholder
dengan Dinas Pendidikan Menengah dan Non Formal kabupaten Bantul, dan Badan Lingkungan Hidup BLH.
e. Dampak
effects
Dampak dari adanya kebijakan sekolah tentang pendidikan lingkungan hidup di SMA Negeri 1 Jetis Bantul yaitu peserta didik
109 bisa menyalurkan energi atau tenaganya kedalam hal-hal positif, warga
sekolah memiliki pengetahuan tentang lingkungan sehingga mereka memiliki jiwa cinta lingkungan, dan guru memberikan contoh secara
nyata yaitu guru datang tepat waktu, mengajak siswa untuk membersihkan lingkungan sekolah, dan mencuci tangan sebelum
makan.
2. Proses Pendidikan Lingkungan Hidup