124
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan  hasil  penelitian  yang  telah  dilakukan  maka  dapat  diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Kebijakan sekolah tentang Pendidikan Lingkungan Hidup PLH
Kebijakan  sekolah  tentang  Pendidikan  Lingkungan  Hidup  di  SMA Negeri  1  Jetis  Bantul  memuat  5  komponen  menurut  teori  perumusan
kebijakan Arif Rohman 2009: 119 yaitu: a.
Tujuan
goal
yaitu untuk  mewujudkan  sekolah  peduli  dan  berbudaya
lingkungan, mengubah perilaku dan sikap yang dilakukan oleh berbagai pihak  atau  elemen  masyarakat  yang  bertujuan  untuk  meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, kesadaran warga sekolah tentang nilai-nilai lingkungan,  dan  isu  permasalahan  lingkungan  yang  ada.  Kebijakan  ini
pada akhirnya dapat menggerakkan warga sekolah untuk berperan aktif dalam  upaya  pelestarian  dan  keselamatan  lingkungan  untuk
kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang. b.
Rencana
plans
kebijakan  sekolah  tentang  Pendidikan  Lingkungan Hidup  PLH  merupakan  suatu  inisiatif  dari  Kepala  Sekolah  semenjak
sekolah  berdiri  dengan  dukungan  dan  peran  serta  Badan  Lingkungan Hidup  BLH,  Dinas  Pendidikan,  guru,  karyawan,  komite  sekolah,
masyarakat, dan peserta didik. c.
Program
progamme
yang  dilaksanakan  sekolah  untuk  mendukung keberhasilan  pendidikan  lingkungan  hidup  yaitu  adanya  pembentukan
125 kelas kader dan kader lingkungan, kegiatan aksi lingkungan, pendidikan
lingkungan  hidup  lintas  mata  pelajaran,  dan  kegiatan  diklat  dan
workshop
. d.
Keputusan
decision
kebijakan  Pendidikan  Lingkungan  Hidup  PLH secara  resmi  diputuskan  pada  tahun  2007.  Kebijakan  ini  merupakan
keputusan  bersama  antara
stakeholder
dengan  Dinas  Pendidikan Menengah  dan  Non  Formal  kabupaten  Bantul,  dan  Badan  Lingkungan
Hidup BLH. e.
Dampak
effects
dari  adanya  kebijakan  sekolah  tentang  pendidikan lingkungan hidup di SMA Negeri 1 Jetis Bantul yaitu peserta didik bisa
menyalurkan  energi  atau  tenaganya  kedalam  hal-hal  positif,  warga sekolah  memiliki  pengetahuan  tentang  lingkungan  sehingga  mereka
memiliki  jiwa  cinta  lingkungan,  dan  guru  memberikan  contoh  secara nyata  yaitu  guru  datang  tepat  waktu,  mengajak  siswa  untuk
membersihkan  lingkungan  sekolah,  dan  mencuci  tangan  sebelum makan.
2. Proses Pendidikan Lingkungan Hidup PLH
Proses  kebijakan  Pendidikan  Lingkungan  Hidup  PLH  di  SMA Negeri
1 Jetis
dilaksanakan melalui
kegiatan intrakurikuler,
ekstrakurikuler dan kegiatan aksi lingkungan. a.
Intrakurikuler Proses  kebijakan  sekolah  tentang  pendidikan  lingkungan  hidup
melalui  kegiatan  intrakurikuler  yaitu  mengintegrasikan  pendidikan
126 lingkungan hidup kedalam semua mata pelajaran yang ada di sekolah.
Setiap  guru  mengembangkan  silabusnya  masing-masing  yang mencakup Standar Kompetensi SK, Kompetensi Dasar KD, materi
pokokpembelajaran,  kegiatan  pembelajaran,  indikator,  penilaian, alokasi waktu, dan sumberbahanalat belajar.
b. Ekstrakurikuler
Proses  kebijakan  sekolah  tentang  pendidikan  lingkungan  hidup melalui  kegiatan  ekstrakurikuler  yaitu  mengintegrasikan  pendidikan
lingkungan  hidup  ke  dalam  ekstakurikuler  pramuka,  pertanian,  Karya Ilmiah  Remaja  KIR,  menjahit,  kewirausahaan,  dan  pembentukan
kelas  kader  dan  kader  lingkungan.  Kader  lingkungan  yang  dibentuk yaitu  kader  UKS,  kader  duta  higienis,  kader
greenhouse,
kader tanaman  gantung,  kader  tanaman  pot,  kader  tanaman  obat,  kader
kompos, kader kamar mandi, kader kantin. c.
Aksi lingkungan Proses  kebijakan  pendidikan  lingkungan  hidup  melalui  kegiatan
aksi  lingkungan  dilaksanakan  sekolah  setiap  tahunnya.  Aksi lingkungan  yang  pernah  dilakukan  sekolah  yaitu  aksi  pemberian
tempat sampah di pantai Goa Cemara, aksi anti vandalisme di Stadion PacarSultan Agung, pembuatan slogan-slogan sekolah yang berkaitan
dengan lingkungan, lomba mural antar kelas, dan aksi-aksi lingkungan lainnya.
127 3.
Pengembangan Pendidikan Lingkungan Hidup PLH Program  pengembangan  pendidikan  lingkungan  hidup  di  sekolah
pada  tahun  2014  sampai  tahun  2015  yaitu:  1  pengembangan  sekolah peduli  dan  berbudaya  lingkungan;  2  pengembangan  kurikulum  berbasis
lingkungan  hidup;  3  pengembangan  kegiatan  berbasis  partisipasi;  4 pengembangan dan pengelolaan sarana pendukung sekolah.
4. Faktor  pendukung  dan  faktor  penghambat  kebijakan  sekolah  tentang
Pendidikan Lingkungan Hidup PLH. a.
Faktor Pendukung Terlaksananya kebijakan sekolah tentang pendidikan lingkungan
hidup  di  SMA  Negeri  1  Jetis  Bantul  memiliki  beberapa  faktor pendukung internal dan eksternal. Faktor pendukung internal  yaitu: 1
semangat  warga  sekolah;  2  pendanaan  pendidikan  lingkungan  hidup. Sedangkan  faktor  eksternalnya  yaitu:  1  adanya  kerjasama  dengan
beberapa  pihak  seperti  Pemerintah  Pusat,  Pemerintah  Daerah,  Dinas Pendidikan  Menengah  dan  Non  Formal  Kabupaten  Bantul,  BLH
Provinsi,  BLH  Kabupaten  Bantul,  Dinas  Pertanian,  WALHI, Puskesmas,  Polsek,  dan  masyarakat  sekitar;  2  adanya  pemberian
bantuan  berupa  sarana  prasarana  maupun  pelatihan  dan  diklat-diklat yang diberikan oleh beberapa pihak.
b. Faktor Penghambat
Faktor  penghambat  dari  pelaksanaan  pendidikan  lingkungan hidup di SMA Negeri 1 Jetis yaitu berasal dari dalam sekolah internal
128 dan  dari  luar  sekolah  eksternal.  Faktor  internalnya  meliputi:  1
adanya  alat-alat  pendukung  pendidikan  lingkungan  hidup  yang  sudah rusak;  2  masih  ada  siswa  yang  kurang  memiliki  kesadaran  untuk
menjaga lingkungan;  3  beban mengajar  guru selama 24 jam dalam 6 hari  kerja.  Sedangkan  faktor  eksternalnya  meliputi:  1  perilaku  siswa
yang sudah terbentuk dari lingkungan rumah; 2 kurangnya komunitas pecinta alam; 3 belum konsisten antara kehidupan siswa di rumah dan
di sekolah.
B. Saran