20 d.
Lewat bidang pengajaran, sekolah membantu anak didik mengembangkan kemampuan intelektual dan keterampilan kerja,
sehingga anak didik memiliki keahlian untuk bekerja dan ikut membangun bangsa dan negara.
4. Pengertian Implementasi Kebijakan Sekolah
Suatu kebijakan pendidikan dapat dilihat seperti apa dampak dan pengaruh yang ditimbulkannya dengan adanya kebijakan tersebut yaitu
dengan melihat implementasi di lapangan. Implementasi inilah yang akan memberikan gambaran secara nyata bagaimana suatu kebijakan tersebut
dapat merealisasikan pada tujuan pendidikan yang akan dicapai. Lester Stewart melalui Alifuddin, 2012: 124 mengatakan implementasi
merupakan proses sekaligus suatu hasil
outcome
. Keberhasilan suatu implementasi kebijakan dapat diukur atau dilihat dari proses dan
pencapaian tujuan hasil akhir
outcome
, yaitu tercapai atau tidaknya tujuan-tujuan yang ingin diraih.
Sedangkan menurut Charles O. Jones melalui Arif Rohman, 2012: 106, implementasi adalah suatu aktifitas yang dimaksudkan untuk
mengoperasikan sebuah program. Ada tiga pilar aktifitas dalam mengoperasikan program tersebut adalah: 1
Pengorganisasian
, pembentukan atau penataan kembali sumberdaya, unit-unit serta metode
untuk menjalankan program agar bisa berjalan; 2
Interpretasi
, yaitu aktifitas menafsirkan agar program menjadi rencana dan pengarahan yang
tepat dan dapat diterima serta dilaksanakan; 3
Aplikasi
, berhubungan
21 dengan perlengkapan rutin bagi pelayanan, pembayaran, atau lainnya
yang disesuaikan dengan tujuan atau perlengkapan program. Van Meter Van Horn melalui Alifuddin, 2012: 125,
mendefinisikan implementasi kebijakan sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu atau pejabat-pejabat atau
kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan
kebijakan. Selanjutnya didalam kamus besar Webster melalui Arif Rohman, 2012: 105, implementasi diartikan sebagai
to provide the means for carrying out
menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu;
to give practical effect to
menimbulkan dampakakibat terhadap sesuatu, sehingga pengertian di atas mengandung arti bahwa implementasi
kebijakan dapat dilihat sebagai proses menjalankan keputusan kebijakan. Van Meter dan Van Horn melalui Arif Rohman, 2012: 108
mengawali gagasan teorinya tentang implementasi dengan menyampaikan enam variabel. Keenam variabel tersebut meliputi: 1 standar dan tujuan
kebijakan; 2 sumberdaya; 3 komunikasi; 4 interorganisasi dan aktivitas pengukuhan; 5 karakteristik agen pelaksana; 6 kondisi sosial,
ekonomi dan politik, serta karakter pelaksana. Irianto 2011: 41 mengatakan tolak ukur keberhasilan suatu kebijakan adalah pada tahap
implementasi. Implementasi kebijakan lebih bersifat kegiatan praktis, termasuk di dalamnya mengeksekusi dan mengarahkan, dengan demikian
implementasi dapat disebut sebagai rangkaian kegiatan tindak lanjut
22 setelah sebuah kebijakan ditetapkan, baik yang terdiri atas pengambilan
keputusan, langkah-langkah yang strategis, maupun operasional yang ditempuh guna mewujudkan suatu program atau kebijakan menjadi
kenyataan, guna mencapai sasaran dari kebijakan yang telah ditetapkan tersebut. Tingkat keberhasilan proses ini akan dipengaruhi berbagai unsur,
baik yang bersifat fisik, sosial, maupun budaya. Solichin melalui Arif Rohman, 2012: 110-115 mengatakan ada
empat pendekatan dalam implementasi kebijakan pendidikan. Pendekatan dalam proses implementasi kebijakan umumnya dan kebijakan pendidikan
khususnya sebagaimana diungkapkan, yaitu: a.
Pendekatan Sruktural
Structural Approach
Pendekatan ini bersifat
top-down
, memandang bahwa kebijakan pendidikan harus dirancang, diimplementasikan, dikendalikan, dan
dievaluasi secara struktural. Pendekatan ini menekankan pentingnya komando dan pengawasan menurut tahapan dalam struktur masing-
masing organisasi. Strukturnya bersifat hirarkhis-organis, namun pendekatan ini memiliki titik kelemahan yaitu pada proses
pelaksanaan implementasi kebijakan pendidikan menjadi kaku, terlalu birokratis, dan kurang efisien.
b. Pendekatan Prosedural dan Manjerial
Procedural and Managerial Approach
Pendekatan ini tidak mementingkan penataan struktur-struktur birokrasi pelaksana yang cocok bagi implementasi program,
23 melainkan dengan upaya mengembangkan proses-proses dan
prosedur-prosedur yang
relevan, termasuk
prosedur-prosedur manajerial beserta teknik-teknik manajemen yang tepat.
c. Pendekatan Perilaku
Behaviorial Approach
Pedekatan perilaku meletakkan dasar semua orientasi dari kegiatan implementasi kebijakan pada perilaku manusia sebagai
pelaksana, bukan pada organisasinya. Pendekatan ini berasumsi bahwa upaya implementasi kebijakan yang baik adalah bila perilaku
manusia beserta segala sikapnya juga harus dipertimbangkan dan dipengaruhi agar proses implementasi kebijakan tersebut dapat
berlangsung baik. d.
Pendekatan Politik
Political Approach
Pendekatan ini lebih melihat pada faktor-faktor politik atau kekuasaan yang dapat memperlancar atau menghambat proses
implementasi kebijakan.
Pendekatan politik
selalu mempertimbangkan atas pemantauan kelompok pengikut dan
kelompok penentang beserta dinamikanya. Pendekatan politik dalam proses implementasi kebijakan, memungkinkan digunakannya
paksaan dari kelompok dominan. Proses implementasi kebijakan tidak bisa hanya dilakukan dengan komunikasi interpersonal.
Irianto 2011: 51 berpendapat faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan atau kegagalan dari implementasi kebijakan disebabkan oleh
faktor komunikasi, sumber daya, sikap, dan struktur organisasi. Faktor
24 komunikasi berkenaan dengan pemahaman aparat pelaksana dalam
memahami maksud dan tujuan serta mekanisme dalam pelaksanaan kegiatan. Oleh karena rumusan kebijakan sebagai
message
, maka jalur komunikasi
channel
senantiasa dijelaskan dengan gamblang. Faktor sumber daya berkenaan dengan kompetensi profesional aparat pelaksana
dan daya dukung sarana dan prasarana yang memadai. Faktor disposisi atau sikap berkenaan dengan tekad dan semangat para aparat baik para
pembuat kebijakan maupun pelaksana kebijakan dalam melaksanakan kebijakan. Faktor struktur birokrasi berkaitan dengan
standard operating procedures
SOP yang menjamin koordinasi setiap unsur yang terkait dalam melaksanaakn kebijakan.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa implementasi kebijakan sekolah adalah suatu kegiatan atau
tindakan yang dilakukan guna merealisasikan suatu kebijakan yang telah dibuat oleh sekolah. Tindakan ini bertujuan untuk mencapai tujuan
bersama yang telah direncanakan.
B. Pendidikan Lingkungan Hidup