jarak yang akan memancing ketidak teraturan politik dalam negeri. Pada akhirnya di tahun 612 SM Nineveh, ibu kota kerajaan Assyria diserbu dan ditaklukkan oleh
Aryan Medes dari Persia. Dengan peristiwa ini berakhirlah kekuasaan kerajaan Assyria.
2. Sistem Mata Pencaharian
Basis ekonomi Assyria adalah sabuk tanah agrikultural yang kaya di wilayahnya sendiri antara tepi kiri sungai Tigris dan kaki barat daya dataran Zagros.
Jantung Assyria ynag subur ini lebih luas daripada tanah agrikultur di sekitar Napata yang menjadi basis ekonomi bagi kekuasaan militer Kush, namun jauh lebih kecil
dibandingkan dengan tanah pertanian di Babylonia. Tidak seperti Babylonia dan Kush, Assyria sangat bergantung pada bukan irigasi, tetapi curah hujan untuk
tanaman agrikultur.
3. Peradaban Assyria
Peradaban Assyria banyak terpengaruh oleh peradaban Babylonia. Dengan mengambil peradaban bangsa lain, bangsa Assyria mengembangkan peradabannya
hingga hampir ke seluruh penjuru dunia. Sekalipun demikian, mereka tidak sekedar menjiplak peradaban bangsa lain. Sumbangan peradaban mereka yang asli adalah
dalam bidang seni pahat, arsitektur, dan seni lukis. Sennacherib telah merubah ibukota Nineveh menghiasinya menjadi kota yang sangat indah, sehingga berkat
keindahannya menjadikan kota ini dijuluki sebagai kota matahari. Sebagian raja-raja Assyria adalah kaum terpelajar dan sangat mencintai kepustakaan. Ashurbanibal
merupakan seorang raja yang mendirikan sebuah perpustakaan dengan berbagai kumpulan buku-buku yang luar biasa. Perpustakaan ini dipandang sebagai satu-
satunya peninggalan bangsa Semit yang terpenting. Seringkali bangsa Assyria dipandang sebagai bangsa “Romawinya-Asia”.
Lantaran sebagaimana bangsa Romawi, Assyria juga berhasil mendirikan kekuasaan yang luas. Jika bangsa Romawi mengambil peradaban Yunani yang ditaklukkannya
kemudian mengembangkan dan menyebarkannya ke seluruh penjuru dunia, demikian juga
bangsa Assyria.
Mereka mengambil
alih peradaban
Babylonia,
mengembangkannya dan
kemudian menyebarkannya
ke seluruh
wilayah kekuasaannya. Sebagaimana bangsa Romawi, Assyria juga memperkenalkan sistem
sentralisai administrasi pemerintahan. Wilayah-wilayah propinsi dikuasakan kepada seorang kepala wilayah yang bergelar gubernur yang bertanggung jawab secara
langsung kepada raja. Mereka membangun sejumlah jalan raya untuk memperlancar perhubungan wilayah-wilayah kekuasaannya yang berjauhan.
Warisan kerajaan Assyria berupa alfabet Phoeic dan bahasa versi Armenia. Dalam hal ini alfabet Phoeic sebagai sarana bahasa Armenia. Untuk menulis alfabet
dan bahasa armenia labih mudah dan lebih cepat karena ditulis di atas daun lontar dibanding menuliskan di lembaran tanah liat versi Sumeria pada masa Akkadia.
Sebuah bas-relief dari istana Sennacherib pada Nineveh melukiskan dua pelajar Assyria berdiri berdampingan.
E. Kerajaan Babylonia Baru