Kerajaan Gassan Masyarakat Arab Utara dan Tengah

jelas dari nama-nama mereka dan seringnya bahasa Arab digunakan dalam tulisan- tulisan mereka. Bahasa yang mereka gunakan adalah dialek Aramaik Barat yang mirip dengan Aramaik Nabasia dan Mesir. Agama mereka terkait dengan benda- benda langit yang menjadi ciri agama utara. Bel, yang berasal dari Babylonia, tegak berdiri di depan kuil mereka.

3. Kerajaan Gassan

Orang-orang Gassan mengklaim sebagai keturunan suku Arab Selatan kuno, yang sebelumnya dipimpin oleh Amr Muzayqiya ibn Amir Ma al-Sama, yang diceritakan melarikan diri dai Yaman ke Hauran dan al-Balqa menjelang akhir abad ke tiga Masehi saat bendungan Ma‟rib jebol. Suku dari Yaman ini menggantikan keturunan Salih, orang Arab pertama yang mendirikan kerajaan Suriah. Mereka memantapkan keberadaan kerajaan di sebelah tenggara Damaskus, ujung utara rute perjalanan utama yang mengh ubungkan Ma‟rib dengan Damaskus. Sedikit demi sedikit, seiring berlalunya waktu, Banu Gassan menganut kristen dan menjadi bangsa Suriah. Mereka juga mengadopsi bahasa Aramaik yang merupakan bahasa bangsa Suriah tanpa meninggalkan bahasa Arab yang menjadi bahasa asli mereka. Sekitar akhir abad kelima, mereka menjadi bagian dari kekuasaan politik Bizantium, dan digunakan sebagai tameng untuk membendung serangan orang-orang Badui. Karena harus berhadapan dengan Bizantium, orang-orang Gassan mengadopsi agama Kristen. Pada mulanya, ibu kota mereka berupa perkemahan yang bisa berpindah-pindah, kemudian merekamenjadikan al-Jabiyah di Jawlan sebagai ibu kota tetap mereka. Tingkat budaya yang dicapai oleh orang-orang Gassan, tidak diragukan lagi lebih tinggi dari pencapaian budaya musuhnya di perbatasan Persia, yaitu kerajaan Lakhmi. Di masa pemerintahannya, dan selama masa kekuasaan Romawi, muncul sebuah peradaban baru di sepanjang perbatasan timur Suriah yang merupakan perpaduan antara unsur Arab, Suriah, dan Yunani. Rumah-rumah dari batu vulkanik, monumen kemenangan, tempat pemandian umum, tempat penampungan air, teater, dan gereja berdiri di tempat-tempat yang kini tinggal reruntuhan yang gersang. Pada awalnya di atas dataran tinggi sebelah timur dan selatan Hauran berdiri sekitar tiga ratus kota dan desa, dan saat ini hanya beberapa diantaranya yang masih bertahan.

4. Kerajaan Lakhmi