Elam Kuno Elam Pertengahan

Demikianlah kompleksitas sistem pemerintahan Elam yang meliputi pengawasan, keseimbangan, dan pewarisan kekuasaan, selain adanya keturunan yang bersifat bilateral dan perkawinan levirat perkawinan yang wajib dilakukan antar seorang janda dengan saudara laki-laki suaminya yang telah mati. Apa yang luar biasa dari pengalaman Elam adalah bagaimana mereka menjalankan dan mempraktikkan sistem tersebut. Akan tetapi pada masa kekuasaan Elam yang baru, seorang anak seringkali akan menggantikan kekuasaan yang dimiliki oleh ayahnya. Sejarah Elam dapat dibagi ke dalam diga fase utama: periode kuno, pertengahan, dan periode baru. Dalam semua periode, Elam memiliki keterkaitan yang sangat kuat dengan peradaban Sumeria, Babilonia, dan Assyria, baik dalam bentu perdagangan dan terutama serta lebih sering, yaitu dalam peperangan. Dalam sikap yang sama, Elam juga sering terlibat dalam peristiwa-peristiwa yang terjadi di dataran tinggi Iran. Keduanya terlibat karena kepentingan untuk memadukan semua peradaban yang ada di dataran rendah dalam rangka menguasai penduduka yang suka perang dan untuk menguasai sumer-sumber ekonomi di wilayah itu.

1. Elam Kuno

Raja-raja yang paling awal dari periode Elam Kuno diperkiran berkuasa pada tahun 2700 SM. Pada tahun-tahun tersebut mereka sudah terlibat konflik dengan Mesopotamia, dalam kasus ini adalah dengan kota Ur. Para penguasa dari periode awal ini digantikan oleh dinasti Awan Shustar. Raja ke-11 dari keturunan ini memembuat perjanjian bilateral dengan Naram-Sin dari Akkad memerintah kira-kira tahun 254-221 SM. Tetapi penguasa baru telah muncul, yaitu dinasti Simash, diperikirakan di pegunungan selatan Lorestan. Peristiwa yang terkenal dari periode ini adalah penaklukkan Elam oleh Shulgi dari dinasti Ur ke-3 kira-kira tahun 2094-2047 SM. Akhirnya, bangsa Elam bangkit dengan melakukan pemberontakan dan menggulingkan dinasti Ur ke-3, suatu peristiwa yang senantiasa diingat di dalam nyanyin dan teks-teks Mesopotamia. Kira- kira pada pertengahan abad ke-19 sebelum masehi, penguasa Elam telah berganti dengan dinasti yang baru, yaitu dinasti Eparti. Raja ketiga dari keturunan ini, Shirukdukh, secara aktif telah melakukan berbagai koalisi militer untuk melawan kebangkitan penguasa Babilon, tetapi kemajuan yang dilakukan Hammurabi tidak bisa ditahan, dan Elam dapat ditundukkan pada tahun 1764 SM. Akan tetapi, kerajaan Babilon Kuno dengan cepat mengalami kemunduran seiring dengan kematian Hammurabi, dan tidak lama kemudian bangsa Elam berhasil melakukan balas dendam. Kutir-Nahhunte menyerang Samsuiluna kira-kira pada tahun 1749-1712 SM, anak Hammurabi, suatu peristiwa yang diingat lebih dari 1000 tahun kemudian dalam suatu inskripsi raja Assyiria Ashurbanipal. Dapat diasumsikan bahwa dengan pukulan ini, bangsa Elam kembali lagi berhasil memperoleh kemerdekaannya. Akhir dari dinasti Eparti, kemungkinan terjadi pada akhir abad ke- 16 SM.

2. Elam Pertengahan

Setelah selama dua abad tidak ada sumber-sumber yang mengungkapkannya, periode Pertengahan Elam dibuka dengan munculnya dinasti Anzanit, yang terletak di pegunungan timur laut Khuzestan. Ekspansi politik yang dilakukan oleh Khumbannumena kira-kira pada tahun 1285-1266 SM, raja keempat dari keturunan ini, dengan cepat berhasil, dan keberhasilannya ini ditandai dengan sebutan kepadanya sebagai Expander of the Empire. Ia kemudian digantikan oleh anaknya, Untash-Gal, sejaman dengan Shalmaneser I dari Assyria kira-kira tahun 1274-1245 SM dan mendirikan kota Dur Untash sekarang bernama Choga Zanbil. Pada tahun-tahun pemerintahan Untash-Gal, Elam mengalami kemajuan yang pesat dan segera memicu konflik dengan penguasa Assyria. Tukulti-Ninurta I dari Assyria melakukan operasi tentaranya di pegunungan-pegunungan utara Elam pada bagian akhir abad ke-13 SM. Elam di bawah kekuasaan Kidin-Khutran, raja kedua setelah untash-Gal, berhasil melakukan serangan balasan ke Babilonia. Akan tetapi, bagaimanapun juga, penguasa Assyria tampaknya sangat kuat. Tukulti-Ninurta berusaha melakukan perluasan, dan dalam waktu yang singkat berhasil menguasai bagian selatan Mesopotamia. Keadaan Kidin-Khutran semakin lemah, dan akhirnya dinasti Anzanite mengalami kehancuran. Setelah periode dinasti yang pendek, pada pertengahan kedua periode Pertengahan Elam dibuka dengan munculnya pemerintaha Shutruk-Nahhunte I kira- kira tahun 1160 SM. Dua orang raja yang sama-sama kuat dan dua orang raja yang sama-sama kurang mengesankan mengiringi pendiri dinasti baru, pada periode ini, Elam menjadi salah satu penguasa militer yang besar di Timur Tengah. Tukulti-Ninurta meninggal kira-kira tahun 1208 SM, dan Assyria mengalami kemunduran disebabkan terjadinya konflik internal. Sementara itu, Elam mengalami kemajuan yang pesat dan mulai melakukan penyerangan secara ekstensif ke wilayah Sungai Diyala dan pusat Mesopotamia. Shutruk-Nahhunte I berhasil menaklukkan Babilon dan membawa kode Hammurabi yang terkenal ke Susa. Shilkhak-In- Shushinak, saudara laki-laki dan pengganti anak Shutruk-Nahhunte yang paling muda, Kutir-Nahhunte, masih khawatir dengan perkembangan di Assyria, melakukan penyerangan ke utara sampai ke wilayah Kirkuk.Akan tetapi, di Babilonia, dinasti kedua dari Isin memimpin pemberontakan terhadap kekuasaan Elam, dan penguasa Elam di Mesopotamia tengah akhirnya mengalami kehancuran. Sejak masa itu, kekuasaan militer Elam mulai mengalami kemunduran yang drastis. Nebuchadrezzar I dari Babilonia kira-kira tahun 1119-1098 SM melakukan penyerangan ke Elam, akan tetapi mengalami kegagalan. Serangan kedua dari Babilonia berhasil dengan sukses, dan seluruh wilayah Elam mengalami kehancuran. Peristiwa ini telah menandai berakhirnya Elam periode pertengahan. Penting untuk diketahui bahwa selama periode Elam Pertengahan sistem kuno yang berkaitan dengan pergantian dan distribusi kekuasaan tidak berlaku lagi. Sistem yang berlaku adalah seorang anak menggantikan ayahnya, dan tidak terjadi pembagian kewenangan dalam sistem federal. Keadaan ini menggambarkan adanya peningkatan otoritas yang terpusat di Susa dalam rangka mengefektifkan serangan militer ke luar dan sekaligus mempertahankan Elam dari seangan-serangan pihak lain. Sistem regionalisme kuno yang sebanding dengan federalisme harus tersingkir, dan perselisihan yang terkait dengan persaudaraan telah melemahkan Elam pada periode Elam-Baru, dapat menjadi akar terhadap perkembangan sentrifugal abad ke-13 dan 12 SM.