untuk melakukan pernikahan silang dan mengembangkan kebudayaan Yunani. Meskipun demikian, ia masih mempertahankan sebagian besar struktur administrasi
dinasti Achaeminiyah, memperkenalkan unsur-unsur oriental, dan lembaga-lembaga politik Yunani.
Alexander tidak meninggalkan keturunan. Kematiannya pada tahun 323 SM mengisyaratkan dimualainya periode saling berperang yang panjang di antara para
jenderal Macedonia untuk menguasai wilayah kerajaan. Pada akhir abad ke-4 SM, Saleucus I Nicator, berhasil mengkonsolidasikan sebagian wilayah yang berhubungan
dengan kerajaan Achaeminiyah. Saleucus, yang menganggap dirinya sebagai penguasa tertinggi, bersama dengan anaknya, Antiochus I Soter, mendirikan suatu
pemerintahan dengan dua ibu kota: Antioch di Sungai Orontes-Syria, dan Seleucia di Sungai Tigris-Babilonia. Bagian terbesar dari wilayah Asia Barat, yaitu dari Aegea
sampai Punjab, dikuasai oleh kerajaan Seleucia. Di wilayah ini tinggal bermacam- macam penduduk, termasuk di antaranya yang beraliansi dengan kota-kota Yunani.
1. Para Bangsawan dan Pengembara
Setelah mengakhiri penaklukkannya di wilayah Iran bagian timur, dan dalam suasana letih, tetapi perhatiannya tetap tersita karena harus memikirkan bagaimana
bisa menaklukkan India, Alexander dihadapkan dengan dua faktor yang sangat penting untuk masa depan kerajaannya. Pertama, adalah kekuasaan artistokasi lokal
kerajaan Achaeminiyah, yang tentu saja akan mendominsi penduduk pribumi. Kedua, penduduk nomad yang selama berabad-abad mengembara di sepanjang perbatasan
utara dan timur laut Iran. Alexander tampaknya mengagumi para baron dari Iran bagian selatan. Ia
memiliki catatan mengenai semangat mereka selama dua tahun dalam penaklukkan di wilayah timur laut Iran. Menyadari pentingnya suatu kekuatan bagi kerajaannya di
masa datang, Alexander mengadakan pertemuan dengan para bangsawan yang berasal dari Bactria. Ia meminta 30.000 anak muda untuk dididik dalam disiplin militer
Macedonia. Ia menyadari pentingnya dan efektivitas pasukan berkuda Iran, dan pasukan ini akan dikerahkan untuk menyerbu India. Alexander kemudian menikahi
Roxana dari Sogdiana, puteri dari salah seorang pemimpin negeri taklukkan. Dengan demikian memperlihatkan adanya persatuan di antara dua bangsa yang berbeda.
Tetapi Alexander tidak menyadari adanya unsur-unsur lain yang diperlukan untuk bisa menjamin kelangsungan kekuasaannya atas wilayah yang sangat luas itu.
Ia banyak membangun kota-kota baru, atau membangun kembali kota yang sudah da. Kebanyakan dari kota-kota ini ditempatkan pada jalur strategis sepanjang perbatasan
bagian utara dan berfungsi sebagai kora benteng. Hampir separoh dari kota-kota baru tersebut berada di provinsi bagia timur. Kebijakan Alexander ini tidak diikuti oleh
orang-orang Seleucid dalam menata kota-kota yang kebanyakan berada di bagian barat. Orang-orang Seleucid tidak dapat memelihara hubungan yang baik dengan para
bangsawan Iran bagian selatan sebagaimana dilakukan Alexander. Kekurangan ini, yang merupakan akibat dari kebijakan pro-Macedonia, menjadi salah satu penyebab
utama cepatnya keruntuhan kerajaan Seleucid. Faktor kedua, adalah orang-orang nomad, yang menempati wilayah yang
sangat luas di sepanjang perbatasan bagian utara. Mereka senatiasa berperang dengan penduduk-penduduk setempat dan tidak dapat diajak kerjasama. Alexander akhirnya
berhasil mencapai pinggiran Sungai Jaxartes Syr Darya, yang merupakan batas wilayah yang beradab; hutan belantara yang memotong wilayah Eurasia.
Ahli sejarah Romawi Quintus Curtis melaporkan adanya peringatan yang disampaikan oleh delegasi orang-orang Scythia dalam pertemuannya dengan
Alexander. Mereka mengatkan, apabila anda menyeberang ke Tanais terutama Jaxartes, maka anda akan melihat bagaimana orang-orang Scythia akan menghalangi
anda. Anada tidak akan pernah dapat menaklukkan orang-orang Scythia. Kemiskinan kami menjadikan kami lebih cepat dibandingkan dengan pasukan anda, yang sarat
dengan beban rampasan perang dari berbagai negeri. Ketika anda berpikir kami berada jauh dari anda, anda menginginkan kami berada di kemah anda. Kami
mengetahui bagaimana mengejar dan bagaimana melarikan diri dengan kecepatan yang sama. Kami mencari padang pasir yang sepenuhnya terbebas dari kebudayaan
manusia, daripada kota-kota dan desa-desa yang kaya. Kata-kata di atas menyimpulkan keberadaan dunia nomad yang terbentang
ribuan mil dari timur ke barat. Penduduk yang menetap sepenuhnya sadar akan
ancaman tersebut. Alexander bukanlah orang pertama yang berusaha memerangi kaum nomad ini. Cyrus II, pendiri kerajaan Achaeminiyah, telah menghabiskan
sebagian hidupnya untuk meyerang mereka, demikian juga dengan Darius I. Darius I mencoba menyerang mereka melalui bagian selatan Rusia, tetapi mengalami
kegagalan ketika menyerang orang-orang Scythia di pantai Laut Hitam. Apabila orang-orang nomad dan bangsawan Iran di wilayah selatan
merupakan dua faktor utama penyebab kehancuran kerajaan Seleucid, dan apabila kedua hal tersebut telah menguras dan bahkan menjadi sebab utama kehancuran