Cacat Harmonis Komponen harmonis selalu

ke penghantar keluaran serempak syn. Arus ini menyebabkan timbulnya tegangan gelombang kotak dengan amplitudo rendah pada ujung-ujung resistansi kabel pengaman. Tegangan ini dapat bercampur dengan tegangan sinyal utama. Jika dalam aplikasi tidak bisa diabaikan kabel dapat dipindahkan atau dilemahkan. Jika dalam aplikasi membutuhkan penggunaan penghantar keluaran serempak, pengaruh ini dapat diminimkan dengan menterminasikan dengan kabel yang mempunyai impedansi beban tinggi.

6.2.2.2. Cacat Non-Harmonis

Sumber terbesar dari komponen non harmonis spurs dinamakan spurstaji adalah bentuk gelombang DAC. Ketaklinearan dalam DAC mengarah pada timbulnya harmonic alias atau “folded back”, ke dalam bandpass dari generator fungsi. Harmonis spur ini sangat signifikan pada saat terdapat hubungan sederhana antara frekuensi sinyal dan frekuensi pencuplikan generator fungsi 200MHz. Misal pada frekuensi 75 MHz, DAC menghasilkan harmonis pada 150 MHz dan 225 MHz. Harmonis yang 50 MHz dan 25 MHz berasal dari frekeunsi pencuplikan generator fungsi 200 MHz, akan muncul seperti taji pada 50 MHz dan 25 MHz. Sumber lain dari non harmoni spurs adalah penghubung sumber-sumber sinyal yang tidak berkaitan dengan sinyal keluaran seperti clock mikroprossor. Spurs ini biasanya mempunyai amplitudo tetap = - 75 dBm atau 112 μ Vpp amplitudo ini tidak bias diabaikan terutama sinyal di bawah 100 mVpp. Untuk mencapai amplitudo rendah dengan kandungan spurs minimum, keluaran generator fungsi dipertahankan pada level relatip tinggi dan menggunakan attenuator eksternal jika dimungkinkan.

6.2.2.3. Fasa Noise

Pasa noise diakibatkan dari perubahan kecil frekuensi keluaran sesaat jitter. Noise datar pada sekitar frekuensi dasar dan bertambah sebesar 6 dBcoktaf terhadap frekuensi pembawa. Pada 33250A noise pasa ditampilkan jumlah dari semua komponen noise dengan band 30 KHz berpusat pada frekuensi dasar. Hubungan integrasi noise pasa terhadap jitter memenuhi persamaan berikut.

6.2.2.4. Kesalahan Kuantisasi Resolusi DAC terbatas 12 bit

menjadi penyebab utama kesalahan kuantisasi tegangan. Asumsi kesalahan secara seragam didistribusikan melebihi cakupan ± 0,5 nilai bit terendah least- significant bit LSB, ekuivalen tingkat noise -74 dBc untuk gelombang sinus yang menggunakan cakupan DAC penuh 4096 tingkatan. Panjang memori bentuk gelombang terbatas menjadi penyebab utama terjadinya kesalahan pasa kuantisasi. Perlakuan kesalahan ini seperti modulasi pasa tingkat rendah dan dengan asumsi distribusi merata melampaui cakupan LSB, tingkat ekuivalen noise -76 dBc untuk gelombang sinus yang mempunyai panjang sampel 16K. Standarisasi bentuk gelombang menggunakan cakupan masukan DAC dan panjang sampel 16K. Beberapa bentuk gelombang arbitrary yang menggunakan kurang dari cakupan masukan DAC, atau ditetapkan dengan lebih sedikit dibanding 16.384 poin-poin, akan memperlihatkan secara proporsional kesalahan kuantisasi relatip lebih tinggi.

6.2.2.5. Pengendali Tegangan Keluaran

Multiplier analog digunakan untuk mengendalikan sinyal yang mempunyai amplitudo melampaui 10 dB. Seperti ditunjukkan pada gambar 6-19. satu dari beberapa masukan multiplier dilewatkan dalam sebuah filter anti-aliasing. Masukan lain berasal dari control tegangan DC yang merupakan jumlah dari dua keluaran DAC. Salah satu DAC diatur sesuai dengan tegangan nominal amplitudo keluaran yang dikehendaki. DAC kedua memberikan suatu tegangan untuk mengkoreksi variasi respon frekuensi generator fungsi. Prosedur kalibrasi 33250A dilengkapi semua informasi yang diperlukan untuk menghitung nilai DAC. Dua attenuator - 10 dB dan – 20 dB dan penguat +20 dB digunakan sebagai variasi kombinasi untuk mengendalikan tegangan keluaran dalam step 10 dB melampaui lebar cakupan nilai amplitudo 1 mVpp sampai 10 Vpp.