3.2.1 Spesifikasi LCR meter 140
3.2.2. Pengoperasian 143
3.3. Pembacaan Nilai Pengukuran
145 3.3.1. Pengukuran Resistansi
146 3.3.2. Pengukuran Kapasitansi
149 3.3.3. Pengukuran Induktansi
153 3.4.
Pengukuran Resistansi DC Dengan Sumber Luar 156
3.5. Pengukuran resistansi DC
158
4. PENGUKURAN DAYA 4.1.
Pengukuran Daya Rangkaian DC 160
4.2. Pengukuran Daya Rangkaian AC
162 4.2.1 Metoda tiga Voltmeter dan metode tiga Ampermeter
163 4.3.
Wattmeter 164
4.3.1. Wattmeter satu fasa 164
4.3.2. Wattmeter tiga fasa 166
4.3.3. Pengukuran Daya Reaktif 168
4.3.4. Konstruksi dan Cara Kerja Wattmeter 168
4.3.4.1. Wattmeter tipe elektrodinamometer 168
4.3.4.2. Wattmeter tipe induksi 169
4.3.4.3. Wattmeter tipe thermokopel 170
4.3.4.4. Prinsip Kerja Wattmeter Elektrodinamometer 171
4.3.5. Spesifikasi Alat
175 4.3.6.
Karakteristik 175
4.3.7. Prosedur Pengoperasian
175 4.3.7.1. Pengukuran daya DC atau AC satu fasa
175 4.3.7.2. Pengukuran daya satu fasa jika arus melebihi nilai
perkiraan 176
4.3.7.3. Pengukuran daya satu fasa jika tegangan melebihi nilai perkiraan
176 4.3.7.4. Pengukuran daya satu fasa jika tegangan dan arus
melebihi nilai perkiraan 177
4.3.7.5. Pengukuran daya tiga fasa metode dua watt meter 177
4.3.7.6. Pengukuran daya tiga fase jika tegangan dan arus melebihi nilai perkiraan
178 4.3.8.
Pemilihan Range 179
1.3.9. Keselamatan Kerja
179 4.3.10. Error Kesalahan
179 4.4.
Error Wattmeter 180
4.5. Watt Jam meter
183 4.5.1.
Konstruksi dan Cara Kerja Wattjam meter 184
4.5.2. Pembacaan
186 4.6.
Meter Solid States 187
4.7. Wattmeter AMR
187 4.8.
Kasus Implementasi Lapangan 188
4.9. Faktor Daya
191 4.9.1.
Konstruksi 191
4.9.2. Cara Kerja
192 4.9.3.
Faktor Daya dan Daya 195
4.9.4. Prosedur Pengoperasian Cos Q meter
198 4.10.
Metode Menentukan Urutan Fasa 200
JILID 2
4.10.1. Kawat Penghantar Tiga Fasa 200
4.10.2. Prinsip Dasar Alat Indikator Urutan Fasa 203
4.10.3. Cara Kerja Alat 203
4.10.4. Prosedur Pengoperasian Alat 206
5. PENGUJI TAHANAN ISOLASI DAN KUAT MEDAN
5.1.1. Pengujian Tahanan Isolasi
210 5.1.2.
Pengukuran Tahanan Isolasi 212
5.2. Tahanan Pentanahan Earth Ground Resistance
216 5.2.1.
Cara Menguji Sistem Pentanahan 217
5.2.2. Pentanahan dan Fungsinya
217 5.2.3.
Nilai Tahanan yang Baik 218
5.2.4. Dasar-dasar Pentanahan
219 5.2.4.1. Komponen elektroda pentanahan
219 5.2.4.2. Hal-hal yang mempengaruhi tahanan tanah
220 5.2.5.
Metode Pengetesan Pentanahan Tanah 222
5.2.5.1. Ukuran tahanan tanah 223
5.2.5.2. Cara menghitung tahanan tanah 223
5.2.5.3. Cara mengukur tahanan tanah 224
5.2.6. Metode Pengetesan Pentanahan Tanah
224 5.2.6. 1. Cara kerja uji Drop Tegangan
225 5.2.6. 2. Cara Menempatkan Tiang Pancang
225 5.2.6. 3. Ukuran selektif
226 5.2.7.
Metode Pengetesan Pentanahan Tanah Ukuran Tanpa Pancang
227 5.2.7.1. Ukuran impedansi tanah
229 5.2.7.2. Tahanan tanah dua kutub
229 5.2.7.3. Mengukur Tahanan Tanah di Kantor Pusat
230 5.2.8.
Aplikasi Tahanan Pentanahan yang Lain 233
5.2.8. 1. Lokasi aplikasi 233
5.2.8. 2. Uji-uji yang direkomendasikan 234
5.3. Pengukuran Medan
235 5.3.1.
Field meter Statik : 235
5.3.1.1. Data Teknik 239
5.3.1.1.1. Ukuran Fieldmeter Statik 239
5.3.1.1.2. Letak Pin : 240
5.3.1.2. Metode Pengukuran 240
5.3.1.2.1. Pengaturan Offset 240
5.3.1.2.2. Penghitungan Pengisian Muatan 240
5.3.1.3. Perawatan
241 5.3.1.4.
Instruksi Peringatan 241
5.3.2. Field meter Statik Digital
241 5.3.2.1.
Diskripsi Instrument 241
5.3.2.2. Fungsi Display
242 5.3.2.3. Prosedur Pengukuran
242 5.3.2.3.1. Set-up
242 5.3.2.3.2. Persiapan Pengukuran
243 5.3.2.4. Data Teknik
243 5.3.3.
Smart Field Meter 243
6. PEMBANGKIT SINYAL
6.1. Fungsi Generator
247 6.1.1. Pendahuluan
247 6.1.2. Konstruksi dan Cara kerja
247