Wattmeter Wattmeter digunakan untuk

Gambar 4- 3. Wattmeter satu fasa Arus sesaat didalam kumparan yang berputar kumparan tegangan adalah Ip, besarnya Ip=eRp dimana e adalah tegangan sesaat pada jala - jala dan Rp adalah tahanan total kumparan tegangan beserta tahanan serinya. Defleksi kumparan putar sebanding dengan perkalian Ic dan Ip , defleksi rata- rata selama satu perioda dapat dituliskan : dt I I K rata rata p c = − dimana: rata-rata = defleksi sudut rata-rata kumparan K = konstanta instrumen Ic = arus sesaat dalam kumparan arus Ip = Arus sesaat di dalam kumparan tegangan Dengan menganggap sementara Ic sama dengan arus beban I secara aktual Ic = Ip + I dan menggunakan nilai Ip = eRp didapatkan : 1 dt I e T K dt R e I K rata rata p = = − Menurut definisi, daya rata-rata didalam suatu rangkaian adalah : dt I e rata rata P = − Elektrodinamometer yang dihubungkan dalam konfigurasi gambar 4-3 mempunyai defleksi yang sebanding dengan daya rata- rata. Jika f dan I adalah besaran sinus dengan bentuk e = Em sin wt dan I = Im sin wt + f maka persamaan berubah menjadi : ϕ Cos I E K rata rata = − Kumparan kompensasi dibagian dalam kumparan arus Kumparan arus Kumparan tegangan R beban Kumparan arus Jala-jala dimana E dan I menyatakan nilai - nilai rms tegangan dan arus f menyatakan sudut fasa antara tegangan dan arus. Wattmeter elektrodinamometer membutuhkan sejumlah daya untuk mempertahankan medan magnetnya, tetapi ini biasanya sangat kecil dibandingkan daya beban sehingga dapat diabaikan, Jika diperlukan pembacaan daya yang tepat, arus kumparan harus sama dengan arus beban, dan kumparan potensial harus dihubungkan diantara terminal beban. Kesulitan dalam menempatkan sambungan kumparan tegangan diatasi dengan wattmeter yang terkompensasi. Kumparan arus terdiri dari dua kumparan, masing- masing mempunyai jumlah lilitan yang sama. Salah satu kumparan menggunakan kawat lebih besar yang membawa arus beban ditambah arus untuk kumparan tegangan. Kumparan lain menggunakan kawat kecil tipis dan hanya membawa arus ke kumparan tegangan. Tetapi arus ini berlawanan dengan arus didalam kumparan besar, menyebabkan fluks yang berlawanan dengan fluks utama. Berarti efek I dihilangkan dan wattmeter menunjukkan daya yang sesuai.

4.3.2. Wattmeter tiga fasa Pengukuran daya dalam suatu

sistem fasa banyak, memerlukan pemakaian dua atau lebih wattmeter. Kemudian daya nyata total diperoleh dengan menjumlahkan pembacaan masing-masing wattmeter secara aljabar. Teorema Blondel menyatakan bahwa daya nyata dapat diukur dengan mengurangi satu elemen wattmeter dan sejumlah kawat-kawat dalam setiap fasa banyak, dengan persyaratan bahwa satu kawat dapat dibuat common terhadap semua rangkaian potensial. Gambar 4-4 menunjukkan sambungan dua wattmeter untuk pengukuran konsumsi daya oleh sebuah beban tiga fasa yang setimbang yang dihubungkan secara delta. Kumparan arus wattmeter 1 dihubungkan dalam jaringan A, dan kumparan tegangan dihubungkan antara jala-jala, line A dan C. Kumparan arus wattmeter 2 dihubungkan dalam jaringan B , dan kumparan tegangannya antara jaringan B dan C. Daya total yang dipakai oleh beban setimbang tiga fasa sama dengan penjumlahan aljabar dari kedua pembacaan wattmeter. Diagram fasor gambar 4-5 menunjukkan tegangan tiga fasa V AC , V CB , V B A dan arus tiga fasa I AC , I CB dan I B A . Beban yang dihubungkan secara delta dan dihubungkan secara induktif dan arus fasa ketinggalan dari tegangan fasa sebesar sudut ?. Gambar 4-4. Metode ARON Gambar 4-4 Konfigurasi Wattmeter Kumparan arus wattmeter 1 membawa arus antara I A’A yang merupakan penjumlahan vektor dan arus-arus fasa I AC dan I AB . Kumparan potensial wattmeter 1 dihubungkan ke tegangan antara V AC . Dengan cara sama kumparan arus wattmeter 2 membawa arus antara I B’B yang merupakan penjumlahan vektor dari arus-arus fasa I B A dan I AC , sedang tegangan pada kumparan tegangannya adalah tegangan antara V BC . Karena beban adalah setimbang, tegangan fasa dan arus-arus fasa sama besarnya dan dituliskan : V AC = V BC = V dan I AC = I CB =I B A = I Daya dinyatakan oleh arus dan tegangan masing-masing wattmeter adalah: W 1 = V AC .I A’A Cos 30°-? = VI Cos 30°-? W 2 = V BC .I B’B Cos 30°+? = VI Cos 30°+? dan W 1 +W 2 = VI Cos 30°-? + VI Cos 30°+? = VI Cos 30°Cos ? + Sin 30°Sin? + Cos30°Cos? -Sin30°sin? = 3 VI Cos? Persamaan diatas merupakan besarnya daya total dalam sebuah rangkaian tiga fasa, dan karena itu kedua wattmeter pada gambar secara tepat mengukur daya total tersebut. Dapat ditunjukkan bahwa penjumlahan aljabar dari pembacaan kedua wattmeter akan memberikan nilai daya yang benar untuk setiap kondisi yang tidak Wattmeter 1 Kumparan arus Kumparan tegangan Kumparan arus Kumparan arus Kumparan arus Kumparan tegangan Wattmeter 2 R R beban A B C setimbang. Jika kawat netral dari system tiga fasa juga tersedia seperti halnya pada beban yang tersambung dalam hubungan bintang 4 kawat, sesuai dengan teorema Blondel, diperlukan tiga wattmeter untuk melakukan daya nyata total. Gambar 4-5. Diagram fasor tegangan tiga fasa V AC , V CB , V B A dan arus tiga fasa I AC , I CB dan I BA .

4.3.3. Pengukuran Daya Reaktif Daya reaktif yang disuplai ke

sebuah rangkaian arus bolak-balik sebagai satuan yang disebut VAR Volt-Ampere-Reaktif, yang memberikan perbedaan antara daya nyata dan daya oleh komponen reaktif. Merupakan dua fasor E dan I yang menyatakan tegangan dan arus pada sudut fasa ?. Daya nyata adalah perkalian komponen-komponen sefasa dari tegangan dan arus E.I.cos ?, sedang daya reaktif adalah perkalian komponen- komponen reaktif yaitu E.I.sin ? atau E.I.cos ? - 90°.

4.3.4. Konstruksi dan Cara Kerja Wattmeter

Wattmeter analog terdiri dari 3 tipe yaitu wattmeter tipe elektrodinamometer, wattmeter tipe induksi dan wattmeter tipe thermokopel.

4.3.4.1. Wattmeter tipe elektrodinamometer

. Wattmeter tipe elektrodinamometer terdiri dari satu pasang kumparan yaitu kumparan yang tetap disebut kumparan arus dan kumparan yang berputar disebut dengan kumparan tegangan, sedangkan alat penunjuknya akan berputar melalui suatu sudut, yang berbanding lurus dengan hasil perkalian pada arus-arus yang melalui kumparan-kumparan tersebut gambar 4-6. Gambar 4-6. Konstruksi wattmeter elektrodinamometer Kumparan arus dari Wattmeter dihubungkan secara seri dengan rangkaian beban, dan kumparan tegangan dihubungkan parallel dengan line. Jika arus line mengalir melewati kumparan arus dari wattmeter, maka akan membangkitkan medan disekitar kumparan. Kuat medan ini sebanding dengan besarnya arus line Kumparan tegangan dari wattmeter dipasang seri dengan resisitor yang mempunyai nilai resistansi sangat tinggi. Tujuannya adalah untuk membuat rangkaian kumparan tegangan dari meter mempunyai ketelitian tinggi. Jika tegangan dipasangkan ke kumparan tegangan, arus akan sebanding dengan tegangan line.

4.3.4.2. Wattmeter tipe induksi Seperti alat ukur wattmeter

elektrodinamometer, alat ukur tipe induksi mempunyai pula sepasang kumparan-kumparan yang bebas satu dan lainnya. Susunan ini menghasilkan momen yang berbanding lurus dengan hasil kali dari arus-arus yang melalui kumparan-kumparan tersebut, dengan demikian dapat pula dipergunakan sebagai alat pengukur watt. Untuk memungkinkan hal ini F 1 dalam gambar 4-7 didapat dari arus beban I dan F 2 dari tegangan beban V. Perlu diperhatikan bahwa F 2 akan mempunyai sudut fasa sebesar 90° terlambat terhadap V. Hubungan antara fasa-fasa diperlihatkan dalam gambar 4-8, dan menurut persamaan di dapat : ϕ α cos sin =