Pengukuran Daya Rangkaian AC Dalam arus bolak-balik daya yang

Dimana V dan I merupakan harga rms dari tegangan dan arus. Cos ? merupakan faktor daya dari beban. Dari hasil yang diperoleh didapatkan bahwa faktor daya cos f berpengaruh dalam penentuan besarnya daya dalam sirkit AC, ini berarti bahwa wattmeter harus digunakan dalam pengukuran daya dalam sirkuit AC sebagai pengganti Ampermeter dan Voltmeter

4.2.1 Metoda tiga Voltmeter dan metode tiga Ampermeter

Daya satu fasa dapat diukur dengan menggunakan tiga Voltmeter atau tiga Ampermeter. Gambar 4-2 memperlihatkan pengukuran daya dengan menggunakan metode tersebut. Gambar 4-2. Pengukuran daya metoda tiga voltmeter dan tiga ampermeter Dalam metoda tiga Voltmeter, masing-masing alat pengukur volt menunjukkan V1, V2 dan V3, maka: 1 2 1 2 V1 V2 V3 A1 A2 A3 R R Beban Beban V 3 I V 1 V2=IR f V I 2 =VR I 1 I 3 f ϕ ϕ Cos I V Cos I V m m = = 2 2 1 2 2 2 3 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 3 2 1 2 V V V R W Cos R V V Cos I V W Cos V V V V V − − = = = = ϕ ϕ ϕ Dalam menggunakan metode tiga Ampermeter, masing-masing alat pengukur amper menunjukkan I 1 , I 2 , I 3 maka: 2 1 2 2 2 3 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 3 2 2 I I I R W Cos I R I Cos I V W Cos I I I I I − − = = = = ϕ ϕ ϕ

4.3. Wattmeter Wattmeter digunakan untuk

mengukur daya listrik searah DC maupun bolak-balik AC. Ada 3 tipe Wattmeter yaitu Elektrodinamometer, Induksi dan Thermokopel. Jika ditinjau dari fasanya ada 2 yaitu wattmeter satu fasa dan wattmeter tiga fasa.

4.3.1. Wattmeter satu fasa Elektrodinamometer dipakai

secara luas dalam pengukuran daya, wattmeter tipe Elektrodinamometer dapat dipakai untuk mengukur daya searah DC maupun daya bolak-balik AC untuk setiap bentuk gelombang tegangan dan arus dan tidak terbatas pada gelombang sinus saja. Wattmeter tipe elektrodinamometer terdiri dari satu pasang kumparan yaitu kumparan tetap yang disebut kumparan arus dan kumparan berputar yang disebut dengan kumparan tegangan, sedangkan alat penunjuknya akan berputar melalui suatu sudut, yang berbanding lurus dengan hasil perkalian dari arus-arus yang melalui kumparan-kumparan tersebut. Gambar 4-3 menunjukkan susunan wattmeter satu fasa. Gambar 4- 3. Wattmeter satu fasa Arus sesaat didalam kumparan yang berputar kumparan tegangan adalah Ip, besarnya Ip=eRp dimana e adalah tegangan sesaat pada jala - jala dan Rp adalah tahanan total kumparan tegangan beserta tahanan serinya. Defleksi kumparan putar sebanding dengan perkalian Ic dan Ip , defleksi rata- rata selama satu perioda dapat dituliskan : dt I I K rata rata p c = − dimana: rata-rata = defleksi sudut rata-rata kumparan K = konstanta instrumen Ic = arus sesaat dalam kumparan arus Ip = Arus sesaat di dalam kumparan tegangan Dengan menganggap sementara Ic sama dengan arus beban I secara aktual Ic = Ip + I dan menggunakan nilai Ip = eRp didapatkan : 1 dt I e T K dt R e I K rata rata p = = − Menurut definisi, daya rata-rata didalam suatu rangkaian adalah : dt I e rata rata P = − Elektrodinamometer yang dihubungkan dalam konfigurasi gambar 4-3 mempunyai defleksi yang sebanding dengan daya rata- rata. Jika f dan I adalah besaran sinus dengan bentuk e = Em sin wt dan I = Im sin wt + f maka persamaan berubah menjadi : ϕ Cos I E K rata rata = − Kumparan kompensasi dibagian dalam kumparan arus Kumparan arus Kumparan tegangan R beban Kumparan arus Jala-jala