output sama sekali, maka dapat diduga pada tingkat tersebut
terdapat kerusakan. Sinyal input yang lazim digunakan berbentuk
sinusoida
dengan amplitudo
rendah, sedemikian rupa supaya tidak menimbulkan cacat bentuk
pada tingkat berikutnya. Pada
gambar 6-3
dapat dilihat troubleshooting
pada rangkaian penguat audio
menggunakan teknik signal tracing.
Teknik yang sama dapat
diterapkan pada peralatan non- audio. Umumnya generator fungsi
dapat menghasilkan sinyal sampai 2 MHz, bahkan beberapa model
mampu memberikan frekuensi sampai 10 MHz atau lebih tinggi.
Pada teknik sinyal tracing ini tidak diperlukan tegangan DC-offset dari
generator fungsi, walaupun rangkaian
penguat audio menggunakan kopling kapasitor
yang mampu memblokir tegangan DC yang berasal dari sumber.
Gambar 6.3. Gambar troubleshooting menggunakan teknik pelacakan sinyal
6.1.4.2.Troubleshooting menggunakan teknik sinyal pengganti Variasi dari metode signal tracing
adalah dengan memanfaatkan sinyal
frekuensi audio yang
berfungsi sebagai sinyal pengganti, diinjeksikan
pada berbagai titik dalam peralatan yang
sedang dites. Dalam teknik ini pertama kali sinyal diinjeksikan
pada titik terdekat dengan
speaker, kemudian bergerak maju menuju tingkat sebelumnya secara
bertahap sampai tidak terdengar suara pada speaker. Tingkat yang
tidak menghasilkan suara pada speaker
diduga mengandung
kerusakan. Gambar
6-3 dapat
dipakai sekaligus untuk troubleshooting menggunakan
teknik sinyal pengganti.
Perlu diperhatikan bahwa pada teknik
sinyal pengganti ini pengaturan tegangan DC offset sumber sinyal
dijamin harus cocok dengan
tegangan bias masing-masing tingkat pada sistem audio tersebut.
Ketidak sesuaian tegangan offset dari operasi normal rangkaian,
dapat berakibat operasi tingkat tersebut cut-off dan akan nampak
seolah-olah terjadi kerusakan, bahkan dapat juga menyebabkan
kerusakan pada bagian tersebut.
Penguat Audio
Driver
Penguat daya
Generator fungsi
Oleh karena itu dapat digunakan kapasitor kopling pada
probe sehingga tegangan DC offset tidak
akan masuk menggangu titik kerja karena sinyal tetap mengambang
pada titik kerja yang dikehendaki. Teknik sinyal pengganti ini cukup
menggunakan indikator speaker saja, karena suara yang keluar
dari speaker sudah cukup untuk mendeteksi ada tidaknya
kerusakan.
6.1.5. Penggunaan generator fungsi sebagai bias dan sumber sinyal
Beberapa generator fungsi modern mampu mencampurkan tegangan
DC-offset pada tegangan output ACnya.
Gambar 6.4. Penggunaan generator fungsi sebagai kombinasi bias dan
sumber sinyal
Seperti nampak pada gambar 6-4 kemampuan ini dapat dipakai
untuk membias transistor penguat yang dites dengan melengkapi
Osiloskop
atau
Ch B
Generator fungsi
Ch A
komponen AC dari sinyal input. Dengan mengamati output
penguat pada osiloskop, amplitudo dan bias transistor dapat
dioptimalkan pada output tidak cacat. Dengan melakukan variasi
DC-offset, maka pengaruh beberapa bias klas A, B dan C
dapat ditentukan.
6.1.5.1. Karakteristik beban lebih pada amplifier Titik beban lebih overload dari
beberapa penguat sulit ditentukan dengan
cara pengetesan
menggunakan input
gelombang sinusoida.
Bentuk gelombang segitiga merupakan bentuk
gelombang ideal untuk keperluan ini, karena setiap titik awal dari
linieritas mutlak suatu gelombang dapat dideteksi
dengan baik. Dengan output segitiga kondisi
puncak pembebanan lebih dari sebuah penguat
akan mudah ditentukan. Kondisi
overload tersebut dapat dilihat pada gambar
6-5.
Gambar 6-5. Karakteristik penguat kondisi overload
6.1.5.2. Pengukuran Respon Frekuensi Generator fungsi dengan
kapabilitas sweep adalah ideal untuk pengecekan respons
frekuensi pada peralatan seperti penguat, kendali bass dan treble,
filter band-pass, filter High Pass dan Low Pass, rangkaian kopling,
dan speaker maupun rumah speaker. Penguat IF, tuned circuit,
notch filter
dan rangkaian impedansi lainnya. Dengan range
frekuensi generator fungsi sampai minimal
1 MHz, maka dapat dipakai untuk pengukuran,
mengaturan dan analisis respons peralatan pasip atau aktip sampai
batas frekuensi tersebut. Sebagai tambahan pada fasilitas
sweep internal,
beberapa generator memiliki input frekuensi
terkontrol tegangan VCF =
voltage controlled frequency, yang memungkinkan pengendalian
sinyal sweep
oleh gelombang sinus atau pola khusus lainnya.
Juga beberapa unit tercakup
rentang audio dari 20 Hz ~ 20 kHz dapat masuk dalam satu sweep
dengan mudah.
Bentuk gelombang masukan
Bentuk gelombang
keluaran
6.1.5.3. Setting Peralatan Tes Prosedur berikut ini mengacu
gambar. 6-6 . menjelaskan cara penyiapan dan metode pengukuran
respons frekuensi. 1.
Pilih rentang frekuensi yang dikehendaki pada generator.
2. Sambungkan kabel dari
terminal output pada generator ke input horisontal X dari
osiloskop.
3. Pasang osiloskop pada posisi
input X-Y. 4.
Dengan pembangkit sweep pada posisi OFF, variasikan
operasi dari alat pada frekuensi dasar.
5. Nyalakan signal sweep dan
atur lebar dan titik awal untuk melacak semua arah yang
dikehendaki oleh ”marker” pada layar. Atur kecepatan
sweep sehingga displai bebas dari derau.
6. Sambungkan output generator
dengan input rangkaian yang akan dites. Bila perlu sisipkan
terminasi untuk matching impedance antara output
generator dengan input rangkaian. Hal ini tidak perlu
kalau impedansi input dan output telah cocok misalkan
sebesar 50
Ω .
7. Sambungkan input vertical Y
osiloskop untuk mengukur tegangan output beban dari
rangkaian yang dites.
8. Pilih bentuk sinyal sinus,
segitiga, atau persegi manakah yang sesuai. Sinyal sinus yang
lazim dipakai pada pengecekan respons frekuensi.
mengendalikannya sesuai tegangan sweep.
6.1.5.4. Peraga Respon Frekuensi Bila menggunakan osiloskop
kovensional, maka peraga yang diperoleh akan nampak seperti
gambar
6-7 Penguatan atau
atenuasi relatip
dari seluruh frekuensi dalam pita tersebut akan
ditampilkan. Tampilan akan dapat dianalisis untuk menerima atau
menolak karakteristik respons frekuensi. Dalam penguat pita-
lebar, tujuan analisis umumnya adalah untuk menjaga respons
frekuensi rata pada lebar-pita selebar mungkin. Tampilan
respons frekuensi dari rangkaian filter dan kopling menunjukkan
frekuensi dan ketajaman cut-off.