Osiloskop Digital 1. Prinsip Kerja CRO Digital

Gambar 7-26. Blok diagram osiloskop digital

7.4.2. Metoda Pengambilan Sampel Metoda pengambilan sampel

menjelaskan bagaimana osiloskop digital mengumpulkan titik-titik sampel. Untuk perubahan sinyal lambat, osiloskop digital dengan mudah mengumpulkan lebih dari cukup titik sampling untuk mengkonstruksi gambar secara akurat. Oleh karena itu untuk sinyal yang lebih cepat seberapa cepat tergantung pada kecepatan sampling osiloskop osiloskop tidak dapat mengumpulkan cukup sampel . Osiloskop digital mampu melakukan dua hal yaitu : mengumpulkan beberapa titik sampel dari sinyal dalam jalan tunggal real-time sampling mode dan kemudian menggunakan interpolasi. Interpolasi merupakan teknik pemrosesan untuk mengestimasi apakah bentuk gelombang pada beberapa titik nampak sama seperti aslinya. membangun gambar bentuk gelombang sepanjang waktu pengulangan sinyal equivalent-time sampling mode.

7.4.3. Pengambilan Sampel Real-Time dengan Interpolasi Osiloskop digital menggunakan

pengambilan sampel real-time seperti metoda sampling standar. Dalam pengambilan sampel real- time, osiloskop mengumpulkan sampel sebanyak yang dapat menggambarkan sinyal sebenarnya. Untuk pengukuran sinyal tansien harus menggunakan real time sampling. Peraga Sistem Akusisi Pengubah analog ke digital Memori Pemroses Sistem triger Sistem peraga digital Sistem Horisontal Sample Clock Sistim Vertikal Attenu at Penguat Vertikal Gambar 7-27. Pengambilan sampel real-time Osiloskop digital menggunakan interpolasi dalam memperagakan sinyal secepat yang osiloskop dapat hanya dengan mengumpulkan beberapa titik sampel. Inperpolasi adalah menghubungkan titik. Interpolasi linier sederhana menghubungkan titik sampel dengan garis lurus. Interpolasi sinus menghubungkan titik sampel dengan titik kurva gambar 7-28 . Dengan interpolasi sinus , titik-titik dihitung untuk mengisi waktu antar sampel riil. Proses ini meskipun menggunakan sinyal yang disampel hanya beberapa kali dalam satu siklus dapat diperagakan secara akurat. Gambar 7-28. Interpolasi sinus dan linier gelombang sinus yang direprduksi dengan interpolasi sinus gelombang sinus yang direproduksi dengan menggunakan linier interpolasi kecepatan pengambilan sampel bentuk gelombang yang dikonstruksi dengan titik sampel

7.4.4. Ekuivalensi Waktu Pengambilan Sampel

Beberapa osloskop digital dapat menggunakan ekuivalen waktu pengambilan sampel untuk menangkap pengulangan sinyal yang sangat cepat. Ekuivalensi waktu pengambilan sampel mengkonstruksi gambar pengulangan sinyal dengan menangkap sedikit bit informasi dari setiap sinyal gambar 7-30 . Bentuk gelombang secara perlahan dibangun seperti untai cahaya yang berjalan satu persatu. Dengan mengurutkan sampel titik-titk muncul dari kiri ke kanan secara berurutan, sedangkan pada random sampling titik-titik muncul secara acak sepanjang bentuk gelombang Gambar 7-29. Akusisi pembentukan gelombang

7.4.5. Osiloskop Penyimpan Digital

Osiloskop penyimpan digital atau disingkat DSO Digital Storage Osciloscpe, sekarang ini merupakan jenis yang lebih disukai untuk aplikasi kebanyakan industri meskipun CRO analog sederhana masih banyak digunakan oleh para hobist. Osiloskop penyimpan digital menggantikan penyimpan analog yang tidak stabil dengan memori digital, yang dapat menyimpan data selama yang dikehendaki tanpa mengalami degradasi. Ini memungkinkan untuk pemrosesan sinyal yang kompleks dengan rangkaian pemroses digital kecepatan tinggi. Gambar 7-30. Osiloskop penyimpan digital Gelombang dibentuk dengan titik sampel akuisisi siklus pertama akusisi siklus kedua akusisi siklus ketiga akuisis siklus ke n Masukan vertikal, sebagai pengganti pengendali penguat vertikal adalah digitalisasi dengan rangkaian pengubah analog menjadi digital analog digital converter hasilnya sebagai data yang disimpan dalam memori mikroprosesor. Data selanjutnya diproses dan dikirim untuk diperagakan, awalnya osiloskop penyimpan digital menggunakan peraga tabung sinar katoda, namun sekarang lebih disukai dengan menggunakan LCD layar datar. Osiloskop penyimpan digital dengan peraga LCD warna sudah umum digunakan. Data dapat diatur dikirim melalui pemrosesan LAN atau WAN atau untuk pengarsipan. Layar gambar dapat langsung direkam pada kertas dengan alat berupa printer atau plotter , tanpa memerlukan kamera osiloskop. Osiloskop memiliki perangkat lunak penganalisa sinyal sangat bermanfaat untuk penerapan ranah waktu misal mengukur rise time, lebar pulsa, amplitudo, spektrum frekuensi, histogram, statistik, pemetaan persistensi dan sejumlah parameter yang berguna untuk seorang engineer dalam bidang spesialisasinya seperti telekomunikasi. analisa disk drive dan elektronika daya. Osiloskop digital secara prinsip dibatasi oleh performansi rangkaian masukan analog dan frekuensi pengambilan sampel. Pada umumnya kecepatan frekuensi pengambilan sampel sekurang-kurangnya dua kali komponen frekuensi tertinggi dari sinyal yang diamati. Osiloskop dapat memvariasi timebase dengan waktu yang teliti. Misal untk membuat gambar sinyal yang diamati secara berulang. Memerlukan salah satu clock atau memberikan pola yang berulang. Bila diperbandngkan antara osiloskop penyimpan analog dengan osiloskop penyimpan digital, osiloskop penyimpan digital memiliki beberapa kelebihan antara lain. Peraga lebih jelas dan besar dengan warna pembeda untuk multi penjejakan. Ekuivalen pengambilan sampel dan pengamatan menunjukkan resolusi lebih tinggi di bawah μ V. Deteksi puncak. Pre-trigger Mudah dan mampu menyimpan beberapa penjejakan memungkinkan pada awal kerja tanpa trigger. Ini membutuhkan reaksi peraga cepat beberapa osiloskop memiliki penundaan 1 detik. Knob harus besar dan perpindahan secara halus. Juga dapat digunakan untuk penjejakan lambat seperti variasi temperatur sepanjang hari, dapat direkam. Memori osiloskop dapat disusun tidak hanya sebagai satu dimensi namun juga sebagai susunan dua dimensi untuk mensimulasikan pospor pada layar. Dengan teknik digital memungkinkan analisis kuantitatip . Memungkinkan untuk pengamatan otomasi. Kelemahan osiloskop penyimpan digital adalah kecepatan penyegaran layar terbatas. Pada osiloskop analog, pemakai dapat mengindra berdasarkan intuisi kecepatan trigger dengan melihat pada keadaan penjejakan CRT. Untuk osiloskop digital layar terkunci secara pasti sama untuk kecepatan sinyal kebanyakan yang mana kecepatan penyegaran layar dilampaui. Satu hal lagi, seringkali titik terlalu terang glitches atau penomena lain yang jarang didapat pada layar hitam putih dari osiloskop digital standar, persistansi dari pospor CRTpada osiloskop analog rendah membuat glitch dapat dilihat jika diberikan beberapa trigger berurutan. Keduanya sulit diselesaikan sekarang ini dengan pospor osiloskop digital, data disimpan pada kecepatan penyegaran tinggi dan dipergakan dengan intensitas yang bervariasi untuk mensimulasikan persistensi penjejakan dari CRT osiloskop.

7.5. Spesifikasi Osiloskop Untuk melihat seberapa bagus

kualitas osiloskop dapat dilihat dari nilai spesifikasi instrument yang bersangkutan. Dalam pembahasan ini diambil spesifikasi dari Osciloscope Hewlett Packard HP type 1740 A. Dipilih Osiloskop HP 1740 karena jenis dua kanal yang dapat mewakili osiloskop analog.

7.5.1. Spesifikasi Umum Jenis osiloskop dua kanal sistem

defleksi vertikal memiliki 12 faktor defleksi terkalibrasi dari 5 mVdiv sampai 20Vdiv. Impedansi masukan dapat dipilih 50? atau 1 M? untuk memenuhi variasi pengukuran yang diperlukan. Sistem defleksi horisontal memiliki kecepatan sapuan terkalibrasi dari 2sdiv sampai 0,05 μ sdiv, kecepatan penundaan sapuan dari 20 msdiv sampai 0,05 μ sdiv. Pengali 10 untuk memperluas semua sapuan dengan faktor 10 dan sapuan tercepat 5 nsdiv. Dalam mode alternate ataupun Chop control trigger-view dimungkinkan memperagakan tiga sinyal yaitu kanal A, kanal B dan sinyal trigger.

7.5.2. Mode Peraga Vertikal Kanal A dan kanal B diperagakan

bergantian dengan sapuan berurutan ALT. Kanal A dan kanal B diperagakan dengan pensaklaran antar kanal pada kecepatan 250 kHz, selama pensaklaran Chop berkas dipadamkan, kanal A ditambahkan kanal B penambahan aljabar dan trigger view.

7.5.3. Perhatian Keamanan Untuk pencagahan kerusakan

diperhatikan selama pengoperasian, perawatan dan perbaikan peralatan. Untuk meminimumkan kejutan casis instrument atau cabinet harus dihubungkan ke ground secara listrik. Instrumen menggunakan kabel AC tiga konduktor hijau untuk dihubungkan dengan ground listrik. 7.6. Pengukuran Dengan Osiloskop 7.6.1. Pengenalan Panel Depan dan Fungsi 1. Pengenalan Fungsi Panel Depan dijelaskan searah jarum jam dimulai dari saklar daya. 2. Saklar on off untuk mengaktifkan CRO putar tombol searah jam. 3. CRO aktif ditandai dengan lampu menyala. 4. Time div untuk mengatur lebar sinyal agar mudah dibaca. 5. Tombol time kalibrasi digunakan saat mengkalibrasi waktu, bila kalibrasi telah dilakukan posisi ini tidak boleh diubah- ubah. 6. Terminal kalibrasi tempat dihubungkan probe pada saat kalibrasi. Posisi X digunakan untuk menggeser tampilan sinyal dalam peraga kea rah horizontal. 7. Triger digunakan untuk mengatur besarnya picu sedangkan picu negatip atau positip diatur dengan tombol kecil dibawahnya kanan positip kiri negatip. 8. Input ext, adalah tempat memasukkan sinyal dari luar yang dapat difungsikan sebagai time base. 9. Ground tempat disambungkan dengan ground rangkaian yang diukur. 10. Fokus untuk mengatur focus tampilan sinyal pada layar. 11. Posisi Y digunakan untuk mengatur posisi tampilan sinyal yang diukur pada kanal 2 arah vertikal. 12. Input kanal 2 merupakan terminal masukan untuk pengukuran sinyal. Lebar band : batas atas mendekati 20 MHz. Kopel DC : dc sampai 100 MHz untuk kedua mode Ri 50? dan 1M?. Kopel AC : mendekati 10Hz sampai 100 MHz dengan probe pembagi 10:1 Rise time : = 3ns diukur dari 10 sampai 90 . Faktor defleksi : Range : 5mVdiv sampai 20Vdiv 12 posisi terkalibrasi. Vernier : bervariasi