4.10.1. Kawat Penghantar Tiga Fasa 200
4.10.2. Prinsip Dasar Alat Indikator Urutan Fasa 203
4.10.3. Cara Kerja Alat 203
4.10.4. Prosedur Pengoperasian Alat 206
5. PENGUJI TAHANAN ISOLASI DAN KUAT MEDAN
5.1.1. Pengujian Tahanan Isolasi
210 5.1.2.
Pengukuran Tahanan Isolasi 212
5.2. Tahanan Pentanahan Earth Ground Resistance
216 5.2.1.
Cara Menguji Sistem Pentanahan 217
5.2.2. Pentanahan dan Fungsinya
217 5.2.3.
Nilai Tahanan yang Baik 218
5.2.4. Dasar-dasar Pentanahan
219 5.2.4.1. Komponen elektroda pentanahan
219 5.2.4.2. Hal-hal yang mempengaruhi tahanan tanah
220 5.2.5.
Metode Pengetesan Pentanahan Tanah 222
5.2.5.1. Ukuran tahanan tanah 223
5.2.5.2. Cara menghitung tahanan tanah 223
5.2.5.3. Cara mengukur tahanan tanah 224
5.2.6. Metode Pengetesan Pentanahan Tanah
224 5.2.6. 1. Cara kerja uji Drop Tegangan
225 5.2.6. 2. Cara Menempatkan Tiang Pancang
225 5.2.6. 3. Ukuran selektif
226 5.2.7.
Metode Pengetesan Pentanahan Tanah Ukuran Tanpa Pancang
227 5.2.7.1. Ukuran impedansi tanah
229 5.2.7.2. Tahanan tanah dua kutub
229 5.2.7.3. Mengukur Tahanan Tanah di Kantor Pusat
230 5.2.8.
Aplikasi Tahanan Pentanahan yang Lain 233
5.2.8. 1. Lokasi aplikasi 233
5.2.8. 2. Uji-uji yang direkomendasikan 234
5.3. Pengukuran Medan
235 5.3.1.
Field meter Statik : 235
5.3.1.1. Data Teknik 239
5.3.1.1.1. Ukuran Fieldmeter Statik 239
5.3.1.1.2. Letak Pin : 240
5.3.1.2. Metode Pengukuran 240
5.3.1.2.1. Pengaturan Offset 240
5.3.1.2.2. Penghitungan Pengisian Muatan 240
5.3.1.3. Perawatan
241 5.3.1.4.
Instruksi Peringatan 241
5.3.2. Field meter Statik Digital
241 5.3.2.1.
Diskripsi Instrument 241
5.3.2.2. Fungsi Display
242 5.3.2.3. Prosedur Pengukuran
242 5.3.2.3.1. Set-up
242 5.3.2.3.2. Persiapan Pengukuran
243 5.3.2.4. Data Teknik
243 5.3.3.
Smart Field Meter 243
6. PEMBANGKIT SINYAL
6.1. Fungsi Generator
247 6.1.1. Pendahuluan
247 6.1.2. Konstruksi dan Cara kerja
247
6.1.3. Spesifikasi 249
6.1.4. Prosedur Pengoperasian 250
6.1.4.1.Troubleshooting dengan teknik signal tracing 250
6.1.4.2. Troubleshooting menggunakan teknik sinyal pengganti 251
6.1.5. Penggunaan generator fungsi sebagai bias dan sumber
sinyal 252
6.1.5.1. Karakteristik beban lebih pada amplifier 253
6.1.5.2. Pengukuran Respon Frekuensi 253
6.1.5.3. Setting Peralatan Tes 254
6.1.5.4. Peraga Respons Frekuensi 254
6.1.5.5. Pengetesan Tone Control Sistem Audio 255
6.1.4.6. Pengetesan speaker dan rangkaian impedansi 256
6.1.4.7 Keselamatan Kerja 258
6.2. Pembangkit Frekuensi Radio
258 6.2.1.
Konstruksi dan Cara Kerja 259
6.2.1.1. Direct Digital Synthesis 259
6.2.1.2. Creating Arbitrary Waveform 262
6.2.1.3. Pembangkit Gelombang 265
6.2.1.4. Generasi Bentuk Gelombang Pulsa 265
6.2.2. Ketidaksempurnaan Sinyal
266 6.2.2.1. Cacat Harmonis
266 6.2.2.2. Cacat Non-Harmonis
267 6.2.2.3. Pasa Noise
267 6.2.2.4. Kesalahan Kuantisasi
268 6.2.2.5. Pengendali Tegangan Keluaran
268 6.2.3.
Pengendali Tegangan Keluaran 270
6.2.3.1. Rangkaian Tertutup Ground 270
6.2.3.2. Atribut Sinyal AC 271
6.2.4. Modulasi
273 6.2.4.1. Modulasi Amplitudo AM
274 6.2.4.2. Frequency Modulation FM
274 6.2.4.3. Frequency-Shift Keying FSK
275 6.2.4.5. Sapuan Frekuensi
276 6.2.4.6. Sinyal Sinkron dan Marker
277 6.2.4.6.1. Burst
277 6.2.4.6.2. Gated Burst
279 6.2.5.
Spesifikasi Alat 279
6.2.6. Prosedur Pengoperasian Pengukuran Pulsa noise
280 6.3.
Pembangkit Pulsa 282
6.4. Sweep Marker Generator
282 6.4.1.
Prosedur Pengoperasian 282
6.4.1.1. Alignment penerima AM
282 6.4.1.2.
Alignment penerima Komunikasi FM 284