mengatur dua sumber arus Upper dan
Lower Constant Current Source.
Upper Constant Current Source mensuplai arus tetap ke
integrator yang menghasilkan tegangan output naik secara linier
terhadap waktu, menurut persamaan berikut :
Kenaikan dan penurunan arus akan mengakibatkan naik atau
turunnya slope tegangan output, yang akan mengatur besarnya
frekuensi. Tegangan komparator akan mengubah keadaan ke level
maksimum tegangan output integrator yang telah ditetapkan.
Perubahan ini akan memutus sumber arus konstan
Upper beralih ke Lower constant current
source Sumber arus konstan Lower akan
mencatu arus balik ke integrator, sehingga tegangan output turun
secara linier terhadap waktu. Bila output mencapai batas minimum
yang ditetapkan, maka tegangan komparator akan berubah keadaan
dan menyambung ke
Upper constant current source, demikian
seterusnya kembali seperti semula. Dengan demikian
terjadilah siklus yang terus menerus.Tegangan output
integrator adalah bentuk gelombang segitiga yang besar
frekuensinya tergantung pada besar kecil arus yang dicatu oleh
kedua sumber arus konstan Upper dan Lower.
Keluaran komparator memberikan tegangan gelombang kotak
SQUARE dengan
duty cycle 50. Rangkaian diode resistance
mengatur slope dari gelombang segitiga
TRIANGLE sehingga amplitudonya berubah
menghasilkan gelombang SINUS dengan distorsi kurang dari 1 .
Jenis konektor yang dipakai tergantung frekuensi kerjanya.
Kebanyakan generator fungsi generasi terbaru frekuensi
kerjanya sampai 20MHz memakai konektor jenis-BNC, dengan
terminasi 50 ~ 75
Ω .
Generator fungsi seperti lazimnya kebanyakan generator sinyal,
terdapat juga bagian attenuator, beberapa jenis gelombang
modulasi output, dan memiliki fasilitas frekuensi gelombang
sapuan
yang memberi kemampuan untuk pengetesan
respons frekuensi dari rangkaian elektronik yang diberikan.
Beberapa generator fungsi dilengkapi kemampuan
membangkitkan sinyal derau putih pink noise.
V
output
= -
∫
idt C
1
Gambar 6 – 2 Blok diagram generator fungsi
6.1.3. Spesifikasi Sebagai produk dari pabrik
pembuat instrumen elektronik generator fungsi
dilengkapi spesifikasi instrumen.
Para pemakai
users akan
mendapatkan informasi teknik
penting tentang produk yang mereka pakai. Berikut diberikan
contoh sebuah spesifikasi dari sebuah generator fungsi
yang lazim dipakai.
Gambar 6-2. Blok diagram generator fungsi
Sumber arus konstan atas
Pengendali frekuensi
Integrato
r Komparator
tegangan
Sumber arus konstan bawah
Tahanan diode rangkaian
pembentuk
Keluaran penguat 2
Keluaran penguat 1
C square
triangle
sinus
Tabel 6.1 Spesifikasi generator fungsi
6.1.4. Prosedur Pengoperasian
Dalam uraian tentang prosedur pengoperasian generator
fungsi akan dijelaskan berbagai aplikasi
dari generator fungsi, antara lain : troubleshooting
dengan teknik signal tracing,
troubleshooting dengan teknik signal substitution
atau teknik sinyal pengganti, penggunaan generator fungsi
sebagai bias dan sumber sinyal, karakteristik
penguat dengan beban lebih overload, berbagai
pengukuran respons frekuensi, pengetesan performansi penguat
dengan gelombang persegi, pengetesan speaker dan
rangkaian impedansi.
Uraian berikut akan berisi penjelasan cara
pengetesan, setting up peralatan, dilengkapi dengan uraian dan
gambar kerja tentang pelaksanaan pengetesan masing-masing.
6.1.4.1. Troubleshooting dengan teknik signal tracing Salah satu teknik troubleshooting
untuk mencari kerusakan pada komponen system audio adalah,
dengan mengijeksikan sinyal dari generator fungsi pada bagian input
alat yang akan dites. Kemudian osiloskop dipakai untuk memeriksa
output setiap tingkat dari penguat. Hal ini dimulai dari bagian input
dan bergerak kearah output. Bila suatu tingkat memberikan sinyal
output yang cacat atau tidak ada
OUTPUT UTAMA
Rentang Frekuensi. . ........0.5Hz sampai 3MHz dalam 6 Rentang Bentuk Gelombang ...........
6 Sinus, persegi, segitiga, Ramp, +Pulse, - Pulse
Amplitudo . . . . . . . . . . . . .20Vp-p sampai Open 10Vp-p in to 50W Attenuator . . . . . . . . . . . . .0dB, -20db +2
Impedansi Output . . . . . . .50W +2 DC Offset . . . . . . . . . . . . .+10V pull ADJ.
Frequency Adjust . . . . . . .Counter Accuracy Distorsi . . . . . . . . . . . . .1, 1Hz to 100KHz
RiseFall Time. . . . . . . . . .60nS V.C.F. Input . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .0 to +10V control
SYNC OUTPUT
Rise Time . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .40nS Level . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3Vp-p open
Bentuk gelombang . . . . . . . . . . . . . .Square, Pulse SWEEP
Modus . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .LinearLog Sweep Lebar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .100:1 Continously Variable
Rate . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .From 10mS to 5S Continuously Variable
Output Sweep. . . . . . . . . . . . . . . . . .10Vp-p open Impedansi Output . . . . . . . . . . . . . . .1KW +2
output sama sekali, maka dapat diduga pada tingkat tersebut
terdapat kerusakan. Sinyal input yang lazim digunakan berbentuk
sinusoida
dengan amplitudo
rendah, sedemikian rupa supaya tidak menimbulkan cacat bentuk
pada tingkat berikutnya. Pada
gambar 6-3
dapat dilihat troubleshooting
pada rangkaian penguat audio
menggunakan teknik signal tracing.
Teknik yang sama dapat
diterapkan pada peralatan non- audio. Umumnya generator fungsi
dapat menghasilkan sinyal sampai 2 MHz, bahkan beberapa model
mampu memberikan frekuensi sampai 10 MHz atau lebih tinggi.
Pada teknik sinyal tracing ini tidak diperlukan tegangan DC-offset dari
generator fungsi, walaupun rangkaian
penguat audio menggunakan kopling kapasitor
yang mampu memblokir tegangan DC yang berasal dari sumber.
Gambar 6.3. Gambar troubleshooting menggunakan teknik pelacakan sinyal
6.1.4.2.Troubleshooting menggunakan teknik sinyal pengganti Variasi dari metode signal tracing
adalah dengan memanfaatkan sinyal
frekuensi audio yang
berfungsi sebagai sinyal pengganti, diinjeksikan
pada berbagai titik dalam peralatan yang
sedang dites. Dalam teknik ini pertama kali sinyal diinjeksikan
pada titik terdekat dengan
speaker, kemudian bergerak maju menuju tingkat sebelumnya secara
bertahap sampai tidak terdengar suara pada speaker. Tingkat yang
tidak menghasilkan suara pada speaker
diduga mengandung
kerusakan. Gambar
6-3 dapat
dipakai sekaligus untuk troubleshooting menggunakan
teknik sinyal pengganti.
Perlu diperhatikan bahwa pada teknik
sinyal pengganti ini pengaturan tegangan DC offset sumber sinyal
dijamin harus cocok dengan
tegangan bias masing-masing tingkat pada sistem audio tersebut.
Ketidak sesuaian tegangan offset dari operasi normal rangkaian,
dapat berakibat operasi tingkat tersebut cut-off dan akan nampak
seolah-olah terjadi kerusakan, bahkan dapat juga menyebabkan
kerusakan pada bagian tersebut.
Penguat Audio
Driver
Penguat daya
Generator fungsi