Fungsi Generator 1. Pendahuluan Spesifikasi Smart Field Meter

mengatur dua sumber arus Upper dan Lower Constant Current Source. Upper Constant Current Source mensuplai arus tetap ke integrator yang menghasilkan tegangan output naik secara linier terhadap waktu, menurut persamaan berikut : Kenaikan dan penurunan arus akan mengakibatkan naik atau turunnya slope tegangan output, yang akan mengatur besarnya frekuensi. Tegangan komparator akan mengubah keadaan ke level maksimum tegangan output integrator yang telah ditetapkan. Perubahan ini akan memutus sumber arus konstan Upper beralih ke Lower constant current source Sumber arus konstan Lower akan mencatu arus balik ke integrator, sehingga tegangan output turun secara linier terhadap waktu. Bila output mencapai batas minimum yang ditetapkan, maka tegangan komparator akan berubah keadaan dan menyambung ke Upper constant current source, demikian seterusnya kembali seperti semula. Dengan demikian terjadilah siklus yang terus menerus.Tegangan output integrator adalah bentuk gelombang segitiga yang besar frekuensinya tergantung pada besar kecil arus yang dicatu oleh kedua sumber arus konstan Upper dan Lower. Keluaran komparator memberikan tegangan gelombang kotak SQUARE dengan duty cycle 50. Rangkaian diode resistance mengatur slope dari gelombang segitiga TRIANGLE sehingga amplitudonya berubah menghasilkan gelombang SINUS dengan distorsi kurang dari 1 . Jenis konektor yang dipakai tergantung frekuensi kerjanya. Kebanyakan generator fungsi generasi terbaru frekuensi kerjanya sampai 20MHz memakai konektor jenis-BNC, dengan terminasi 50 ~ 75 Ω . Generator fungsi seperti lazimnya kebanyakan generator sinyal, terdapat juga bagian attenuator, beberapa jenis gelombang modulasi output, dan memiliki fasilitas frekuensi gelombang sapuan yang memberi kemampuan untuk pengetesan respons frekuensi dari rangkaian elektronik yang diberikan. Beberapa generator fungsi dilengkapi kemampuan membangkitkan sinyal derau putih pink noise. V output = - ∫ idt C 1 Gambar 6 – 2 Blok diagram generator fungsi

6.1.3. Spesifikasi Sebagai produk dari pabrik

pembuat instrumen elektronik generator fungsi dilengkapi spesifikasi instrumen. Para pemakai users akan mendapatkan informasi teknik penting tentang produk yang mereka pakai. Berikut diberikan contoh sebuah spesifikasi dari sebuah generator fungsi yang lazim dipakai. Gambar 6-2. Blok diagram generator fungsi Sumber arus konstan atas Pengendali frekuensi Integrato r Komparator tegangan Sumber arus konstan bawah Tahanan diode rangkaian pembentuk Keluaran penguat 2 Keluaran penguat 1 C square triangle sinus Tabel 6.1 Spesifikasi generator fungsi

6.1.4. Prosedur Pengoperasian

Dalam uraian tentang prosedur pengoperasian generator fungsi akan dijelaskan berbagai aplikasi dari generator fungsi, antara lain : troubleshooting dengan teknik signal tracing, troubleshooting dengan teknik signal substitution atau teknik sinyal pengganti, penggunaan generator fungsi sebagai bias dan sumber sinyal, karakteristik penguat dengan beban lebih overload, berbagai pengukuran respons frekuensi, pengetesan performansi penguat dengan gelombang persegi, pengetesan speaker dan rangkaian impedansi. Uraian berikut akan berisi penjelasan cara pengetesan, setting up peralatan, dilengkapi dengan uraian dan gambar kerja tentang pelaksanaan pengetesan masing-masing.

6.1.4.1. Troubleshooting dengan teknik signal tracing Salah satu teknik troubleshooting

untuk mencari kerusakan pada komponen system audio adalah, dengan mengijeksikan sinyal dari generator fungsi pada bagian input alat yang akan dites. Kemudian osiloskop dipakai untuk memeriksa output setiap tingkat dari penguat. Hal ini dimulai dari bagian input dan bergerak kearah output. Bila suatu tingkat memberikan sinyal output yang cacat atau tidak ada OUTPUT UTAMA Rentang Frekuensi. . ........0.5Hz sampai 3MHz dalam 6 Rentang Bentuk Gelombang ........... 6 Sinus, persegi, segitiga, Ramp, +Pulse, - Pulse Amplitudo . . . . . . . . . . . . .20Vp-p sampai Open 10Vp-p in to 50W Attenuator . . . . . . . . . . . . .0dB, -20db +2 Impedansi Output . . . . . . .50W +2 DC Offset . . . . . . . . . . . . .+10V pull ADJ. Frequency Adjust . . . . . . .Counter Accuracy Distorsi . . . . . . . . . . . . .1, 1Hz to 100KHz RiseFall Time. . . . . . . . . .60nS V.C.F. Input . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .0 to +10V control SYNC OUTPUT Rise Time . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .40nS Level . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3Vp-p open Bentuk gelombang . . . . . . . . . . . . . .Square, Pulse SWEEP Modus . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .LinearLog Sweep Lebar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .100:1 Continously Variable Rate . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .From 10mS to 5S Continuously Variable Output Sweep. . . . . . . . . . . . . . . . . .10Vp-p open Impedansi Output . . . . . . . . . . . . . . .1KW +2 output sama sekali, maka dapat diduga pada tingkat tersebut terdapat kerusakan. Sinyal input yang lazim digunakan berbentuk sinusoida dengan amplitudo rendah, sedemikian rupa supaya tidak menimbulkan cacat bentuk pada tingkat berikutnya. Pada gambar 6-3 dapat dilihat troubleshooting pada rangkaian penguat audio menggunakan teknik signal tracing. Teknik yang sama dapat diterapkan pada peralatan non- audio. Umumnya generator fungsi dapat menghasilkan sinyal sampai 2 MHz, bahkan beberapa model mampu memberikan frekuensi sampai 10 MHz atau lebih tinggi. Pada teknik sinyal tracing ini tidak diperlukan tegangan DC-offset dari generator fungsi, walaupun rangkaian penguat audio menggunakan kopling kapasitor yang mampu memblokir tegangan DC yang berasal dari sumber. Gambar 6.3. Gambar troubleshooting menggunakan teknik pelacakan sinyal 6.1.4.2.Troubleshooting menggunakan teknik sinyal pengganti Variasi dari metode signal tracing adalah dengan memanfaatkan sinyal frekuensi audio yang berfungsi sebagai sinyal pengganti, diinjeksikan pada berbagai titik dalam peralatan yang sedang dites. Dalam teknik ini pertama kali sinyal diinjeksikan pada titik terdekat dengan speaker, kemudian bergerak maju menuju tingkat sebelumnya secara bertahap sampai tidak terdengar suara pada speaker. Tingkat yang tidak menghasilkan suara pada speaker diduga mengandung kerusakan. Gambar 6-3 dapat dipakai sekaligus untuk troubleshooting menggunakan teknik sinyal pengganti. Perlu diperhatikan bahwa pada teknik sinyal pengganti ini pengaturan tegangan DC offset sumber sinyal dijamin harus cocok dengan tegangan bias masing-masing tingkat pada sistem audio tersebut. Ketidak sesuaian tegangan offset dari operasi normal rangkaian, dapat berakibat operasi tingkat tersebut cut-off dan akan nampak seolah-olah terjadi kerusakan, bahkan dapat juga menyebabkan kerusakan pada bagian tersebut. Penguat Audio Driver Penguat daya Generator fungsi