dan kumparan tegangan kumparan putar, sehingga
pemasangannyapun juga sama yaitu kumparan arus dipasang seri
dengan beban dan kumparan tegangan dipasang paralel dengan
sumber tegangan. Apabila
alat ukur Wattmeter dihubungkan dengan sumber daya
gambar 4-10, arus yang melalui kumparan tetapnya adalah i
1
, serta arus yang melalui kumparan
putarnya i
2
, dan dibuat supaya masing-masing berbanding lurus
dengan arus beban i dan tegangan beban
v, maka momen yang menggerakkan alat putar pada alat
ukur ini adalah i
1.
i
2 =
Kvi untuk arus searah, dimaka K adalah
adalah suatu konstanta, dengan demikian
besarnya momen berbanding lurus dengan daya
pada beban VI .
Untuk jaringan arus bolak balik maka :
ϕ ω
ϕ
− −
= =
t KVI
Kvi i
i 2
cos cos
2 1
Yang didapat dengan asumsi bahwa :
ϕ ω
ω −
= =
t I
i t
V V
m m
sin sin
dan i
2
adalah sefasa dengan V, maka penunjukan akan
berbanding dengan VI cos f ,
yang sama dengan daya yang dipakai oleh beban. Jadi dengan
demikian untuk arus searah maupun untuk arus bolak-balik
dapat dikatakan bahwa penunjukan dari alat ukut
Wattmeter tipe elektrodinamik
akan berbanding lurus dengan daya beban.Gambar
4-11. menunjukkan beberapa variasi
penyambungan alat ukur wattmeter tergantung dengan
sistem yang dipilih.
F1 F2
M
R Beban
i1 i2
i
V Sumber Daya
Sumber Daya Beban
V F1
F2 i1
i i2
M R
Gambar. 4-10. Rangkaian wattmeter jenis elektrodinamometer
Gambar 4-11. Variasi penyambungan wattmeter. Salah satu tipe wattmeter
elektrodinamometer adalah tipe
Portable Single Phase wattmeter. Alat ukur ini dapat dirancang untuk
mengukur DC dan AC 25 ~ 1000 Hz dengan akurasi tinggi.
Konstruksi wattmeter tipe Portable Single Phase ditunjukkan pada
gambar 4-12.
dan hubungan internal dari alat ukur ditunjukan
pada gambar 4-13.
Gambar 4-12. Konstruksi wattmeter tipe Portable Single Phase Seperti ditunjukkan pada gambar
4-12, alat ukur wattmeter ini dikemas dalam kotak bakelite yang
kuat. Bagian-bagian external dari wattmeter dijelaskan sebagai
berikut : 1 Jarum penunjuk
2 Kaca : dfungsikan untuk
mengeliminir kesalahan parallax dalam pembacaan.
3 Pengatur Nol Zero : digunakan untuk mengatur
posisi nol dari penunjukan 4 Skala : terdiri dari 120 bagian
linear 5 Terminal tegangan :
digunakan untuk menyambungkan tegangan.
Terminal common tegangan diberi tanda ±, dan terminal
tegangan yang lain mengindikasikan ukuran
tegangan terukur.
6 Terminal arus : Salah satu terminal diberi tanda
± untuk menunjukkan bahwa
terminal ini dihubungkan dengan terminal common
tegangan, dan terminal arus yang lain mengindikasikan
ukuran arus terukur.
7 Tabel Perkalian : letak tabel perkalian di sisi samping alat
ukur, tabel ini digunakan untuk menentukan besarnya
daya nyata dari nilai penunjukan.
Gambar 4-13. Hubungan internal wattmeter tipe Portable Single Phase
CC
CC VC
1A
5A
+- +-
120V 240V
6 5
4 2
1 3
7
4.3.5. Spesifikasi Alat
Spesifikasi teknik dan karakteristik alat ukur wattmeter : Tipe
: 2041 Akurasi
: ± 0.5 dari nilai skala penuh Ukuran dimensi
: 180 x 260 x 140 mm Berat
: 2.8 Kg Panjang skala
: 135 mm Skala
: 120 bagian Frekuensi
: DC, 25 – 1000 Hz Kapasitas Overload
: Rangkaian tegangan ..... 50 Rangkaian arus ............ 100
4.3.6. Karakteristik :
Efek pemanasan diri : ± 0.15
Perbedaan Pengukuran antara DC dan AC : ± 0.1 Efek temperature eksternal
: ± 0.2 10° C Efek medan maghnit eksternal
: ± 0.65 400 Am Respons Frekuensi
: 45 – 65 Hz ....0.0 50 – 1000 Hz ...0.1
Efek faktor daya : ± 0.1
Factor daya dari 1.0 sampai 0.5 Tabel 4-1. Rating, internal impedance, and rated power loss
Range Rating
Internal Impedance
Rated power loss VA
Voltage Current
120 V Approx 12,000 ?
Approx 1.2VA 240 V
Approx 24,000 ? Approx 2.4VA
0.2 1 A 0.2 A
24 W 48 W
Approx 16.35 ? Approx 0.66VA
1 A 120 W
240 W Approx 0.56 ?
Approx 0.56VA 1 5 A
1 A 120 W
240 W Approx 0.93 ?
Approx 0.93VA 5 A
600 W 1.2KW
Approx 0.034 ? Approx 0.84VA
5 25 A 5 A
600 W 1.2KW
Approx 0.068 ? Approx 1.72VA
25 A 3 KW
3KW Approx 0.0027 ?
Approx 1.69VA
4.3.7. Prosedur Pengoperasian 4.3.7.1. Pengukuran daya DC atau AC satu fasa :
Hubungkan kumparan arus secara seri terhadap beban. Dengan cara
menghubungkan terminal kumparan arus .± ke sumber
tegangan, sedangkan ujung kumparan arus yang lain A
dihubungkan ke beban.
Hubungkan kumparan tegangan secara parallel
dengan beban. Dengan cara menghubungkan terminal
kumparan tegangan ± ke beban, sedangkan ujung
terminal tegangan yang lain V dihubungkan ke ujung beban
yang lainnya. Jika jarum penunjuk bergerak
kearah kiri, tukar ujung-ujung kumparan tegangannya.
4.3.7.2. Pengukuran daya satu fasa jika arus melebihi nilai perkiraan Seperti pada gambar 4-15,
sambungkan trafo arus CT ke rangkaian arus. Kalikan rasio
transformasi arus dengan W nilai terukur dikalikan konstanta untuk
mendapatkan daya beban. Jangan membuka rangkaian arus sampai
pengukuran selesai.
Gambar 4 – 15
Pengukuran daya satu fasa jika arus melebihi nilai perkiraan
4.3.7.3. Pengukuran daya satu fasa tegangan melebihi nilai
perkiraan
Seperti pada gambar 4-16, sambungkan trafo tegangan P.T
ke rangkaian tegangan. Untuk
mendapatkan daya beban, kalikan rasio lilitan dari transformator
dengan W nilai terukur dikalikan konstanta.
Jika dimungkinkan, hubungkan grounding konduktor
dari sumber daya ke rangkaian arus.
Power Sourc
e
Load Gambar 4-14
Hubungan kumparan arus seri terhadap beban
Power Source
Load
± A A
Gambar 4 - 16 Pengukuran daya satu fasa jika tegangan melebihi nilai perkiraan
4.3.7.4. Pengukuran daya satu fasa jika tegangan dan arus melebihi nilai perkiraan
Seperti pada gambar 4-17,
hubungkan trafo tegangan P.T ke rangkaian tegangan, dan trafo arus
C.T ke rangkaian arus. Daya beban ditentukan dengan rumus :
W = nilai yang terindikasi x konstanta perkalian x rasio C.T x rasio P.T
Contoh, nilai terindikasi = 120, konstanta perkalian =5 120V, 5A
Rasio P.T= 6600110 Rasio CT= 505
W = 120x5x6600110x505=360.000=360kW
Gambar 4-17
Pengukuran daya satu fasa jika arus dan tegangan melebihi nilai perkiraan
4.3.7.5. Pengukuran daya tiga fasa metode dua watt meter Pengukuran daya tiga fasa
dilakukan dengan menghubungkan dua watt meter, seperti yang
ditunjukkan gambar 4-18. Nilai daya diindikasikan dengan
penjumlahan aljabar dari nilai
Power Source
Load
A A
Power Sourc
e
Load
A A
Power Source
Load
Ground