Standards Biro Standar AS tahun 1915. F. Wenner, A Method of
Measuring Rumusnya adalah sebagai berikut:
ρ
= 2 π
A R
ρ
? = rata-rata tahanan tanah pada
kedalaman A dalam ohm-cm ?
= 3,1416 A = jarak antara elektroda dalam
cm R = nilai tahanan terukur dalam
ohm dari uji instrumen
Catatan:
Ohm-centimeter pada nilai 100
dapat diubah ke ohm-meter. Perhatikan satuannya.
Contoh:
Memasang batang pentanahan sepanjang tiga meter sebagai
bagian dari sistem pentanahan. Untuk mengukur tahanan tanah
pada kedalaman tiga meter tersebut, jarak antara elektroda tes
dihitung tiga meter. Bila tahanan tanah diukur dengan menggunakan
alat ukur, maka
nilai tahanan dibaca dalam ohm. Dalam hal ini
diasumsikan nilai tahanan adalah 100 ohm.
Jadi, dalam soal ini diketahui: A = 3 meter, dan R = 100 ohm.
Maka tahanan tanahnya adalah:
ρ
= 2 x x A x R
ρ
? = 2 x 3,1416 x 3 meter x 100
ohm
ρ
? = 1885 Om
5.2.5.3. Cara mengukur tahanan tanah Untuk mengetes tahanan tanah,
hubungkan pengetes pentanahan seperti ditunjukkan gambar 5-19.
Seperti
terlihat, empat tiang pancang tanah ditempatkan di
tanah dalam posisi garis lurus, jarak satu sama lain sama. Jarak
antara tiang pancang tanah minimal tiga kali lebih besar dari
kedalaman tiang. Jadi jika kedalaman masing-masing tiang
pancang adalah satu kaki 0,30 meter, pastikan jarak antar tiang
pancang lebih dari tiga kaki 0,91 meter.
Alat ukur menghasilkan satu arus yang diketahui melalui
dua tiang pancang luar dan penurunan
beda tegangan diukur antara dua tiang pancang bagian
dalam. Dengan menggunakan hukum Ohm V=IR, alat uji
tersebut secara otomatis
menghitung tahanan tanah. Karena hasil pengukuran sering terdistorsi
dan dibuat tidak valid yang
dikarenakan oleh potongan-
potongan logam di bawah tanah, maka diperlukan ukuran tambahan
sumbu tiang pancang diputar 90 derajat. Dengan mengubah
kedalaman dan jarak beberapa kali, profil bisa dihasilkan
guna menentukan sistem tahanan tanah
yang sesuai. Ukuran tahanan tanah sering berubah dipengaruhi
oleh adanya arus tanah dan
harmonisnya. Untuk mencegah hal ini,
maka alat ukur dilengkapi
Automatic Frequency Control AFC System Sistem Kendali
Frekuensi Otomatis. Ini biasanya memiliki frekuensi pengetesan
dengan jumlah noise
minimal sehingga
memungkinkan untuk mendapat hasil pembacaan yang
jelas.
Gambar 5 – 21
Cara mengukur tahanan tanah
5.2.6. Metode Pengetesen Pentanahan Tanah Ukuran Drop Tegangan
Metode uji drop Tegangan Fall-of- Potential
digunakan untuk mengukur kemampuan sistem
pentanahan tanah atau elektroda individual untuk menghamburkan
energi dari suatu tempat.
Gambar 5 – 22 Uji drop tegangan
5.2.6. 1. Cara kerja uji drop tegangan Pertama, elektroda kepentingan
tanah harus dilepaskan dari tempat itu.
Kedua, alat uji dihubungkan ke elektroda tanah. Kemudian, uji drop
tegangan
3 kutub, dua tiang pancang tanah di tanah dalam
garis lurus – jatuh dari elektroda tanah. Biasanya, jarak 20 meter
65 kaki sudah cukup. Untuk lebih rinci tentang penempatan tiang
pancang, lihat bagian berikutnya. Arus yang dikenal dihasilkan oleh
alat ukur antara tiang pancang luar tiang pancang tanah bantuan dan
elektroda tanah, sedangkan jatuhnya potensi tegangan diukur
antara tiang pancang tanah dalam dan elektroda tanah. Dengan
menggunakan Hukum Ohm V =