ditanam di tempat tersebut untuk jangka waktu  yang panjang Suhardjo, 1989. Konsumsi pangan  merupakan  informasi  tentang  jenis  dan  jumlah  pangan  yang  dikonsumsi  oleh
seseorang atau sekelompok orang pada waktu tertentu Madanijah, 2004. Survei konsumsi pangan  secara  kuantitatif  dapat  dilakukan  dengan  empat  metode,  yaitu  a  metode recall
mengingat,  b  metode  inventaris,  c  metode  pendaftaran  dan  d  metode  penimbangan Riyadi, 2001. Menurut Supariasa dkk 2001, metode pengukuran konsumsi pangan untuk
individu,  meliputi  metode food  recall 24  jam,  metode  frekuensi  makan  food  frequency, metode penimbangan food weighing dan metode riwayat makan diet history.
2.2.1 Metode Food Recall 24 Jam
Metode food  recall 24  jam  dilakukan  dengan  mencatat  jenis  dan  jumlah  bahan makanan  yang  dikonsumsi  pada  periode  24  jam  yang  lalu.  Melalui  metode  ini  responden
menceritakan  semua  yang  dimakan  dan  diminum  selama  24  jam  yang  lalu  kemarin. Metode  ini  sebaiknya  dilakukan  berulang-ulang  dan  harinya  tidak  berturut-turut.  Menurut
Sanjur 1997 yang dikutip oleh Supariasa, dkk 2001, langkah-langkah pelaksanaan recall 24 jam adalah sebagai berikut:
1. Petugas  atau  pewawancara  menanyakan  kembali  dan  mencatat  semua  makanan  atau minuman yang dikonsumsi responden dalam ukuran rumah tangga URT selama kurun
waktu  24  jam  yang  lalu,  kemudian  petugas  melakukan  konversi  dari  URT  ke  dalam ukuran berat gram.
2. Menganalisis bahan makanan ke dalam zat gizi dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan DKBM.
Universitas Sumatera Utara
3. Membandingkan dengan Daftar Kecukupan Gizi yang Dianjurkan DKGA atau Angka Kecukupan Gizi AKG untuk Indonesia.
Menurut  Supariasa,  dkk  2001,  metode food  recall 24  jam  ini  memiliki  beberapa kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan dari metode ini adalah sebagai berikut:
1. Mudah melaksanakannya serta tidak membebani responden. Biaya relatif murah karena tidak memerlukan peralatan khusus dan tempat yang luas.
2. Prosesnya cepat sehingga dapat mencakup banyak responden. 3. Dapat digunakan pada responden yang buta huruf.
4. Dapat  memberikan  gambaran  nyata  dan  benar-benar  dikonsumsi  individu  sehingga dapat dihitung asupan zat gizi sehari.
Metode food recall 24 jam ini juga memiliki beberapa kekurangan  yaitu sebagai berikut:
1. Tidak  dapat  menggambarkan  asupan  makanan  sehari-hari  bila  hanya  dilakukan recall satu hari.
2. Ketepatan sangat tergantung pada daya ingat responden. 3. The  flat  slope  syndrome,  yaitu  kecenderungan  bagi  responden  yang  kurus  untuk
melaporkan konsumsinya lebih banyak over estimate dan bagi responden yang gemuk cenderung melaporkan lebih sedikit under estimate.
4. Membutuhkan tenaga atau petugas yang terlatih atau terampil dalam menggunakan alat bantu URT dan ketepatan alat bantu yang dipakai menurut kebiasaan masyarakat.
5. Responden  harus  diberi  motivasi  dan  penjelasan  tentang  tujuan  dari  penelitian. Keberhasilan metode ini sangat ditentukan oleh  daya ingat responden dan keunggulan
Universitas Sumatera Utara
serta kesabaran dari pewawancara, maka untuk dapat meningkatkan mutu data recall 24 jam  dilakukan  selama  beberapa  kali  pada  hari  yang  berbeda  tidak  berturut-turut.
Apabila  pengukuran  hanya  dilakukan  satu  kali  1x24  jam,  maka  data  yang  diperoleh kurang representatif menggambarkan kebiasaan makanan individu.
2.2.2 Metode Frekuensi Makan Food Frequency