Indeks Antropometri Status Gizi

2.3.2 Indeks Antropometri

Parameter antropometri merupakan dasar penilaian status gizi dan kombinasi antara beberapa parameter disebut indeks antropometri. Penilaian antropometri dilakukan melalui pengukuran dimensi fisik dan komposisi kasar tubuh. Penilaian dilakukan terhadap berat badan BB, tinggi Badan atau Panjang badanTinggi badan PBTB, Lingkar kepala, Lingkar lengan atas LLA atau LILA dan tebal lemak Kulit Almatsier, 2009. Menilai status gizi menggunakan beberapa indeks penilaian yaitu Berat Badan menurut Umur BBU, Berat Badan menurut Tinggi Badan atau Panjang Badan BBTB atau BBPB, Tinggi Badan atau Panjang Badan menurut Umur TBU atau PBU, dan Indeks massa tubuh menurut umur IMTU WHO, 2005. Dalam semua indeks tersebut, dianjurkan menggunakan perhitungan dengan menggunakan perhitungan dengan Z-score Menggunakan nilai median sebagai nilai normalnya. Indeks antropometri yang biasa digunakan untuk kelompok remaja atau anak usia sekolah adalah IMTU. Interpretasi berbagai indikator pertumbuhan tersebut dapat dilihat pada tabel 2.3. Tabel 2.3 Baku Antropomentri Menurut Standar WHO 2005 Indikator Status gizi Keterangan BBU Status Gizi Baik Status Gizi Kurang Status Gizi Sangat Kurang Status Gizi Lebih - 2 SD sampai 2 SD - 3 SD sampai - 2 SD - 3 SD 2 SD PBU atau TBU Normal Pendek Sangat Pendek Tinggi - 2 SD sampai 2 SD - 3 SD sampai - 2 SD - 3 SD 2 SD BBPB atau BBTB Sangat Gemuk Gemuk Resiko gemuk Normal 3 SD 2 SD sampai 3 SD 1 SD sampai 2 SD - 2 SD sampai +1 SD Universitas Sumatera Utara Kurus Sangat Kurus - 3 SD sampai - 2 SD -3 SD IMTU Anak umur 5 – 18 Tahun Sangat Gemuk Gemuk Resiko gemuk Normal Kurus Sangat Kurus 3 SD 2 SD sampai 3 SD 1 SD sampai 2 SD - 2 SD sampai +1 SD - 3 SD sampai - 2 SD -3 SD Sumber : Kemenkes RI, 2011 Karakteristik berat badan merupakan indikator yang sensitif, maka indeks BBU lebih mengggambarkan status seseorang gizi saat ini. Menurut Supriasa 2002, berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran massa tubuh, dimana massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan yang mendadak misalnya karena terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi. Berat badan memiliki hubungan linier dengan tinggi badan, dalam keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah dengan pertambahan tinggi badan dengan kecepatan tertentu. Jellife 1996 telah memperkenalkan indeks untuk mengidentifikasi status gizi yaitu BBTB atau BBPB. Saat ini indeks BBTB atau BBPB merupakan indeks yang independen terhadap umur. Indikator TBU memberikan indikasi masalah gizi yang bersifat kronis sebagai akibat dari keadaan yang berlangsung lama, misalnya : kemiskinan, perilaku hidup sehat dan pola asuhpemberian makanan yang kurang baik dari sejak dilahirkan yang mengakibatkan anak menjadi pendek Kemenkes RI, 2010. Penggunaan PBU atau TBU perlu Universitas Sumatera Utara mempertimbangkan umur anak, karena akan menentukan posisi pengukuran anak terlentang atau berdiri.

2.4 Vegetarian