AUS biasanya mempunyai banyak perhatian dan aktivitas di luar rumah, sehingga sering melupakan waktu makan. Nafsu makan AUS umumnya lebih baik daripada
golongan anak kecil. Makan pagi sarapan perlu diperhatikan supaya anak mudah menerima pelajaaran As’ad, 2002. Menurut Judarwanto 2004, saat sarapan pagi anak
harus terpenuhi sebanyak seperempat kebutuhan kalorinya sehari, yaitu sekitar 300 kkal. Selama tahap anak sekolah dan remaja, pada umumnya kebiasaan makan anak telah terbina.
Kebutuhan zat gizi melonjak pada masa pubertas. Pada anak wanita, pubertas mungkin terjadi pada akhir bersekolah SD atau pada awal Sekolah Menengah Pertama SMP. Pada
tahap ini mereka mendapat kesempatan yang lebih banyak lagi untuk berpetualang dengan makanan Samsudin, 1993.
2.1.1 Masalah Gizi Anak Usia Sekolah
Masalah gizi merupakan gangguan pada beberapa segi kesejahteraan perorangan dan atau masyarakat yang disebabkan oleh tidak terpenuhinya kebutuhan zat gizi yang
bersumber dari makanan. Masalah ini berkaitan erat dengan masalah pangan. Masalah pangan menyangkut ketersediaan pangan dan kerawanan konsumsi pangan yang
dipengaruhi oleh kemiskinan, rendahnya pendidikan, dan adatkepercayaan yang terkait dengan tabu makanan. Masalah gizi tidak hanya terbatas pada masalah kekurangan gizi,
tetapi juga masalah kelebihan gizi. Kelompok anak usia sekolah pada umumnya memiliki kondisi gizi yang lebih baik
daripada kelompok balita, karena kelompok umur anak sekolah mudah dijangkau oleh berbagai upaya perbaikan gizi yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta. Keadaan ini
tidak menjadi jaminan tidak ditemukannya masalah gizi pada kelompok anak sekolah.
Universitas Sumatera Utara
Kondisi gizi anak sekolah masih belum memuaskan dimana, masalah gizi yang sering ditemui pada kelompok ini adalah berat badan yang kurang, anemia defisiensi Fe, defisiensi
vitamin C dan di daerah-daerah tertentu juga terdapat defisiensi Iodium Sediaoetama, 1996.
Kurang gizi pada anak usia sekolah dapat juga disebabkan oleh perilaku atau kebiasaan jajan anak yang tidak teratur. Dimana pada masa ini anak-anak sudah dapat
memilih sendiri makanan yang disenangi, dan pada usia ini anak-anak gemar sekali membeli makanan yang berwarna menarik dan makanan yang memakai pemanis buatan.
Jika jajanan yang dipilih kurang nilai gizinya seperti es dan gula-gula maka dapat mempengaruhi keadaan gizi anak Moehji, 2003.
2.1.2 Kebutuhan Makanan Anak Usia Sekolah
Lingkungan baru anak sekolah sangat mempengaruhi kebiasaan makan anak tersebut. Pengalaman-pengalaman baru, kegembiraan di sekolah, rasa takut terlambat tiba di sekolah
menyebabkan anak-anak ini sering menyimpang dari kebiasaan waktu makan yang sudah diberikan kepada mereka Moehji, 2003. Aktivitas yang padat seperti kegiatan belajar di
sekolah, kursus, mengerjakan tugas, dan mempersiapkan pekerjaan untuk esok harinya membuat stamina anak cepat menurun. Hal ini dapat dihindari dengan konsumsi makanan
yang sehat dan bergizi lengkap. Kandungan zat gizi makanan sebaiknya cukup dari segi energi, protein, karbohidrat, lemak, serta zat gizi mikro lainnya. Adapun jumlah energi dan
protein yang dianjurkan oleh Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi bagi anak usia sekolah seperti pada tabel berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi Rata-Rata yang Dianjurkan Per Orang Per Hari Anak Umur 7-12 Tahun
Golongan Umur Berat
Tinggi Energi
Protein 7-9 Tahun
10-12 Tahun Pria 10-12 Tahun Wanita
25 kg 35 kg
38 kg 120 cm
138 cm 145 cm
1800 kkal 2050 kkal
2050 kkal 45 gram
50 gram 50 gram
Sumber: Prosiding Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VIII Jakarta 17-19 Mei 2004
2.2 Pola Konsumsi