Penelitian yang Relevan KAJIAN PUSTAKA
58
proses belajar mengajar, baik dosen maupun mahasiswa memerlukan sebuah ruang atau tempat.
Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, proses belajar mengajar pun banyak mengalami perubahan. Kegiatan ini tidak hanya dilakukan
di ruang kelas, namun juga di luar kelas. Tidak hanya di dalam ruangan-ruangan kampus indoor, namun juga dapat memanfaatkan sekitar lingkungan kampus
outdoor atau bisa disebut dengan ruang belajar terbuka open learning space. Kegiatan belajar dapat dilakukan dimanapun, dengan berbagai fasilitas penunjang
yang telah disediakan oleh perguruan tinggi, begitu juga di Uneversitas Negeri Yogyakarta. Beberapa ruang belajar atau learning space telah disediakan oleh
UNY untuk mahasiswa belajar baik secara individu maupun berkelompok. Hal yang perlu diperhatikan adalah ketepatan pengelolaan dan penataan learning
space ini demi kenyamanan mahasiswa dalam belajar. Learning space itu sendiri merupakan sebuah tempat atau ruang yang
didesain untuk kegiatan belajar baik secara mandiri maupun kelompok, tempat untuk pertemuan atau berdiskusi, tempat untuk berbagi ilmu, mencari sumber
informasi, dan tempat terjadinya interaksi baik secara tatap muka maupun virtual, dalam kegiatan pembelajaran atau perkuliahan.
Pada penelitian ini akan fokus pada ruang belajar terbuka open learning space saja, antara lain foodcourt, kantin atau kafetaria mahasiswa, lobi atau hall
kampus, taman belajar, gazebo, student square atau student lounge, anjungan, dan lain sebagainya. Alasan mengapa peneliti hanya fokus pada ruang belajar terbuka
telah banyak dikemukakan di latar belakang, yaitu atas dasar konsep belajar untuk
59
era sekarang ini yang dapat dilakukan di mana saja, terutama dengan disediakannya jaringan nirkabel wifi dan teknologi lain, akan memudahkan
mahasiswa dalam belajar. Keberadaan ruang belajar terbuka open learning space kini menjadi
penting. Meskipun ruang kelas tetap menjadi tempat kegiatan belajar mengajar yang utama, namun banyak faktor dan peluang yang membuat kegiatan belajar
mengajar bisa dilakukan di mana saja. Salah satu faktornya adalah mahasiswa sekarang ini dituntut untuk lebih banyak self-learning, atau konsep perkuliahan
yang tidak harus bertatap muka dengan dosen. Hal ini dapat dibuktikan dengan yang telah disebutkan pada Standar Nasional Perguruan Tinggi berdasarkan
Permendikbud Nomor 49 Tahun 2014 pasal 16 pada Standar Proses mengenai beban belajar, disebutkan bahwa beban belajar mahasiswa dalam kegiatan
perkuliahan dalam 1 SKS setara dengan 160 seratus enam puluh menit kegiatan belajar per minggu per semester, yaitu 50 menit tatap muka, 60 menit belajar
mandiri, dan 50 menit penugasan terstruktur. Hal ini menegaskan bahwa jumlah
jam belajar mahasiswa secara mandiri lebih banyak dari pada jumlah jam belajar mahasiswa secara tatap muka dengan dosen. Ini merupakan salah satu faktor
mengapa keberadaan ruang belajar terbuka menjadi penting. Mahasiswa tentu akan mencari tempat yang nyaman untuk belajar, meskipun itu di luar ruangan.
Ruang belajar terbuka open learning space jika dilihat dari penggunanya, bukan hanya mahasiswa namun juga dosen. Proses belajar mengajar atau praktek
dapat dilakukan di luar ruang kelas atau luar ruangan, dengan memanfaatkan lingkungan sekitar atau area belajar terbuka yang telah tersedia sebagai bentuk
60
penyegaran agar mahasiswa tidak merasa jenuh. Terlebih untuk LPTK, yang dapat menggunakan area luar ruang kelas untuk praktek mengajar. Keberadaan ruang
belajar terbuka open learning space kini bisa dikatakan urgent, oleh karena itu perlu adanya penataan dan pengelolaan yang baik.
Ruang belajar terbuka open learning space kini sudah menjadi sebuah kebutuhan bagi mahasiswa. Untuk itu, dirasa penting mengetahui harapan
mahasiswa terhadap ruang belajar tersebut sesuai dengan kebutuhan dan keinginan dari mahasiswa. Sebab apa yang disediakan atau menjadi fasilitas dari
perguruan tinggi hendaknya tidak terlalu jauh dengan rata-rata kebutuhan dan keinginan dari mahasiswa. Maka dari itu, dengan beberapa penjelasan di atas,
peneliti ingin mengetahui bagaimana tingkat kepuasan mahasiswa terhadap ruang belajar khususnya ruang belajar terbuka open learning space di Universitas
Negeri Yogyakarta, dan bagaimana harapan serta saran yang dapat diberikan mahasiswa untuk perbaikan open learning space, sesuai dengan kebutuhan
mahasiswa.
61