Perlindungan Kepentingan Umum Tingkat Kepuasan Mahasiswa

159 keterjangkauan ruang belajar terbuka dari petugas keamanan di UNY. Persentase untuk kategori Tidak Puas TP paling tinggi terdapat pada Fakultas Matematika dan IPA, yaitu sebesar 95. Hal ini menunjukkan kurangnya perhatian lebih akan masalah pengawasankeamanan dari pihak kampus di ruang belajar terbuka UNY khususnya di FMIPA, sehingga belum sesuai dengan harapan mahasiswa. Keamanan di lingkup kampus khususnya di ruang belajar terbuka harus diperketat. Perlindungan bagi pengguna khususnya mahasiswa dan dosen di tempat ini merupakan salah satu asas diadakannya penataan sebuah ruang terbuka, sebagaimana dijelaskan pada Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang menyebutkan bahwa perlindungan kepentingan umum meliputi perlindungan masyarakat atau pengguna ruang terbuka dari dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang itu sendiri. Jika dari pihak kampus keberatan untuk menyediakan pos keamanan atau petugas keamanan di setiap ruang belajar terbuka, paling tidak dalam sehari ada petugas yang berkeliling untuk memantau, bila perlu diadakan CCTV di area ruang balajar terbuka.

2. Pemetaan SaranHarapan dari Mahasiswa UNY

Masukan yang diberikan mahasiswa adalah sebagai bentuk dari tanggapan emosional atas persepsi kepuasan atau ketidakpuasan setelah melihat atau menggunakan ruang belajar terbuka. Sebagaimana dikatakan Fandy Tjiptono 2006: 146, konsumen membandingkan persepsi mereka atas kualitas produk setelah meggunakan produk tersebut sesuai dengan ekspektasi kinerja produk. 160 Tergantung pada bagaimana kinerja aktual dibandingkan dengan kinerja yang diharapkan, mereka mengalami emosi yang positif, negatif, dan netral. Banyaknya saranharapan yang masuk dari mahasiswa, pada pembahasan ini peneliti akan mencoba memetakan masukan yang mungkin mampu dilakukan oleh pihak pengelola Universitas Negeri Yogyakarta, berdasarkan kebutuhan mahasiswa, yaitu: a. Terkait dengan perbaikan jaringan signal untuk handphone. Hal ini paling banyak diharapkan oleh mahasiswa. Pihak pengelola dapat bekerja sama dengan pihak-pihak yang ahli persoalan jaringan. Hal ini juga terkait dengan perbaikan jaringan wifi, diupayakan agar semua jaringan tersebut tidak bertumpuk. Di era digital sekarang ini, segala gadget dengan jaringan nirkabel semakin menjadi kebutuhan pokok mahasiswa. Oleh karena itu, hal ini dapat diupayakan. b. Terkait dengan stop kontak. Meskipun mahasiswa mengharapkan untuk memperbanyak stop kontak, namun hal ini tentu perlu adanya analisis kebutuhan serta kemampuan dari pihak kampus sendiri. Pihak pengelola dapat recheck dan mendata ruang belajar yang sangat perlu ditambah stop kontak, dan mana yang perlu untuk diperbaiki. Kebutuhan stop kontak di ruang belajar semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah kepemilikan handphone, laptop, dan sebagainya oleh mahasiswa maupun dosen. c. Terkait dengan keamanan, pihak pengelola dapat memberi himbauan kepada pengguna ruang belajar secara verbaltertulisvisual untuk selalu waspada 161 dan hati-hati dengan keamanan barang dan keselamatan diri. Serta dapat diberikan peringatan tertulis mengenai penggunaan fasilitas yang memungkinkan terjadi kecelakaanbahaya seperti listrikstop kontak, serta diberi contact person pihak yang dapat bertanggung jawab atau membantu apabila terjadi kerusakan atau kecelakaan. d. Terkait dengan kenyamanan ruang belajar terbuka, mahasiswa mengharapkan ditambahnya pohon-pohon besar untuk perindang di beberapa area agar ruang belajar terbuka tidak terlalu panas. Serta mengharapkan untuk diberikan peraturan di ruang belajar terbuka untuk saling menghormati antar pengguna ruang, agar tidak membuat gaduh atau mengganggu mahasiswa yang sedang belajar. Beberapa masukan tersebut merupakan jenis harapan pelanggan mengenai kualitas pada level pertama menurut Sugiyanti Marzuki Mahmud, 2012: 81, yaitu harapan pelanggan yang paling sederhana dan berbentuk asumsi must have atau take it for granted, misalnya: saya berharap bank dapat menyimpan uang saya dengan aman. Pihak pengelola dapat mengupayakan agar kualitas produk dalam hal ini ruang belajar terbuka dapat sesuai dengan harapan pelangganmahasiswa, sebagaiamana dikatakan Fandy Tjiptono 2006: 147, bahwa kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purnabeli dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya memberikan hasil sama atau melampaui harapan pelanggan. 162

C. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan pada penelitian tentang kepuasan mahasiswa terhadap ruang belajar terbuka di Universitas Negeri Yogyakarta antara lain: 1. Penunjukan responden dilakukan secara random yang tidak memperhatikan seberapa sering dalam menggunakan ruang belajar terbuka. Latar belakang responden seperti jenis kelamin, usia, jurusan belum menjadi bagian dalam analisis pada penelitian ini. 2. Variasi setting ruang belajar terbuka di Universitas Negeri Yogyakarta cukup beragam antara satu kampus dengan kampus yang lain, antara satu fakultas dengan fakultas yang lain. Kondisi ini tidak disorot oleh peneliti secara khusus. 3. Dalam pengisian angket, sebagian responden menilai fakultas masing- masing, jadi objek yang menjadi sorotan responden adalah objek fakultas masing-masing, bukan UNY secara keseluruhan, namun spot yang sering dikujungi oleh responden di UNY kampus I pusat. 163

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Tingkat kepuasan mahasiswa terhadap ruang belajar terbuka di Universitas Negeri Yogyakarta adalah sebagai berikut: a. Ditinjau dari aspek fitur pelengkap, secara umum mayoritas mahasiswa menyatakan puas. Berdasarkan akumulasi perolehan skor rating, kepuasan tertinggi diraih dalam hal ketersediaan fasilitas pendukung meja, kursilounge, wifi, dan lain-lain, kepuasan terendah dicapai dalam hal ketersediaan jaringan signal untuk handphone, skor masing-masing yaitu 2,64 dan 1,98. b. Ditinjau dari aspek reliabilitas dan keandalan, mayoritas mahasiswa menyatakan tidak puas. Berdasarkan akumulasi perolehan skor rating, kepuasan tertinggi diraih dalam hal ketercukupan spot ruang belajar terbuka, adapun kepuasan terendah dicapai dalam hal ketercukupan daya tampung pada masing-masing ruang belajar terbuka bagi mahasiswa, skor masing-masing yaitu 2,47 dan 2,34. c. Ditinjau dari aspek desain dan estetika di, mayoritas mahasiswa menyatakan puas. Berdasarkan akumulasi perolehan skor rating, kepuasan tertinggi diraih dalam hal desain atau penataan ruang belajar terbuka, adapun kepuasan terendah dicapai dalam hal relevansi desain