Skala Pengukuran Pengukuran Kepuasan Pelanggan

55 teman, serta alasan menjadi faktor penentu dalam merumuskan konsep perancangan. 2. Penelitian dilakukan pada tahun 2014 oleh Stephen Siu Yu Lau, dkk dari jurusan arsitektur, di bawah tanggung jawab Southeast University, dengan judul : “Healthy Campus by Open Space Design : Approaches and Guidelines”. Penelitian ini membahas strategis desain arsitektur dan landscape untuk green campus dan ruang terbuka dengan target mengurangi tingkat stres mahasiswa dalam belajar dengan mengatur desain lingkungan kampus seperti pengaturan tata perkotaan. Berdasarkan tinjauan literatur, terdapat tiga perspektif yang berlaku untuk desain fisik pedagogis dalam pembelajaran di ruang terbuka, yaitu : kebun atau taman di mana tanaman hijau menghasilkan efek restoratif, ruang fleksibel yang mengakomodasi kebutuhan fungsional seluruh kegiatan mahasiswa, dan bangunan hijau yang menggabungkan ruang terbuka sebagai katalis untuk ekosistem yang terintegrasi. Pendekatan desain yang sesuai desain landscape , desain tata ruang , dan desain hijaulingkungan hijau yang menjadi studi kasus dalam penelitian. Perbandingan dua universitas dengan konteks perkotaan yang berbeda dilakukan untuk mengidentifikasi tantangan dan peluang untuk menerapkan pendekatan desain ini. Kampus yang sehat harus mencakup ruang terbuka yang beragam untuk memenuhi tujuan yang berbeda. Kerangka kerja yang mengintegrasikan tiga pendekatan akan dikombinasikan untuk menghasilkan rubrik desain yang berkelanjutan. 56 3. Penelitian untuk Tugas Akhir skripsi yang dilakukan pada tahun 2010 oleh Pipin Sukandi dari Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama, dengan judul penelitian : “Hubungan antara Fasilitas Kampus terhadap Kepuasan Mahasiswa dalam Menghadapi Daya Saing Jasa Pendidikan”. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa dari Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang. Ada 3.350 orang sebagai populasi dan mereka diambil sampel berdasarkan simpel random sampling. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif verifikatif dengan survey deskriptif dan jelas. Analisa data dilakukan dengan analisis regresi. Berdasarkan distribusi kuesioner, dihitung dengan SPSS 15, validitas setiap indikator di atas 0,3 yang berarti instrumen valid. Sedangkan reliabilitas di atas 0,6 dan menunjukkan kuesioner dapat diandalkan. Dari hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa ada hubungan positif antara fasilitas yang diberikan kampus tehadap kepuasan mahasiswa tetapi persentasenya kecil, yaitu sebesar 4, serta hasil lain yaitu berupa persepsi mahasiswa yang menyatakan setuju dan sangat setuju akan kelengkapan fasilitas kampus. 57

C. Kerangka Pikir

Kerangka pikir pada penelitian ini sudah sedikit banyak dipaparkan di latar belakang. Alur pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 3. Skema Kerangka Berpikir Dari skema di atas dapat dijelaskan bahwa sistem pembelajaran di perguruan tinggi dalam proses perkuliahan terdapat tiga metode yaitu perkuliahan secara tatap muka, belajar mandiri, dan penugasan terstruktur. Demi kelancaran 58 proses belajar mengajar, baik dosen maupun mahasiswa memerlukan sebuah ruang atau tempat. Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, proses belajar mengajar pun banyak mengalami perubahan. Kegiatan ini tidak hanya dilakukan di ruang kelas, namun juga di luar kelas. Tidak hanya di dalam ruangan-ruangan kampus indoor, namun juga dapat memanfaatkan sekitar lingkungan kampus outdoor atau bisa disebut dengan ruang belajar terbuka open learning space. Kegiatan belajar dapat dilakukan dimanapun, dengan berbagai fasilitas penunjang yang telah disediakan oleh perguruan tinggi, begitu juga di Uneversitas Negeri Yogyakarta. Beberapa ruang belajar atau learning space telah disediakan oleh UNY untuk mahasiswa belajar baik secara individu maupun berkelompok. Hal yang perlu diperhatikan adalah ketepatan pengelolaan dan penataan learning space ini demi kenyamanan mahasiswa dalam belajar. Learning space itu sendiri merupakan sebuah tempat atau ruang yang didesain untuk kegiatan belajar baik secara mandiri maupun kelompok, tempat untuk pertemuan atau berdiskusi, tempat untuk berbagi ilmu, mencari sumber informasi, dan tempat terjadinya interaksi baik secara tatap muka maupun virtual, dalam kegiatan pembelajaran atau perkuliahan. Pada penelitian ini akan fokus pada ruang belajar terbuka open learning space saja, antara lain foodcourt, kantin atau kafetaria mahasiswa, lobi atau hall kampus, taman belajar, gazebo, student square atau student lounge, anjungan, dan lain sebagainya. Alasan mengapa peneliti hanya fokus pada ruang belajar terbuka telah banyak dikemukakan di latar belakang, yaitu atas dasar konsep belajar untuk