Perangkat Pelaksana Kewenangan di Bidang Pertanahan

BAB III BADAN PELAKSANA PELIMPAHAN KEWENANGAN DI BIDANG PERTANAHAN

A. Perangkat Pelaksana Kewenangan di Bidang Pertanahan

Penguasaan atas tanah pada tingkatan tertinggi berada pada negara. Kewenangan negara yang lahir dari hak menguasai negara merupakan kewenangan yang bersifat publik. Ketentuan-ketentuan yang bersifat publik meliputi bidang legislatif, bidang eksekutifadministratif, dan bidang yudikatif. Bidang legislatif meliputi kewenangan pembuatan peraturan perundang-undangan di bidang pertanahan. Bidang yudikatif meliputi tugas kewenangan mengadili kasus-kasus pertanahan. Tetapi ketentuan-ketentuan yang menatur tentang pertanahan tersebut tidak mempunyai ciri-ciri khusus yang membedakannya dengan kegiatan legislatif dan yudikatif di bidang lain. 54 54 Boedi Harsono, Op.Cit, hal. 65. Berlainan halnya dengan ketentuan-ketentuan di bidang eksekutifadministratif, yang memberikan landasan hukum bagi penguasa eksekutif dalam melaksanakan kebijakan pertanahan secara utuh. Kebijakan pertanahan ini meliputi kewenangan untuk menetapkan serangkaian aturan yang dapat berupa norma, standar, kriteria, serta prosedur pelaksanaan termasuk pula perihal penyelesaian sengketa pertanahan yang ditetapkan pemerintah sebagai pedoman penyelenggaraan urusan pertanahan. Universitas Sumatera Utara Penyelenggaraan urusan pertanahan dilaksanakan oleh badan penyelenggara pemerintahan. Sejak tahun 1988 pelaksana kewenangan di bidang pertanahan dijalankan oleh Badan Pertanahan Nasional, selaku lembaga Pemerintah Non Departemen yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Badan Pertanahan Nasional mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pertanahan secara nasional, regional dan sektoral. Dapat dikatakan bahwa pada saat itu, pengelolaan bidang pertanahan menjadi kewenangan pemerintah pusat seutuhnya. Kemudian, sejak tahun 1998 dinamika ketatanegaraan Indonesia mulai mengarah pada pola pemerintahan yang lebih memberikan ruang kekuasaan bagi pemerintah daerah hingga lahirlah prinsip otonomi daerah. Dalam rangka otonomi daerah dan berdasarkan ketentuan Pasal 2 ayat 4 UUPA maka sebagian kewenangan pemerintah di bidang pertanahan dapat dilaksanakan oleh pemerintah daerah baik pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupatenkota sesuai dengan pembagian kewenangan pertanahan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah KabupatenKota.

B. Kewenangan Badan Pertanahan Nasional sebagai Lembaga Pelaksana