Kedudukan Badan Hukum dalam Penyelenggaraan Perumahan

sebelum UU Nomor 1 Tahun 2011 terbit, sebab peraturan pelaksana undang- undang ini belum dibentuk dan diberlakukan. Dengan demikian, dalam hal pelaksanaan administrasi pertanahan bagi penyelenggaraan perumahan berdasarkan undang-undang tersebut belumlah efektif belaku.

B. Kedudukan Badan Hukum dalam Penyelenggaraan Perumahan

Ketentuan UUPA memungkinkan bagi berbagai pihak selain pihak pemerintah, untuk turut serta dalam menyelenggarakan berbagai usaha dalam lapangan agraria sepanjang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 67 Pihak yang dapat menjadi subjek dalam pembangunan perumahan dan permukiman adalah : Pembangunan perumahan termasuk pula sebagai usaha yang berkaitan dengan agraria sehingga penyelenggaraannya tunduk pada ketentuan hukum agraria. 68 a. Orang-perseorangan Bahwa setiap orang dapat bertindak sebagai hukum di dalam pelaksanaan pembangunan perumahan dan permukiman maupun juga sebagai orang yang menerima bagian dari kapling tanah tersebut konsumen. b. Badan hukum Bahwa peranan pihak swasta sangat dibutuhkan di dalam kelancaran penyedia lahan maupun pelaksana pembanguan perumahan dan permukiman, serta peran perbankan di dalam pelayanan bagi masyarakat yang membutuhkan perumahan dan permukiman. 67 Lihat Pasal 12 UU No. 5 Tahun 1960 68 Affan Mukti, Pokok-Pokok Bahasan Hukum Agraria, Medan, Penerbit USUPress, 2006, hal. 113. Universitas Sumatera Utara c. Pemerintah Peran pemerintah di dalam pelaksanaan pembangunan perumahan dan permukiman juga dituntut di dalam pelaksanaan penyediaan lahan khususnya kebutuhan pembangunan perumahan untuk masyarakat golongan ekonomi lemahserta dengan adanya pengawasan di dalam penyeimbang penyediaan lahan untuk pembangunan rumah mewah dan rumah sederhana. Kedudukan badan hukum sebagai subjek dalam pembangunan perumahan secara yuridis ditegaskan dalam ketentuan UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Pasal 19 ayat 2 menyebutkan bahwa : “Penyelenggaraan rumah dan perumahan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilaksanakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah danatau setiap orang untuk menjamin hak setiap warga negara untuk menempati, menikmati, danatau memiliki rumah yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur.” Ketentuan pasal ini turut melegitimasi bahwa penyelenggaraan perumahan dapat dilaksanakan baik oleh pemerintah maupun oleh setiap orang termasuk pula badan hukum. Hak dan kewajiban badan hukum berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 2011 dalam kedudukannya sebagai subjek penyelenggara perumahan : a. Badan hukum berhak untuk memperoleh kemudahan dalam proses perizinan terhadap pembangunan perumahan yang dikhususkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Universitas Sumatera Utara b. Badan hukum berhak untuk memasarkan rumah yang masih dalam tahap pembangunan melalui sistem perjanjian pendahuluan jual beli sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. c. Badan hukum yang melakukan pembangunan perumahan wajib mewujudkan perumahan dengan hunian berimbang, kecuali untuk badan hukum yang membangun perumahan yang seluruhnya ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan rumah umum. Hunian berimbang adalah perumahan atau lingkungan hunian yang dibangun secara berimbang antara rumah sederhana, rumah menengah, dan rumah mewah. d. Badan hukum yang melaksanakan pembangunan perumahan wajib untuk turut membangun prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan sesuai dengan rencana, rancangan, dan perizinan. Dalam hal pengawasan terhadap badan hukum selaku pengembang yang melaksanakan pembangunan perumahan, ditentukan bahwa pemerintah juga akan memberi peringatan dengan memberi jangka waktu kepada pihak pengembang dalam melakukan pengerjaan proyeknya, sehingga tanah-tanah tersebut tidak ditelantarkan atau menjadi objek spekulasi harga, utuk itu setiap pengembang harus : 69 69 Ibid, hal. 114. a. Menyelesaikan pembebasan tanah di lokasi dan seluas yang telah diberikan kepada perusahaan. b. Menyelesaikan pematangan tanah yang telah dibebaskan hingga siap untuk dibangun. Universitas Sumatera Utara c. Menyelesaikan pembanguan seluruh proyek secara lengkap sesuai dengan rencana yang sudah disetujui dan sebab itu oleh pemerintah diberi kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi kepada pengembang. Selain hal-hal yang telah disebutkan diatas, berdasarkan Pasal 144 dan 145 UU Nomor 1 Tahun 2011 badan hukum selaku penyelenggara pembangunan perumahan juga dilarang untuk : a. Badan Hukum yang menyelenggarakan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman, dilarang mengalihfungsikan prasarana, sarana, dan utilitas umum di luar fungsinya. b. Badan hukum yang belum menyelesaikan status hak atas tanah lingkungan hunian atau lingkungan siap bangun, dilarang menjual satuan permukiman. c. Badan hukum yang belum memperoleh izin lokasi dilarang utuk melakukan peralihan atau pelepasan hak atas tanah.

C. Mekanisme Administrasi Pertanahan Bagi Pelaksanaan