diakhiri dengan kematian pada hewan dan manusia bila telah menunjukkan gejala klinis Depkes, 2000.
Rabies merupakan zoonosis yang penting karena anjing selalu dekat kepada manusia sebagai hewan peliharaan. Penyakit ini hampir selalu menimbulkan
kematian dan kerugian ekonomi yang besar Soejoedono, 2004. Menurut Hubbert 2006 rabies atau dikenal juga dengan istilah penyakit anjing gila adalah penyakit
infeksi yang bersifat akut pada susunan saraf. Rabies penyakit anjing gila adalah penyakit hewan yang disebabkan oleh virus, bersifat akut serta menyerang susunan
saraf pusat. Hewan berdarah panas dan manusia. Rabies bersifat zoonosis artinya penyakit tersebut dapat menular dari hewan ke manusia dan menyebabkan kematian
pada manusia dengan CFR Case Fatality Rate 100. Virus rabies dikeluarkan bersama air liur hewan yang terinfeksi dan disebarkan melalui luka gigitan atau
jilatan. Pengertian dari Penyakit anjing gila atau yang dikenal dengan penyakit Rabies
merupakan penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies. Penyakit anjing gila ini mempunyai sifat zoonotik yaitu penyakit yang dapat
ditularkan dari hewan pada manusia. Penyakit anjing gila atau rabies ini bisa menular kepada manusia melalui gigitan Depkes, 2009.
2.4.2. Penyebab Rabies
Penyebab rabies adalah virus famili Rhabdoviridae yang termasuk dalam golongan ordo Mononegavirales, genus Lyssavirus Greek lyssa : rabies. Lyssavirus
terbagi atas beberapa serotype yang terdiri dari 1. Rabies virus RABV; 2. Lagos bat
Universitas Sumatera Utara
virus LBV; 3. Mokola virus MOKV; 4. Duvenhage virus DUVV; 5. European bat lyssavirus 1 EBLV-1; 6. European bat lyssavirus 2 EBLV-2; dan 7.
Australianbat lyssavirus ABLV WHO, 2005 b. Virus rabies ini berbentuk seperti peluru bahasa Yunani : rhabdo= bentuk
batang , dengan ukuran panjang sekitar 180 x 10-7 mm dan lebar 65 x 10-7 mm di bawah mikroskop elektron. Pada lapisan permukaan virus ini terdapat envelope yang
tersusun atas 50 lemak dan 50 protein tergolong RNA. Virus ini sensitif dengan pelarut lemak larutan sabun, eter, kloroform, aseton, etanol 45-70 dan preparat
iodine Meslin, 1994. Virus rabies dapat menginfeksi semua hewan berdarah panas, dan pada hampir semua kejadian infeksinya akan berakhir dengan kematian
Fenner,1995.
2.4.3. Cara Penularan Rabies
Air liur hewan positif rabies yang mengandung virus menularkan virus melalui gigitan atau cakaran. Sekitar 70 anjing yang tertular rabies mengandung
virus di dalam salivanya. Meskipun jarang, infeksi juga dapat terjadi lewat kulit yang lecet atau conjuntiva yang kontak lewat saliva. Pada gua kelelawar yang mengandung
virus rabies dalam jumlah sangat tinggi, penyebaran melalui udara pernah dilaporkan terjadi. Penularan rabies melalui transplantasi organ cornea dari orang yang
meninggal karena penyakit sistem saraf pusat yang tidak terdiagnosa sebelumnya kemungkinan dapat menularkan rabies kepada penerima organ tadi Chin, 2000.
Universitas Sumatera Utara
2.4.4. Masa Inkubasi Rabies
Masa inkubasi sangat tergantung dari tingkat keparahan luka, lokasi luka yang erat kaitannya dengan kepadatan jaringan saraf di lokasi luka dan jarak luka dari otak.
Masa inkubasi rabies bervariasi sekitar 10 hari sampai 6 bulan. Biasanya berlangsung antara 3-8 minggu. Masa inkubasi akan semakin pendek jika gigitan semakin dekat
dengan kepala. Gigitan di daerah kepala mempunyai masa inkubasi sekitar antara 30 – 48 hari, sedangkan gigitan di daerah tangan 40-59 hari Schnurrenberger, 1991.
Masa inkubasi lebih pendek pada anak-anak, karena anak-anak umumnya terkena gigitan di daerah kepala dan leher Bell, 1995.
2.4.5. Gejala Rabies