Definisi Pengukuran Kinerja Kinerja

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kinerja

Kinerja pada dasarnya adalah yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh seorang petugas dalam melaksanakan tugasnya. Untuk mengetahui kinerja petugas dilakukan penilaian kinerja. Namun demikian penilaian kinerja harus dilakukan dengan tujuan memotivasi kinerja petugas sehingga menciptakan rasa puas, menciptakan budaya yang tinggi, tanggungjawab dan meningkatkan keterkaitan petugas dalam organisasi.

2.1.1. Definisi

Beberapa pendapat pakar tentang kinerja : 1. Kinerja merupakan suatu kesuksesan di dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Kinerja sendiri dalam pekerjaan yang sesungguhnya tergantung kepada kombinasi antara kemampuan dan iklim kerja yang mendukungnya Prihadi, 2004. 2. Permana 2005, menyebutkan kinerja adalah penampilan hasil karya personel baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan penampilan individu atau kelompok kerja personel, penampilan hasil karya maupun struktur, tetapi juga pada keseluruhan jajaran personel dalam organisasi. Universitas Sumatera Utara 3. Mahsun 2006 menyatakan kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang tertuang dalam strategi planning suatu organisasi. 4. Ilyas 2001, kinerja adalah penampilan hasil karya personel dalam suatu oganisasi. Simon 1993, menyebutkan kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika.

2.1.2. Pengukuran Kinerja

Menurut Ilyas 2001, pengukuran kinerja merupakan suatu metode untuk menilai kemajuan yang telah dicapai dibandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan yang dilakukan secara periodik. Menurutnya penilaian kinerja pada dasarnya mempunyai dua tujuan utama yaitu penilaian kemampuan personel dan pengembangan personel yang secara spesifik bertujuan untuk mengenali sumber daya manusia yang memerlukan pembinaan, menentukan kriteria tingkat pemberian kompensasi dan memperbaiki kualitas pelaksanaan pekerjaan. Pada organisasi pelayanan kesehatan, sangatlah penting untuk memiliki instrumen penilaian kinerja yang efektif bagi tenaga kerja profesional. Proses evaluasi kinerja bagi profesional menjadi bagian terpenting dalam upaya manajemen untuk meningkatkan kinerja organisasi yang efektif. 11 12 Universitas Sumatera Utara Yuli 2005, menyebutkan penilaian prestasi kerja adalah proses penilaian prestasi kerja petugas yang dilakukan oleh organisasi terhadap petugasnya secara sistematis dan formal berdasarkan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Menurut Darma 2005, bahwa pengukuran kinerja dapat dilihat dari faktor- faktor tingkat kinerja staf meliputi: 1 mutu pekerjaan, 2 jumlah pekerjaan, 3 efektifitas biaya dan inisiatif. Gibson 1996, menyatakan terdapat tiga kelompok variabel yang memengaruhi kinerja dan perilaku yaitu: 1 variabel individu, yang meliputi kemampuan dan keterampilan, fisik maupun mental, latar belakang, pengalaman dan demografi, umur dan jenis kelamin, asal usul dan sebagainya. Kemampuan dan ketrampilan merupakan faktor utama yang memengaruhi kinerja individu, sedangkan demografi mempunyai hubungan tidak langsung pada perilaku dan kinerja, 2 variabel organisasi, yakni sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain pekerjaan, 3 variabel psikologis, yakni persepsi, sikap, kepribadian, belajar, kepuasan kerja dan motivasi. Persepsi, sikap, kepribadian dan belajar merupakan hal yang komplek, dan sulit diukur serta kesempatan tentang pengertiannya sukar dicapai, karena seseorang individu masuk dan bergabung ke dalam suatu organisasi kerja pada usia, etnis, latar belakang, budaya dan keterampilan yang berbeda satu sama lainnya. Universitas Sumatera Utara 2.2. Persepsi 2.2.1. Definisi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Upah Lembur, Bonus dan Pengambilan Cuti Terhadap Produktivitas Kerja pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan

46 273 126

Pengaruh Persepsi Profesi, Kesadaran Etis dan Independesi Auditor terhadap Komitmen Profesi Akuntan Publik di Kota Medan

7 64 102

Hubungan Pemberian Mp-Asi Dini Dengan Kejadian Penyakit Infeksi Pada Bayi 0-6 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Sindar Raya Kecamatan Raya Kahean Kabupaten Simalungun Tahun 2012

6 72 105

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Luar Biasa (KLB) Malaria Di Desa Mandeh Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 1999

0 32 92

Pengaruh Persepsi Ibu tentang Peran Petugas Kesehatan terhadap Pemberian Imunisasi Hepatitis B Pada Bayi 0-7 Hari di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Belawan

14 108 112

Persepsi Tunawisma Tentang Kesehatan Dan Pelayanan Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Pemerintah Di Kota Medan Tahun 2003

1 28 80

Hubungan Kejadian Penyakit Arteri Perifer Dengan Lamanya Menjalani Hemodialisis : Penelitian Potong Lintang Di Departemen/Smf Penyakit Dalam-Fakultas Kedokteran Usu/Rsup H Adam Malik/rsud dr. Pirngadi-medan

1 66 71

Pengaruh Leader Member Exchange dan Keadilan Organisasi Terhadap Komitmen Organisasional Karyawan Harian Orbit Medan

11 81 135

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Perkebunan Nusantara III Distrik Deli Serdang 2 (Dser2) Sei Karang

8 73 85

EFEK PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM UPAYA PENANGGULANGAN KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) LEPTOSPIROSIS DI KABUPATEN BANTUL TAHUN 2011

0 3 6