baik. Menurut beberapa petugas tidak adanya pemantauan yang dilakukan oleh atasan pada petugas yang ada di bagian ini membuat petugas merasa kurang
bertanggungjawab pada tugas yang diembannya. Berbagai upaya penanggulangan kasus luar biasa rabies ternyata tidak
sesederhana yang dibayangkan, kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan vaksinasi pada binatang piaraannya. Kondisi ini diperburuk lagi dengan belum
dilaksanakannya evaluasi dan monitoring berkala dari instansi terkait yang menanganinya.
Berdasarkan uraian pada permasalahan di atas maka peneliti tertarik untuk menganalisis lebih dalam tentang penatalaksanaan dan penanggulangan wabah
penyakit rabies dengan melihat persepsi tentang tugas dan desain organisasi terhadap kinerja petugas dalam upaya penanggulangan penyakit rabies di Kota Medan.
1.2. Permasalahan
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut “Bagaimana pengaruh persepsi tentang tugas
karakteristik pekerjaan, jumlah pekerjaan, pemenuhan standar tugas dan desain organisasi kesehatan departementalisasi, rentang kendali, formalisasi terhadap
kinerja petugas dalam penanggulangan kejadian luar biasa penyakit rabies di Kota Medan tahun 2011
Universitas Sumatera Utara
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah, untuk menganalisis pengaruh persepsi tentang tugas karakteristik pekerjaan, jumlah pekerjaan, pemenuhan standar tugas
dan desain organisasi kesehatan departementalisasi, rentang kendali, formalisasi terhadap kinerja petugas dalam penanggulangan kejadian luar biasa penyakit rabies di
Kota Medan tahun 2011
1.4. Hipotesis
Ada pengaruh persepsi tentang tugas karakteristik pekerjaan, jumlah pekerjaan, pemenuhan standar tugas dan desain organisasi kesehatan
departementalisasi, rentang kendali, formalisasi terhadap kinerja petugas dalam penanggulangan kejadian luar biasa penyakit rabies di Kota Medan tahun 2011.
1.5. Manfaat Penelitian
1. Dinas Kesehatan Sebagai informasi untuk mengambil kebijakan penatalaksanaan dan
pengendalian wabah penyakit rabies dalam program pencegahan penyakit rabies. Selanjutnya dapat meningkatkan surveilance terpadu dengan Dinas
Peternakan dan Pertanian dalam penanganan kasus tersangka maupun penderita rabies.
2. Pemerintah Daerah. Sebagai informasi untuk mengaktifkan kembali tim koordinasi pemberantasan
rabies TIKOR di bawah kendali pemerintah
Universitas Sumatera Utara
3. Masyarakat Meningkatkan motivasi kepada masyarakat tentang upaya pencegahan dan
penanggulangan kasus gigitan hewan penular rabies terutama di lokasi endemis rabies, dilaksanakan secara terkoordinasi dengan instansi terkait.
4. Ilmu Pengetahuan Menjadi bahan untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam upaya
pemberantasan dan penanggulangan rabies melalui penyebaran informasi kepada seluruh masyarakat dan instansi terkait.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA