2.4.4. Masa Inkubasi Rabies
Masa inkubasi sangat tergantung dari tingkat keparahan luka, lokasi luka yang erat kaitannya dengan kepadatan jaringan saraf di lokasi luka dan jarak luka dari otak.
Masa inkubasi rabies bervariasi sekitar 10 hari sampai 6 bulan. Biasanya berlangsung antara 3-8 minggu. Masa inkubasi akan semakin pendek jika gigitan semakin dekat
dengan kepala. Gigitan di daerah kepala mempunyai masa inkubasi sekitar antara 30 – 48 hari, sedangkan gigitan di daerah tangan 40-59 hari Schnurrenberger, 1991.
Masa inkubasi lebih pendek pada anak-anak, karena anak-anak umumnya terkena gigitan di daerah kepala dan leher Bell, 1995.
2.4.5. Gejala Rabies
1. Hewan Ada 2 dua bentuk rabies pada hewan terutama anjing, yakni dumb rabies
bentuk tenang dan furious rabies bentuk ganasberingas. Hewan yang terjangkit rabies menunjukkan gejala umum dengan adanya kelainan pada tingkah laku. Anjing
yang biasanya galak dapat tampak kehilangan sifat galak, sedangkan anjing yang semula sangat jinak cenderung bersembunyi menyendiri dan menjadi galak. Pada
tipe rabies ganas, hewan tidak menuruti lagi perintah pemilik dan terlihat air liur yang keluar berlebihan. Hewan menjadi ganas, menyerang atau menggigit apa saja yang
ditemui dan ekornya dilengkungkan ke bawah perut diantara dua paha. Terjadi kejang-kejang kemudian lumpuh, biasanya mati setelah 4-7 hari sejak timbul gejala
atau paling lama 12 hari setelah penggigitan. Bentuk ganasberingas lebih banyak
Universitas Sumatera Utara
dijumpai pada anjing, kucing dan kuda dibanding sapi dan spesies hewan laboratorium Fenner,1995.
Pada tipe rabies tenang, hewan bersembunyi ditempat gelap dan sejuk. Kejangkejang berlangsung singkat bahkan sering tidak terlihat. Kelumpuhan terjadi
sehingga tidak mampu menelan. Mulut terbuka dan air liur keluar berlebihan. Kematian terjadi dalam waktu singkat Soeharsono 2002.
2. Manusia Pada manusia untuk mengetahui tanda-tanda rabies, yang pertama harus
diperhatikan adalah riwayat gigitan oleh hewan seperti anjing atau hewan penular rabies HPR lainnya. Berdasarkan diagnosa klinik gejala klinis rabies terbagi
menjadi 4 stadium Depkes, 2007a, yaitu : a. Stadium Prodromal
Gejala-gejala awal berupa demam, mual, malaise dan rasa nyeri di tenggorokan selama beberapa hari.
b. Stadium Sensoris Penderita merasa nyeri, rasa panas disertai kesemutan pada tempat bekas luka.
Kemudian disusul dengan gejala cemas dan reaksi berlebihan terhadap rangsangan sensorik.
c. Stadium Excitasi Tonus otot-otot dan aktifitas simpatis jadi meninggi dengan gejala hiperhidrosis,
hipersalivasi, hiperlakrimasi, dan pupil dilatasi. Bersamaan dengan stadium excitasi ini penyakit mencapai puncaknya, yang sangat khas pada stadium ini
Universitas Sumatera Utara
ialah adanya bermacam-macam fobi, yang sangat terkenal diantaranya ialah hidrofobi.
Pada stadium ini dapat terjadi apnoe, sianosis, konvulsi dan takikardi. Tindak tanduk penderita menjadi maniakal. Gejala-gejala excitasi ini dapat terus
berlangsung sampai penderita meninggal. d. Stadium Paralisis
Sebagian besar penderita rabies meninggal dalam stadium excitasi. Kadang kadang ditemukan juga kasus tanpa gejala-gejala excitasi, melainkan paresis otot-
otot yang bersifat progresif. Hal ini karena gangguan sumsum tulang belakang, yang memperlihatkan gejala paralysis otot-otot pernafasan.
2.4.6. Sejarah Rabies di Indonesia