Peranan Organisasi Majlis Ta’lim Remaja Nur Al - Fikri Dalam Pengembangan Potensi Remaja Di Kp. Bedahan Cibinong Bogor

(1)

BEDAHAN CIBINONG BOGOR

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi

persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh

DESIA CAHYA NINGRUM

NIM: 1110054000024

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

Karya Ilmiah ini (sederhana), penulis dedikasikan kepada Keluarga yang begitu sangat luar biasa dalam mengantarkan penulis

sampai tahap ini.

Harapan besar, semoga penulis mampu mengangkat derajat mereka di dunia dan di akhirat. Aamiin....

Dan...

Penulis dedikasikan pula ke keluarga besar organisasi

Majlis Ta’lim Remaja Nur al-Fikri,

sebagai bentuk cinta, dan bangga kepada organisasi ini,

yang telah begitu hebat dalam menanamkan berbagai kebaikan bagi diri penulis dan kebanyak anggota di organisasi ini.

Semoga dengan bertepatanya milad ke 20 organisasi Majlis Ta’lim Remaja Nur al-Fikri tahun ini,

karya sederhana penulis, dapat menjadi sebuah kado yang bermakna bagi anggota dan organisasi. Aamiin.


(3)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 25 Agustus 2016


(4)

(5)

(6)

ii Desia Cahya Ningrum

Peranan Organisasi Majlis Ta’lim Remaja Nur al-Fikri dalam Pengembangan Potensi

Remaja Di Kp. Bedahan Cibinong – Bogor

Remaja, identik dengan rasa ingin tahu dan rasa ingin melakukan hal atau sesuatu yang baru. Dalam menyalurkan keingintahuannya seperti tidak ada rem, tanpa kontrol yang kuat di dalam diri mereka. Permasalahan remaja, semakin banyak diperbincangkan, seakan remaja yang dimiliki oleh negeri ini hanya bisa menghasilkan berbagai masalah di sekitarnya. Dalam menghadapi kondisi tersebut, sangat penting bagi penulis, remaja harus bisa menemukan dan mendapati kelompok, tempat atau wadah yang berperan untuk menampung semua kemampuan, kreativitas, dan kekuatan atau potensi mereka.

Organisasi Majlis Ta’lim Remaja Nur al-Fikri, merupakan organisasi yang bergerak di bidang Dakwah dan Sosial. Organisasi yang sebagian besar digerakkan oleh para pemuda atau remaja berada di wilayah kampung Bedahan. Lalu bagaimana peranan

organisasi Majlis Ta’lim Remaja Nur al-Fikri, dalam mengasah atau mengembangkan

potensi para remaja yang tergabung di dalamnya? Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Penulis menggunakan teknik observasi, wawancara, dan pengambilan sampel pada objek untuk data yang diteliti.

Organisasi Majlis Ta’lim Remaja Nur al-Fikri, melakukan perannya dalam pengembangan fokus kepada pengembangan potensi intelektual, emosional, dan sosial. Prosesnya, organisasi ini menerapkan prinsip dasar sebuah pemberdayaan, yakni nilai partisipasi yang dijalani oleh organisasi ini kepada anggota remajanya.

Pencapian hasil pengembangan potensi yang dilakukan oleh organisasi Majlis

Ta’lim Remaja Nur al-Fikri terhadap anggota remajanya memang bukan pada nilai

materi, namun yang didapat ialah nilai inmaterial, yakni berbagai pengetahuan tentang keislaman atau norma-norma kehidupan sosial di masyarakat. Selanjutnya pencapaian rasa kebersamaan, kepedulian, kasih dan sayang terhadap orang di sekelilingnya, dan pencapian pola pikir untuk tetap terus menjadi orang yang berguna dengan tetap menjaga semangat belajar untuk melanjutkan dan menyelesaikan sekolah setinggi-tingginya guna selamat dari masa remaja yang melenakan, guna mencapai tingkat

‘kemandirian’ hidup yang akan mampu nantinya mensejahterahkan hidup mereka dan

orang yang berada di sekelilingnya.


(7)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan semesta alam, dimana rahmat dan kasihNYA selalu tercurah pada setiap makhluknya. Tidak lupa pula, penulis sampaikan salam rindu dan cinta kepada baginda besar Nabi Muhammad SAW yang tidak pernah berhenti mencintai ummatnya, hingga akhir jaman.

Alhamdulillah, dengan rasa syukur yang sangat besar, kembali, penulis

sampaikan untukNYA, karena dengan bantuan “tanganNYA” akhirnya penulis

mampu menyelesaikan skripsi ini. Dalam prosesnya, penulis mengakui tidak akan dapat menyelesaikan, tanpa adanya dorongan, semangat, dan bantuan dari banyak pihak. Maka dari itu, penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih sebesar-besarnya kepada semua yang telah membantu penulis dalam pembuatan skripsi ini, diantaranya:

1. Kedua orang tua penulis, ayahanda Didik Rusyanto, dan ibunda Rusmini Trisnawati, yang tidak pernah patah semangatnya untuk terus

“mengantarkan dan menemani” sampai akhir masa studi penulis. Apa-apa yang telah kalian berikan, sangat bernilai besar, dan tidak akan pernah bisa tergantikan oleh penulis.

2. Dua lelaki terbaik penulis, kakanda Yanuar Wisnu Putra, dan kakanda Noviyanto Suryo Prayogo. Yang memberikan berbagai dukungan dan doa-doa yang dipanjatkan untuk penulis untuk bisa menyelesaikan skripsi ini.


(8)

iv Semoga apa-apa yang kalian berikan, dibalas dengan Allah, dengan kesejahteraan dalam keluarga kalian. Aamiin.

3. Para “jagoan” penulis, Daffa Putra Prayoga, dan Ahmad Royan Khawarizmi Rizki Ramadhan. Yang selalu memberikan amunisi semangat saat penulis lelah, untuk tetap dapat menyelesaikan skripsi ini. Agar skripsi ini kelak menjadi salah satu penyemangat kalian dalam menempuh studi kalian, dan juga harapan penulis, kelak kalian akan menjadi seorang jagoan yang cerdas, sholeh dan menjadi sesorang yang lebih baik dari orang tua kalian dan penulis. Aamiin

4. Nenek tercinta dan terkasih penulis, embah Mujiati yang tidak pernah berhenti memberikan doanya bagi penulis, agar penulis bisa dapat menyelesaikan studi.

5. Dr. Arif Subhan, M.A., selaku dekan fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Wati Nilamsari, M.Si., selaku ketua Jurusan PMI

7. Prof. Dr. H. Syamsir Salam, MS., selaku pembimbing penulis.

8. Para dosen penguji, Bapak Yusra Kilun, M.pd., dan Ibu Nurul Hidayati, S.Ag., M.Pd yang memberi masukan terhadap skripsi penulis dengan kasih dan perhatiannya. Semoga rizki, rahmat, dan kasih NYA serta kesehatan selalu bersama dengan bapak dan ibu.

9. Keluarga besar Majlis Ta’lim Remaja Nur al-Fikri, yang mengijinkan penulis untuk melakukan kegiatan penelitian di dalamnya, hingga mempermudah penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Terutama untuk


(9)

v bunda Iyah, Ka Danial sebagai orang tua penulis, yang mengingatkan terus untuk dapat menyelesaikan studi ini, ummi Acha, ummi Azzam, ibu Zayyan, ayah Arkaan yang memberikan contoh terbaik bagi penulis di dalam organisasi, teman-teman pengurus organisasi MTR NF periode 2015 – 2016 dan seluruh anggota remaja MTR NF yang telah banyak pula membantu penulis untuk pembuatan skripsi ini. Semoga apa-apa yang kita kerjakan disini, dapat menambah kedekatan, kebersamaan, dan kekeluargaan yang lebih erat dan hangat, sehingga dapat menambah manfaat bagi diri kita, dan orang lain. Aamiin

10.Para narasumber yang telah memberikan waktu dan kesempatan bagi penulis untuk dapat diwawancarai

11.Sahabat hati, Nhenhe, dan bunda Ika. Kita saling menyemangati, kalian

sandaran bagi penulis ketika berada di “rumah” ini. Kisah kita tidak bisa

ditulis pada satu alinea di dalam point ini.

12.Semua teman-teman PMI 2010, kalian merupakan penyemangat tersendiri bagi penulis. Terimakasih telah memberi warna-warni di dalam kelas kita. Semoga kita semua mampu menjadi agent of change, yang dapat berdaya bagi diri dan masyarakat luas. Aamiin

Jakarta, 25 Agustus 2016 penulis


(10)

vi

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Fokus dan Batasan Masalah 10

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 11

D. Metodologi Penelitian 13

E. Tinjauan Pustaka 19

F. Sistematika Penulisan 21

G. Tekhnik Penulisan 22

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Peranan

1. Pengertian Peranan 23

B. Organisasi

1. Pengertian Organisasi 24

2. Ciri-ciri Organisasi 26

3. Tujuan Organisasi 27


(11)

vii

2. Model Pengembangan 44

a. Tujuan Pengembangan 44

b. Tipe Pengembangan 45

c. Proses Pengembangan 46

d. Strategi Pengembangan 48

e. Prinsip Atau Pedoman Pengembangan 50

D. Potensi

1. Pengertian potensi 52

2. Jenis-jenis potensi 54

E. Remaja

1. Pengertian Remaja 60

2. Karakteristik Remaja 61

3. Tugas Remaja 63

BAB III GAMBARAN UMUM PERANAN ORGANISASI MAJLIS TA’LIM

REMAJA NUR AL-FIKRI

A. Profil Organisasi Majlis Ta’lim Remaja Nur al-Fikri

1. Sejarah Organisasi Majlis Ta’lim Remaja Nur al-Fikri 66 2. Visi dan Misi Organisasi Majlis Ta’lim Remaja

Nur al-Fikri 70


(12)

viii 5. Program Pengembangan Potensi Organisasi Majlis Ta’lim Remaja

Nur al-Fikri 76

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS PERANAN ORGANISASI MTR NF

DALAM PENGEMBANGAN POTENSI REMAJA

A. Peranan Organisasi Majlis Ta’lim Remaja Nur al-Fikri Dalam

Pengembangan Potensi Remaja 78

B. Respon Remaja Dalam Peranan Organisasi Majlis Ta’lim Remaja

Nur al-Fikri Dalam Pengembangan Potensi 84

C. Respon Masyarakat Tentang Peranan Organisasi Majlis Ta’lim Remaja Nur al-Fikri Dalam Pengembangan Potensi Remaja 93

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 99

B. Saran 100

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(13)

x

2. Gambar 2: Bentuk Organisasi Staff 36

3. Gambar 3: Bentuk Organisasi Lini/Garis/Komando 37

4. Gambar 4: Bentuk Organisasi Fungsional 37

5. Gambar 5: Bentuk Organisasi Fungsional Dan Lini 38

6. Gambar 6: Bentuk Organisasi Fungsional, Lini, Dan Staff 39

7. Gambar 7: Bentuk Organisasi Lini Dan Staff 40

8. Gambar 8: Bentuk Organisasi Panitia 40


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Membicarakan kaum remaja berarti membicarakan nasib masyarakat di masa depan. Sebab merekalah yang kelak mengemban tanggung jawab masyarakat. Pemuda dan remaja adalah harapan bagi masa depan bangsa dan masyarakat. Mereka kelak akan menduduki berbagai jabatan yang menentukan sebagai pelanjut cita-cita generasi sebelumnya. Jabatan sebagai pemimpin, hakim, dan berbagai kedudukan lainnya ada di pundak mereka1.

Pemuda dan remaja merupakan aset terbesar bangsa sekaligus tumpuan harapan yang akan menegakkan kembali cita-cita bangsa ini. Pemuda dan remaja merupakan bagian dari roda perputaran zaman yang diharapkan kembali dapat menjadi the agent of change. Dengan potensi yang dimilikinya seperti semangat dan gagasan baru kerena cara pandangnya yang ideal serta kemurnian pikirannya, menjadi titik temu dengan zaman baru yang harus diawali dengan semangat dan gagasan baru. Berharap dari sini, akan muncul suatu perubahan sikap dalam setiap

1

Hasan Al-Banna dkk , Pemuda Militan.Penerjemah Abu Ahmad Al-Wakindy dan SA. Zemool (T.tp.: CV. Pustaka Mantiq, 1992), hal. 51


(15)

diri pemuda dan remaja untuk meningkatkan integritas dan solidaritas terhadap sesamanya.2

Pemuda dan remaja memiliki potensi yang sangat besar dalam melakukan proses perubahan. Pemuda adalah sosok yang idealis, memiliki keberanian, penuh kreasi, serta menjadi inspirator. Namun dalam beberapa tahun terakhir semangat para pemuda dan remaja Indonesia sudah terasa kendur dan tergerus oleh kemajuan zaman, serta kemajuan teknologi. Para pemuda dan remaja seperti dininabobokan oleh fasilitas teknologi yang semakin canggih di masa ini. Para kaum muda dan remaja terlena oleh kesenangan yang ia ciptakan sendiri dengan barang-barang teknologi yang ada di genggamannya dan sakunya. Para kaum muda menciptakan dunianya masing-masing, di dalam dunia yang semu. Kaum muda secara tidak sadar turut menciptakan sebuah kebudayaan individual di tengah-tengah kehidupan sosial mereka.

Permasalahan remaja, semakin banyak diperbincangkan, seakan remaja yang dimiliki oleh negeri ini hanya bisa menghasilkan berbagai masalah di sekitarnya. Permasalahan remaja mulai dari kenakalan sampai pada kasus kekerasan atau kriminal, hingga kasus kejahatan seksual yang dilakukan dan dialami oleh remaja.

2

Pandu Dewanta dan Chavchay Syaifullah, rekontruksi pemuda, (Jakarta: Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga, 2008), hal. 46


(16)

Di dalam diri remaja, rasa ingin tahu dan rasa ingin melakukan hal atau sesuatu yang baru seperti tidak terbendung. Mereka menyalurkan keingintahuannya tersebut seperti tidak ada rem, tanpa kontrol yang kuat dalam diri mereka. Dalam pencapiannya tersebut, remaja tidak sadar telah menabrak nilai atau norma yang dipandang baik oleh masyarakat. Hal ini menimbulkan suatu masalah atau kondisi yang tidak diinginkan, remaja juga seperti tidak mengenal atau bahkan tidak mengetahui cara pengendalian diri dalam memenuhi keingintahuan mereka.

Permasalahan di atas didukung pula dengan kemajuan teknologi saat ini. Teknologi yang berkembang sangat pesat, dimanfaatkan oleh remaja, namun penggunaannya kurang tepat. Dengan teknologi yang sudah bisa masuk ke dalam saku dan bisa mereka genggam kini, tidak sedikit digunakan untuk mendukung kenakalan mereka. Dalam kondisi tersebut, remaja masih belum sadar, bahwa tindakan yang dilakukannya tidak sesuai dengan nilai atau norma yang ada di masyarakat, sehingga dapat menimbulkan suatu kondisi yang tidak nyaman atau keadaan yang tidak diinginkan oleh masyarakat yang berada di sekitarnya. Bisa dikatakan bahwa kondisi tersebut membuat suatu masalah sosial yang harus dihadapai oleh masyarakat.

Kemampuan, kekuatan atau potensi di dalam diri remaja yang digambarkan, seperti terbuang untuk hal yang tidak diinginkan. Mereka tidak sadar bahwa di usia mudanya, mereka mampu menghasilkan dan


(17)

memberikan sesuatu yang positif bagi diri, orang tua, dan lingkungan mereka.

Faktor lain yang mendukung permasalahan pada diri remaja, membawa pergeseran kebudayaan dan mempengaruhi diri remaja, sesuatu yang tidak sengaja diciptakan dan memiliki pengaruh yang sangat kuat, yang mampu merasuk pada bidang apapun cakupannya. Penulis berpendapat bahwa sesuatu yang membawa perubahan ini adalah globalisasi.

Globalisasi adalah sebuah proses yang paling mempengaruhi hajat hidup orang banyak di dunia ini, mulai tingkat kesejahteraan, prilaku sosial, dinamika politik, hingga cara kita makan, berpakian, dan menikmati kehidupan. Globalisasi adalah produk perkembangan ilmu pengetahuan, daya inovasi, dan teknologi yang semakin arti tapal batas politik dan geografi. Namun pada tingkat fundamental, globalisasi didorong oleh sifat yang inheren pada diri manusia untuk selalu ingin lebih tau, lebih bebas, lebih maju serta lebih mampu berhubungan dengan manusia-manusia lainnya di tempat yang berbeda.3

Begitu yang dirasakan pada setiap individu ketika merasakan sebuah dampak dari globalisasi, terutama kaum remaja. Mereka bisa

3

Rizal malaranggeng. Globalisasi Jalan Menuju Kesejahteraan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2007) hal. xi


(18)

dengan mudah merasakan dampak ini pada pergaulan yang menjadi tuntunan alami dari manusia. Maka pergaulan remaja dalam bentuk kelompok sangat menolong perkembangan mereka, dalam kelompok, kaum remaja belajar menyesuaikan diri, belajar menyesuaikan sesuatu, belajar bekerja sama, dan belajar memperkembangkan kepribadian, dan memupuk harga diri. Pergaulan dalam kelompok-kelompok yang bertujuan baik dan sehat akan memberi pengalaman bagi remaja4.

Remaja dalam menghadapi kondisi tersebut, sangat penting bagi penulis untuk bisa menemukan sebuah kelompok, tempat atau wadah yang bisa menampung semua kemampuan, kreativitas, dan kekuatan atau potensi mereka, tempat atau wadah yang bisa menerima semua pikiran dan tindakan yang keluar secara alami dari diri mereka, tanpa terlihat rasa bosan menghadapi prilaku mereka, namun tetap mampu memberikan masukan positif dan diterima serta diaplikasikan nilai-nilai yang didapatinya oleh mereka. Tempat atau wadah yang dianggap bisa memberikan suatu hal yang positif bagi diri mereka, dan membantu mengembangangkan atau menyalurkan potensi yang ada pada diri mereka, serta tempat yang bisa menumbuhkan nilai-nilai yang baik sehingga bisa dijadikan kontrol dalam hidup mereka. Maka dari permasalahan yang digambarkan di atas, organisasi merupakan salah satu pilihan yang bisa

4

E.H. Tambunan, Remaja Sahabat Kita, (Bandung: Indonesia Publishing House, 1981) hal. 138-139.


(19)

dijadikan sebagai pemecahan masalah atau pengurangan masalah kenakalan remaja.

Dengan tergabungnya para kaum remaja pada kelompok, di tempat atau wadah seperti di atas, tentu mereka akan merasakan budaya yang baru, yakni, budaya organisasi. Budaya organisasi ialah pola fikir dan prilaku efektif dan efisien yang diulang terus-menerus untuk mencapai tujuan. Organisasi adalah tempat manusia berinteraksi memenuhi kebutuhan hidupnya.5.

Budaya organisasi mencerminkan persepsi umum yang dilakukan oleh seluruh anggota organisasi. Karenanya dapat diharapkan bahwa remaja dengan latar berlakang yang berbeda atau pada tingkat yang berbeda dalam organisasi akan cendrung menjelaskan budaya organisasi dengan terminologi yang sama.6 Maka pendapat penulis bahwa adanya peran dari sebuah organisasi atau kelompok sangat penting bagi perkembangan diri remaja.

Peran menurut Soerjono Soekanto, yaitu peran merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan.7

5

Ibid no 4. Hal 55

6

Wibowo, Budaya Organisasi, Sebuah Kebutuhan Untuk Meningkatkan Kinerja Jangka Panjang, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), hal 9-10

7


(20)

Gambaran peran dari tokoh Sarjono ialah seseorang telah menjalankan hak-haknya dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya, maka orang tersebut telah melaksanakan suatu peran. Maka tidak ada peran tanpa status dan tidak ada status tanpa peran8.

Sehingga ketika remaja bergabung pada suatu kelompok, atau organisasi, remaja akan mulai memahami, bagaimana pentingnya peran ia sebagai seorang remaja, dan manfaat kedudukan dirinya sebagai seorang remaja di dalam sebuah masyarakat atau sistem sosial.

Peranan, dapat didefinisikan sebagai sekumpulan fungsi yang dilakukan oleh seseorang sebagai tanggapan terhadap harapan-harapan dari para anggota penting, sistem sosial yang bersangkutan, dan harapan-harapan sendiri dari jabatan yang ia duduki dalam sosial itu.9

Ketika dihadapkan dengan kondisi remaja seperti di atas, perlu adanya kesadaran dan kepedulian dari berbagai pihak, baik personal, maupun kelompok, untuk mengambil sebuah peranan dalam mengurangi permasalahan pada diri seorang remaja. Pandangan penulis, bahwa peranan dari kelompok merupakan salah satu cara dalam membentuk karakter atau pribadi seorang remaja. Karena, dasar dari karakteristik seorang remaja yang ingin mencoba segala hal, mengikuti segala sesuatu

8

Nurul Hikmah, Peranan Yayasan AlFikri Dalam Pelayanan Sosial Terhadap Siswa Yatim Piatu Di Desa Gembong RT 02/04 Balaraja Barat Tangerang. (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dawah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2010), hal. 12

9

Udai Pareek, Mendayagunakan Peran-Peran Keorganisasian, Tinjauan Atas Teori Motivasi Dan Efektifitas Peran Untuk Mengoptimalkan Potensi Karyawan, (Jakarta: PT.Pustaka Binaman Pressindo, 1985), hal.1-2


(21)

yang dianggapnya baru yang didapatkannya dari berbagai pertemanan, dan rasa keingintahuannya yang sangat besar dalam memahami dan mengerti segala sesuatu hal yang ingin didapatkannya.

Adanya peranan kelompok atau wadah yang baik di mata remaja dan lingkungan sekitar, yang bisa mengerti dan memahami dalam menampung berbagai keinginan dan sikap remaja yang tergabung di dalamnya, akan memberi dampak yang positif dan baik bagi remaja dalam memenuhi segala sifat dasarnya. Dengan adanya peranan kelompok yang fokus pada remaja, diharapkan para remaja memiliki sebuah pengetahuan dari sebuah nilai dan norma dalam bergaul, remaja memahami fungsi dan tugasnya dalam kehidupan, dan remaja selamat, tidak terpengaruh pada pergaulan yang kurang baik, bahkan terhindar dari berbagai kasus kriminal yang kian marak pada diri remaja, dan remaja dapat diharapkan sebagai generasi yang kuat dan baik, karena dianggap sudah mampu keluar atau melewati masa tersulitnya dari seorang remaja.

Melihat kondisi remaja, yang sesungguhnya memiliki potensi begitu besar, menjadi harapan dan kepercayaan yang dihadapkan ke diri mereka, dan adanya harapan dari sebuah peranan yang dilakukan oleh kelompok atau organisasi yang siap untuk menjadi wadah pengembangan potensi remaja. Maka, penulis tertarik untuk memperdalam fenomena ini, dan penulis angkat dalam pembahasan skripsi yang berjudul PERANAN ORGANISASI MAJLIS TA’LIM REMAJA NUR AL FIKRI


(22)

DALAM PENGEMBANGAN POTENSI REMAJA DI KAMPUNG BEDAHAN CIBINONG BOGOR.

Organisasi ini merupakan salah satu organisasi yang bergerak di bidang Dakwah dan Sosial, dan merupakan organisasi yang sebagian besar digerakkan oleh para pemuda atau remaja dari wilayah kampung Bedahan. Organisasi ini di bawahi oleh Yayasan Balqis, yang memiliki sebuah visi, misi, dan motto yang dijadikan pedoman untuk pelaksanaan dan berjalannya organisasi. Di dalamnya memiliki kepengurusan, dan berbagai divisi yang ditugasi untuk melancarkan berbagai program yang dirancang agar bisa mengembangkan semangat dan potensi para kaum pemuda dan remaja.

Di sini penulis berusaha dan mencoba memperlajari sejauh mana organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri berperan menjadi tempat atau wadah untuk mengembangkan semangat dan potensi para remaja, serta menjadi tempat yang dianggap mampu untuk menumbuhkan nilai-nilai yang baik, sehingga dapat dijadikan rem atau kontrol bagi para remaja yang tergabung di dalamnya, sehingga dalam pengaplikasian nilai-nilai tersebut mampu dirasakan juga oleh masyarakat di wilayah sekitar Kampung Bedahan.

Organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri yang beralamat di kampung Bedahan RT 03/01, Kelurahan Pabuaran, Kecamatan Cibinong, Kab. Bogor menjadi tempat penelitian skripsi penulis dengan


(23)

pertimbangan sebagai berikut; 1). Organisasi ini bergerak pada bidang Dakwah dan Sosial. Memiliki berbagai program, guna memberdayaan dan mengembangankan potensi kaum muda dan remaja dengan nilai Islam, dan 2). Organisasi ini sudah lama berada di wilayah tersebut, dan menurut sepengetahuan penulis belum pernah ada penelitian yang serupa di organisasi tersebut.

B. Fokus dan Batasan Masalah

1. Fokus Masalah

Agar penelitian ini mencapai suatu hasil yang diinginkan, maka penulis memfokuskan masalah penelitian pada peran:

a. Organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri yang memiliki struktur kepengurusan dan memiliki kualifiksi keanggotaan dari usia 12 – 25 tahun. Direntang usia tersebut remaja yang tergabung di dalam yayasan balqis dihimpun dan mulai dikenalkan budaya organisasi dengan mulai terlibat dalam sebuah kepanitiaan, mengikuti kegiatan rutin organisasi, dan mengikuti peraturan yang diterapkan oleh organisasi.

b. Organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri, untuk membantu, dan mengenali serta mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki oleh para remaja.


(24)

2. Batasan Masalah

Agar penelitian ini mencapai suatu hasil yang diinginkan, maka penulis membatasi masalah pokok penelitian pada:

a. Bagaimana Peranan organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri Nur al-Fikri dalam upaya pengembangan potensi para remaja di Kp. Bedahan ?

b. Bagaimana respon remaja tentang peranan organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri dalam pengembangan potensi?

c. Bagaimana respon pendapat masyarakat tentang peranan organisai Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan dari diadakannya kegiatan penelitian ini adalah, untuk: a. Mengetahui Peranan organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur

al-Fikri dalam upaya pengenalan potensi para remaja di Kp. Bedahan?

b. Mengetahui respon remaja tentang peranan organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri?


(25)

c. Mengetahui respon masyarakat tentang peranan organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri?

2. Manfaat Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka manfaat dari diadakannya kegiatan penelitian ini adalah, untuk: a. Sebagai bahan pertimbangan bagi pengurus organisasi Majlis

Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri dalam rangka meningkatkan kualitas dan inovatif dalam program-programnya untuk melakukan kegiatan dan aktifitas bagi pengembangan potensi anggota dalam organisasinya,

b. Sebagai sarana bagi penulis sendiri, guna meningkatkan kemampuan dalam melakukan kegiatan penelitian dan penulisan karya ilmiah,

c. Sebagai sarana untuk teman-teman mahasiswa atau penulis lainnya yang akan melakukan kegiatan penulisan dan penelitian yang terkait dengan organisasi atau komunitas disuatu wilayah tertentu,

d. Sebagai sarana untuk menambah dan mewarnai referensi atau informasi, dan dokumentasi ilmiah dalam perkembangan ilmu pengetahuan, terutama pada jurusan Pengembangan Masyarakat Islam.


(26)

D. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini peneliti menekankan sifat relitis yang terbangun secara sosial, hubungan erat antara peneliti dan yang diteliti.10

Penulis menggunakan analisis kualitatif deskriptif dan menurut Bogdan dan Biklen, bahwa analisis kualitatif deskriptif ialah data yang dikumpulkan dalam bentuk kata-kata, atau gambar daripada angka-angka. Hasil penelitian tertulis berisi kutipan-kutipan dari data untuk mengilustrasikan dan menyediakan bukti persentasi. Dan biasa data tersebut mencakup transkip wawancara, catatan lapangan, fotografi, vidiotape, dokumen pribadi, memo, dan rekaman-rekaman resmi lainnya.11

Dari pengertian di atas, penulis melakukan penelitian dengan turut ikut dalam kegiatan organisasi guna mengumpulkan data-data, dengan cara melakukan pendekatan terhadap anggota dan pengurus, melakukan wawancara terhadap beberapa anggota dan pengurus,

10

Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, Dan Karya Ilmiah, (Jakarta: Prenadema Group, 2011), hal. 33-34

11

Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif; Analisis Data, (Jakarta: Rajawali Press, 2012), hal. 3


(27)

mengambil beberapa dokumentasi dari kegiatan yang dilaksanakan, serta mewawancari beberapa anggota dan pengurus, untuk mengambil data yang dibutuhkan di dalam proses penelitian.

2. Macam Dan Sumber Data

Adapun macam data pada penelitian ini terbagi menjadi dua bagian yaitu data primer dan data skunder.

a. Data primer adalah data pokok yang berasal dari sumber aslinya, atau data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli.

b. Data sekunder atau data pendukung adalah data yang diperoleh dari catatan-catatan atau dokumen yang berkaitan dengan penelitian maupun instansi yang terkait lainnya, seperti buku-buku.12

Data primer dalam penelitian, penulis dapat dari wawancara langsung para narasumber, dokumen yang diambil secara langsung dari berbagai kegiatan yang dilakukan oleh organisasi. Dan data sekunder, penulis dapati dalam penelitian ini adalah catatan-catatan laporan pertanggung jawaban, dan dokumen dari berbagai kegiatan yang pernah diselenggarakan oleh organisasi serta ad/art yang dimiliki oleh organisasi.

12

Fazra Raissa wulandari, Peran pekerja sosial masyarakat kelompok usaha bersama dalam pemberdayaan keluarga miskin didesa Lebak wangi Kecamatan sepatan timur tangerang, (Skripsi S1 fakultas ilmu dakwah dan ilmu komunikasi, Universitas islam negeri jakarta, 2011)


(28)

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Observasi, merupakan suatu tekhnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan penelitian secara teliti, serta pencatatan secara sistematik. Observasi juga merupakan metode yang paling dasar dan paling tua, karena dengan cara-cara tertentu kita selalu terlibat dalam proses mengamati.13 Dalam penelitian, penulis melakukan observasi dengan mendatangi dan ikut bergabung di dalam kegiatan organisasi selama beberapa bulan, guna mencari informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.

b. Wawancara, merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi atau ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara digunakan sebagai tekhnik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang diteliti, dan juga peneliti ingin mengetahui hal-hal penting yang lebih mendalam.14 Dalam penelitian penulis menggunakan teknik nonpropotional startified random sampling

yakni persentasi atau jumlah sampel pada setiap lapisan tidak sama. Dan purposive sampling, ialah pengambilan responden sesuai pertimbangan pengumpulan data sesuai dengan maksud

13

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif; Teori dan Praktik, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2013), hal. 143

14


(29)

dan tujuan penelitian.15 Dan berikut beberapa responden yang akan penulis wawancari dalam pemenuhan informasi.

Tabel: 1.1 Theoritical Sampling

NO INFORMAN

INFORMASI YANG DICARI

1 Huriyah S. Ag

Gambaran Umum dan Peranan Organisasi MTR NF dalam pengembangan potensi

2

Dewi Setiawati, S.Sos.I Didi Rustandi, S.Sos.I

Peranan Organisasi MTR NF

4

Ani, Anggi, Mila, Sarita, Iqbal, Iki, Singgih

Kesesuaian pendapat atau opini remaja tentang peranan organisasi MTR NF

5

Ketua RW 01, Ketua RT 03, Ibu Riani, Mama

Sekar, Pak Baenuri

Kesesuaian pendapat masyarakat mengenai peran organisasi MTR NF

c. Dokumentasi, teknik mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, dll16.

15

Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial; Suatu Teknik Penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial Dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 61-63


(30)

Atau peneliti mengumpulkan, membaca dan mempelajari berbagai macam bentuk data yang ada di lapangan serta data-data lain diperpustakaan yang dapat dijadikan bahan analisa untuk hasil dalam penelitian ini.17

4. Teknik Analisis Data

Pada penggunaan analisis ini memperhatikan karakteristik datanya yang kata-kata verbalnya memerlukan olahan-olahan sendiri mulai dari mengedit sampai menyajikan dalam keadaan ringkas, untuk dijadikan sebuah data yang didapat dari lapangan, dan penulis sendiri sebagai seorang peneliti harus lebih tanggap terhadap situasi di lapangan. 18 Atau analisis data digunakan untuk proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan19.

5. Keabsahan Data

16

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; suatu pendekatan dan praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal. 206

17

Ari Kurniawan, Peran Yayasan Kumala Dalam Pemberdayaan Anak Jalanan Melalui Pendidikan Keterampilan Dikelurahan Rawa Badak Utara Kecamatan Koja Jakarta Utara, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komuniasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2010), Hal. 12

18

Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996), edisi. III, hal. 29-30

19

Sofian Efendi dan Chriss Manning, metode penelitian survai, (Jakarta: LP3ES, 1995), hal. 263


(31)

Dalam penelitian tingkat lanjut, penulis dalam melakukan penelitian ini, melakukan kegiatan untuk menyakinkan data dengan keadaan sebenarnya, kegiatan tersebut biasa dikenal dengan keabsahan data atau triangulasi. Triangulasi merupakan metode sintesa data terhadap kebenarannya dengan menggunakan metode pengumpulan data yang lain. Data yang valid atau kredibel melalui triangulasi akan memberikan keyakinan terhadap peneliti tentang keabsahan datanya sehingga tidak ragu dalam pengambilan kesimpulan penelitian. Dalam mengecek keabsahan atau validitas data menggunakan teknik triangulasi, data dari satu pihak harus dicek kebenarannya dengan cara memperoleh data dari sumber lain. Tujuannya ialah membandingkan informasi tentang hal yang sama, yang diperoleh dari berbagai pihak, agar ada jaminan tentang tingkat kepercayaan data, sehingga cara-cara ini juga mampu mencegah bahaya-bahaya subjektif.20

6. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri, yang berada di wilayah Kp. Bedahan RT 03/01. Kel. Pabuaran, Kec. Cibinong, Kab. Bogor. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Maret 2016.

20


(32)

E. Tinjauan Pustaka

Dalam pembahasan yang penulis angkat, ada beberapa tema yang dikaji pula dalam karya ilmiah lain untuk dijadikan sebuah skripsi, yang di mana tema-tema tersebut juga mengangkat masalah “Peranan” pada suatu objek, maka dari beberapa karya ilmiah yang hampir sama tersebut, penulis menjadikan sebuah bahan perbandingan untuk membuat karya ilmiah penulis sendiri. dan berikut beberapa karya ilmih yang menjadi skripsi, yang memiliki kemiripan tema dengan tema yang penulis angkat yakni sebagai berikut:

1. Judul Skripsi : Peran Pekerja Sosial Masyarakat Kelompok Usaha Bersama Dalam Pemberdayaan Keluarga Miskin Di desa Lebak Wangi Kecamatan Sempatan Timur Tangerang,

Penulis : Fazzra Raissa Wulandari

Isi Pokok : Peranan yang dilakukan para pekerja sosial untuk membantu meningkatkan kesejahteraan keluarga miskin di daerah yang difokuskan

2. Judul Skripsi : Peran Yayasan Kumala Dalam Pemberdayaan Anak Jalanan Melalui Pendidikan Keterampilan Dikelurahan Rawa Badak Utara Kecamatan Koja Jakut


(33)

Isi Pokok : Melihat Peranan yayasan tersebut untuk mengoptimalisasikan para anak jalanan yang berada di sekitar wilayah tersebut untuk bisa lebih berdaya.

3. Judul Skripsi : Peranan Yayasan Al-Fikr Dalam Pelayanan Sosial Terhadap Siswa Yatim Piatu di desa Gembong RT 02/04 Balaraja Barat Tangerang.

Penulis : Nurul Hikmah

Isi Pokok : Pemberian pelayanan sosial terhadap siswa Yatim Piatu di salah satu yayasan pendidikan. Di mana fokus penelitian ditujukan pada anak yatim piatu yang bersekolah pada jenjang MTS atau setara sekolah SMP dan hanya berfokus pada 9 orang anak untuk diteliti.

Dari ketiga tinjauan pustaka, masalah dan tema yang penulis ambil untuk yang ditujukkan atau mengangkat masalah di atas memang memiliki beberapa kemiripan terutama pada teori peran. Namun pada permasalahan analisis dan objek penelitian, penulis mengambil perbedaan permasalahan, karena penulis berfokus pada pengembangan potensi remaja yang dijadikan analisis dan objek penelitian.


(34)

F. Sistematika Penulisaan

Sistematika penulisan ditujukan untuk mempermudah para pembaca dan pengkaji penelitian untuk memahami dan mengetahui bagian-bagian dari pembahasan yang ditulis oleh penulis sendiri. dan berikut sistematika dari keseluruhan karya ilmiah yang ditujukan untuk pembuatan skripsi ini: BAB I PENDAHULUAN, meliputi latar belakang masalah,

pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, Metodologi penelitian yang digunakan, tinjauan pustaka, sistematika penulisan dan teknis penulisan

BAB II TINJAUAN TEORITIS, pada bab ini akan membahas landasan teoritis dengan uraian sebagai berikut: pengertian peranan, pengertian organisasi meliputi pendapat para tokoh, ciri, tujuan, dan jenis. Berikutnya pengertian potensi, serta mengenai remaja dilihat dari aspek sejarah, pengertian, karakteristik, dan tugas dari remaja.

BAB III GAMBARAN UMUM meliputi pembahasan tentang; profil organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri, yang meliputi sejarah organisasi, visi dan misi, struktur kepengursan, sarana dan prasarana, dan program pengembangan potensi yang ada pada Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS meliputi pembahasan peranan yang dilakukan oleh organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur


(35)

al-Fikri dalam upaya pengembangan potensi remaja, kesesuaian pendapat mengenai peranan organisasi tersebut dalam pengembangan potensi dari sudut pandang remaja, dan kesesuaian antara harapan ideal masyarakat mengenai peran organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri

BAB V PENUTUP, merupakan bab terakhir meliputi kesimpulan dan saran.

G. Teknik Penulisan

Teknik penulisan yang digunakan oleh penulis dalam melakukan pengerjaan penyusunan karya ilmiah yang ditujukan untuk Skripsi, merujuk pada buku “pedoman penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi”. Yang diterbitkan oleh UIN Jakarta Press pada tahun 2007


(36)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Peranan

1. Pengertian Peranan

Peranan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yakni bagian yang dimainkan seseorang pemain, atau tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa1

Peranan menurut Grass, Mason dan MC Eachern mendefinisikan peranan sebagai perangkat harapan yang dikenakan pada individu atau kelompok yang menempati kedudukan sosial tertentu.

Sedangkan dikemukakan oleh Soekanto, bahwa peranan (role)

merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan.

Berdasarkan dua pengertian diatas, peranan adalah perangkat harapan yang dikenakan pada individu atau kelompok, untuk menjalani hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemegang peran sesuai yang diharapkan.2

1

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ke- 3, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta: Balai, 2007

2


(37)

Perspektif penulis peranan memiliki makna, usaha pemenuhan harapan yang dijalani oleh seseorang atau kelompok yang menduduki status di sistem sosial atau lingkungan. Setiap individu atau kelompok memiliki peran yang dijalani, dan dalam pemenuhan dan pelaksanaan harapan, individu atau kelompok mengerjakan berbagai usaha atau cara yang dilakukan untuk mendapati penilaian baik atau tidak dari peran yang dihadapkan kepadanya.

B. Organisasi

1. Pengertian Organisasi

Organisasi secara bahasa berasal dari bahasa Yunani “Organon”. Yang berarti alat atau instrument. Karena organisasi digunakan oleh manusia untuk mencapai tujuan.3 Bisa dikatakan organisasi merupakan sebuah kendaraan untuk mendapati suatu tujuan

Peter Blau, mendefinisikan organisasi adalah prosedur untuk memobilisasi dan mengkoordinasi upaya-upaya yang beragam, dalam meraih tujuan-tujuan yang sama.4 Menurut analisis penulis dari pengertian ini, organisasi sebagai kumpulan dari banyak cara untuk meraih suatu tujuan yang seragam

3

Siswanto Dan Agus Sucipto. Teori Dan Prilaku Organisasi, Suatu Tinjauan Integratif, (Malang, UIN Malang Press, 2008), Hal. 54-55

4


(38)

Mills mendefinisikan organisasi sebagai kolektivitas khusus manusia yang aktivitas-aktivitasnya terkoodinasi dan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.5 Analisis dari teori ini bahwa adanya kesepakatan dalam pencapaian suatu tujuan bersama.

Pendapat Thompson bahwa pengertian organisasi adalah sebuah integrasi anggota-angota spesial yang sangat rasional dan impersonal yang bekerja sama untuk mencapai tujuan-tujuan spesifik yang telah diumumkan.6 Dari pendapat Thompson, pendapat penulis organisasi adalah kerjasama dari berbagai kalangan anggota untuk merealisasikan tujuan yang sudah ditetapkan bersama.

Dalam penelitian ini, pendapat dari Thompson terkait dengan peranan yang dilakukan organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri dalam mengembangkan potensi anggota remaja yang tergabung di dalamnya.

Karena dalam menjalankan peranannya untuk mengembangkan potensi anggota remaja, organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri melibatkan anggota senior dan anggota lainnya yang mampu memberi pengaruh dan contoh baik, hal ini merupakan bentuk anggota rasional dan impersonal yang bekerja sama dalam mewujudkan tujuan yang tertera di dalam AD/ART organisasi.

5

Kusdi, Teori Organisasi Dan Administrasi, (Jakarta: Salemba Humanika, 2013), Hal. 4

6

Http://Www.Apapengertianahli.Com/2015/03/Pengertian-Organisasi-Tujuan-Ciri-Struktur-Organisasi.Html


(39)

2. Ciri-c iri Organisasi

Adapun Herbert G. Hicks menyebutkan sejumlah fakta yang merupakan ciri umum semua organisasi, sebagai berikut:

a. Sebuah organisasi senantiasa mencakup sejumlah orang

b. Orang-orang tersebut yang terlibat satu sama lain dengan satu atau lain cara – mereka semua berinteraksi

c. Interaksi tersebut selalu dapat diatur atau diterangkan dengan jenis struktur tertentu

d. Masing-masing orang di dalam sebuah organisasi memiliki sasaran-sasaran pribadi, beberapa diantaranya merupakan alasan bagi tindakan-tindakan yang dilakukannya. Diantaranya mengekpektasi bahwa keterlibatannya di dalam sebuah organisasi akan membantunya dalam mencapai sasaran-sasaran yang dituju.7

Mandra, yang berpendapat bahwa organisasi adalah suatu sistem hubungan kerja dengan sejumlah orang untuk mencapai tujuan, maka harus memiliki ciri: a) Sejumlah orang, b) Tujuan bersama, c) Interaksi yang selalu dapat diukur, atau dapat diterangkan menurut suatu struktur tertentu, d) Setiap orang dalam organisasi mempunyai

7

J. Winardi, Teori Organisasi Dan Pengorganisasian, (Jakarta, Rajawali Press, 2009), Hal. 15


(40)

tujuan bersama, e) Interaksi selalu diarahkan untuk mencapai tujuan bersama.8

3. Tujuan Orgnisasi

Menurut Simon pada umumnya ujuan akhir organisasi tercantum dalam visi dan misi organisasi sedangkan sasaran atau tujuan kecil dibahas dalam rapat organisasi.9

Tujuan sendiri adalah suatu cita-cita yang disertai dengan usaha dan pernyataan yang jelas kemana organisasi akan dibawa, tidak akan ada langkah maju tanpa adanya tujuan yang tegas. Maka fungsi dalam penetapan tujuan ialah sebagai berikut:

a. Menjadi pedoman bagi kegiatan. b. Sebagai sumber legitimasi. c. Adanya standar pelaksanaan.

d. Munculnya motivasi untuk mencapai tujuan tersebut. e. Dasar rasional pengorganisasian.10

Tujuan organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri ini, tertera pada ad/art bab 5, pasal 9 dan 10, tentang tujuan dan usaha dari organisasi. Tujuan organisasi ialah Membimbing dan menuntun

8

Dr. Syamsir Torang, Organisasi & Manajemen, (Bandung: Alfabeta, 2014), Hal. 26

9

Http://Www.Apapengertianahli.Com/2015/03/Pengertian-Organisasi-Tujuan-Ciri-Struktur-Organisasi.Html

10


(41)

anggota, pengurus dan masyarakat untuk mempelajari ajaran serta pengetahuan Islam, guna menuju masyarakat Islam sesuai dengan Sunnah dan cita-cita Nabi Muhammad SAW, serta terbinanya insan pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang di ridhoi Allah SWT yang tertera di pasal 9

Sedangkan usaha dari organisasi adalah : 1). Membina pribadi generasi muslim untuk mencapai akhlaqul karimah, 2). Mengembangkan potensi dalam diri anggota baik dalam segi ketaqwaan, keilmuan, keterampilan serta potensi sosial dan budaya, 3). Berperan aktif untuk memajukan kehidupan umat dalam mengamalkan dinul Islam, baik dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Usaha organisasi tertera di pasal 10.11

4. Jenis atau Macam Organisasi

Wursanto, berpendapat bahwa organisasi dapat diklasifikasikan berdasarkan 6 jenis, yang tergambar dalam bagan berikut:

11Draft komisi D, ad/art Majlis Ta‟lim Remaja Nur al


(42)

Gambar: 2.1: Jenis-Jenis Organisasi

Bentuk dan Jenis Organisasi Berdasarkan Pucuk Jumlah Pimpinan Berdasarkan Segi Keresmian Berdasarkan Tujuan Berdasarkan Tipe Berdasarkan Bentuk Organisasi Tunggal Organisasi Jamak Organisasi Formal Organisasi Informal Organisasi Bisnis/Swasta Organisasi Sosial Organisasi Pemerintah Berdasarkan Luas Wilayah Organisasi Lokal Organisasi Nasional Organisasi Regional Organisasi Internasional Organisasi Piramid mendatar (Flat)

Organisasi Piramid Terbalik

Organisasi Tipe Kerucut

Organisasi Staf Organisasi Lini Organisasi Fungsi Organisasi Lini & Staf Organisasi Fungsi & Staf Organisasi Lini & Tugas Organisasi Lini, Fungsi, & Staf Organisasi Panitia


(43)

a. Organisasi Berdasarkan Pucuk Jumlah Pimpinan

Organisasi ini dapat diklasifikasikan menjadi organisasi tunggal dan majemuk. Dimana organisasi tunggal, puncak pimpinan dipegang oleh satu pimpinan yang memiliki kekuasaan penuh untuk mengambil keputusan, aturan dan kebijakan. Sedangkan organisasi majemuk, puncak pimpinan dipegang lebih dari satu orang, setiap pimpinan memiliki hak dalam pengambilan keputusan.12

Organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri, merupakan organisasi yang memiliki ciri puncak atau pucuk kepemimpinan tunggal, dimana organisasi ini diketuai oleh satu orang anggota, yang membawahi tiga divisi dimasa kepemimpinan dalam periode ini.

b. Organisasi Berdasarkan Segi Keresmian

Organisasi ini dibedakan menjadi organisasi formal dan informal. Disebut sebagai organisasi formal karena aktifitas atau kegiatan dikoordinir dengan dengan penuh kesadaran guna mencapai tujuan yang direncakan, menurut Hick memiliki ciri sebagai berikut:

1) Memiliki struktur organisasi, 2) Spesifikasi jabatan yang jelas,

12

Siswanto Dan Agus Sucipto. Teori Dan Prilaku Organisasi, Suatu Tinjauan Integratif, (Malang, UIN Malang Press, 2008), Hal 13


(44)

3) Tujuan organisasi, dinyatakan dengan jelas,

4) Status, gaji, kedudukan, dan pangkat serta penghasilan diatur dengan sangat baik.

5) Diorientasikan untuk waktu yang lama, dan direncakan dengan baik,

6) Keanggotaan diperoleh secara sadar.

Sedangkan organisasi informal dibentuk secara spontan, dimana keanggotaannya didapat secara sadar maupun tidak sadar.13

Organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri ini dapat dikatakan sebagai organisasi formal, karena organisasi ini memiliki struktur kepengurusan dan spesifikasi jabatan yang jelas dari para anggota remaja yang tergabung di dalamnya. Selain itu organisasi ini memiliki peraturan yang tertulis yang disepakati dan dipatuhi oleh seluruh anggota. Peraturan tertulis terdapat pada AD/ART organisasi.

Namun ciri dari organisasi formal pada point empat dan lima, tidak dimiliki oleh organisasi, namun bagi penulis tidak mengurangi nilai organisasi ini dari segi keresmiannya, hal ini karena orgnisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri, merupakan bukan organisasi yang memberi biaya dari berbagai kegiatan yang dilakukan di dalamnya.

13


(45)

Dan pada ciri keanggotaan, organisasi ini, mendata setiap remaja yang mengjadi anggota organisasi, sehingga organisasi ini memiliki database keanggotaan dan Kartu Tanda Anggota (KTA) bagi seluruh remaja yang di dalam organisasi ini.

c. Organisasi Berdasarkan Tujuan

Organisasi ini dibedakan menjadi 3 macam yakni: 1) Organisasi Bisnis atau Swasta, seperti :

a) Firma (Fa), persekutuan untuk menjalankan usaha dagang dibawah nama bersama,

b) Perseroan Komenditer (CV), bentuk perjanjian kerjasama dalam kegiatan usaha antara dua belah pihak,

c) Perseroan Terbatas (PT), bentuk organisasi bisnis yang mengembangkan usahanya menerbitkan surat berharga, yang dinamakan saham / andil / sero

d) Koperasi, organiasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, dan beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum, dan berdasarkan atas asas kekeluargaan.

2) Organisasi Sosial

3) Organisasi Pemerintah, seperti :

a) Joint Ventura, bentuk kerjasama antar dua atau lebih perusahaan, yang berdiri dari beberapa perusahaan.


(46)

b) Trust, penggabungan (namun bukan kerjasama) dari beberapa perusahaan untuk bersatu sehingga terbentuk satu perusahaan yang lebih kuat dan besar

c) Kartel, persekutuan perusaan yang sejenis, dan terikat dalam sebuah perjanjian, dan biasa terdiri atas beberapa organisasi yang independen dan mandiri

d) Holding Company, perusahaan saham patungan

e) Yayasan, badan hukum dengan kekayaan yang dipisahkan atau lebih mengutamakan usaha-usaha sosial.14

Organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri, jika dilihat dari jenis tujuan, maka organisasi ini masuk ke dalam organisasi pemerintah. Spesifiknya masuk pada urutan terakhir dari organisasi pemerintah, yakni dalam bentuk yayasan yang memiliki badan hukum. Karena organisasi ini di bawah naungan yayasan balqis dengan akte notaris : YAYASAN BALQIS, Dr. H. M. Ridwan Indra, RA, SH. No. 13/2000

d. Organisasi Berdasarkan Luas Wilayah

Organisasi ini, dikatagorikan menjadi 4 katagori, yakni:

1) Organisasi lokal, organisasi yang meliputi wilayah atau daerah tertentu, seperti desa, kecamatan, kota administrasi, hingga propinsi

14

Siswanto Dan Agus Sucipto. Teori Dan Prilaku Organisasi, Suatu Tinjauan Integratif, (Malang, UIN Malang Press, 2008), Hal. 16-19


(47)

2) Organisasi nasional, organisasi yang meliputi seluruh wilayah dari negara tempat organisasi tersebut berada, seperti Bank Rakyat Indonesia, PT, Pos Indonesia, dsb

3) Organisasi regional, organisasi yang luas wilayahnya terdiri dari beberapa negara, dan biasa negara tersebut terletak dalah satu wilayah, dan memiliki karakteristik dan beberapa kesamaan terstentu, seperti organisasi ASEAN

4) Organisasi internasional, organisasi dimana para anggotanya terdiri dari negara diseluruh dunia, contoh organisasi ini PBB.15

Organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri, jika dilihat dari luas wilayah, orgnisasi ini masuk pada jenis organisasi lokal, karena organisasi ini terdapat pada wilayah kampung Bedahan, khususnya pada RT 03/ RW 01. Di kelurahan Pabuaran, kecamatan Cibinong, kabupaten Bogor, provinsi Jawa Barat

e. Organisasi Berdasarkan Tipe

Organisasi ini dibedakan menjadi 3 tipe, yakni

1) Piramid mendatar, tipe ini sangat trend, karena memiliki ciri: a) Jumlah satuan oragnisasi tidak banyak sehingga tingkat

hierarki rendah

b) Jumlah pekerja yang harus dikendalikan cukup banyak

15


(48)

c) Jumlah pimpinan sedikit16 2) Piramid terbalik

Organisasi piramida terbalik adalah kebalikan dari tipe piramida datar atau flat adalah jumlah jabatan pimpinan lebih besar dari pada jumlah pekerja. Organisasi ini hanya cocok untuk organisasi-organisasi yang pengangkatan pegawainya berdasarkan atas jabatan fungsional seperti organisasi-organisasi/ lembaga-lembaga penelitian, lembaga-lembaga-lembaga-lembaga pendidikan.17

3) Tipe kerucut, tipe organisasi kerucut mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

a) Jumlah satuan organisasi banyak sehingga tingkat-tingkat hirarki/kewenangan banyak.

b) Rentang kendali sempit.

c) Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kepada penjabat/pimpinan yang bawah/rendah

d) Jarak antara pimpinan tingkat atas dengan pimpinan tingkat bawah terlalu jauh.

e) Jumlah informasi jabatan cukup besar.18

Pada tipe struktur, organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al -Fikri, menurut penulis sesuai pada organisasi piramida mendatar. Dalam penelitian penulis melihat struktur yang ada, diketuai oleh

16

Siswanto Dan Agus Sucipto. Teori Dan Prilaku Organisasi, Suatu Tinjauan Integratif, (Malang, UIN Malang Press, 2008), Hal. 21

17

Http://Www.Dickidirmania.Com/2013/05/Tipe-Atau-Bentuk-Organisasi.Html

18


(49)

seorang ketua, yang membawahi tiga divisi atau jabatan. Dimana divisi atau jabatan pada organisasi tersebut masing-masing tiga orang anggota remaja.

f. Organisasi Berdasarkan Bentuk

Organisasi merupakan pengklasifikasian suatu organisasi berdasarkan tata hubungan, wewenang, dan tanggung jawab, dan dibedakan menjadi 7 bentuk, seperti dibawah ini.

1) Bentuk organisasi staf, dimana seorang pimpinan dibantu oleh seseorang atau beberapa staf yang memberikan pertimbangan dan masukan, dan memiliki bentuk seperti dibawah ini:

Gambar 2.2 Bentuk Organisasi Staf

P i m p i n a n

S t a f S t a f

Sumber: Siswanto dan Agus Sucipto, Teori & Prilaku Organisasi: Suatu Tinjauan Integratif, Hal. 24

2) Bentuk organisasi lini / garis / komando, puncak pimpinan dianggap sebagai sumber kekuasaan tunggal, sehingga ketentuan, keputusan, dan kebijakan berada pada puncak pimpinan, seperti bentuk dibawah ini:


(50)

Gambar 2.3

Bentuk Organisasi Lini/Garis/Komando G e n e r a l

M a n a g e r

D i v i s i

B a g i a n

D i v i s i

B a g i a n B a g i a n B a g i a n B a g i a n B a g i a n

Ssumber: Siswanto, dan Agus Sucipto, Teori & Prilaku Organisasi: Suatu Tinjauan Integratif, Hal. 24:

3) Bentuk organisasi fungsi, organisasi yang disusun berdasarkan fungsi yang telah dibuat sesuai dengan kepentingan organisasi, dan wewenang pimpinan dilimpahkan kepada satuan organisasi yang ada dibawahnya, tergambar seperti dibawah ini:

Gambar 2.4 Bentuk Organisasi Fungsi G e n e r a l

M a n a g e r

D i v i s i P r o d u k

D i v i s P e m a s a r a n

B a g . L i n t i n g

B a g . K e m a s a n

Bag .

Pen g ep ak an Re l a t i onPu b l i c

Bag . Pro m o s i

Ba g. D ir e c t Se l l in g

Sumber: Siswanto, dan Agus Sucipto, Teori & Prilaku Organisasi: Suatu Tinjauan Integratif, Hal. 25

4) Bentuk organisasi fungsi dan lini, gabungan dari bentuk organisasi fungsional dan bentuk organisasi, puncak pimpinan


(51)

memberikan wewenang kepada satuan yang berada di dalam organisasi dan bentuk organisasi, seperti dibawah ini:

Gambar 2.5

Bentuk Organisasi Fungsional Dan Lini

G e n e r a l M a n a g e r

M a n a g e r

S u p e r v i s o r

P e k e r j a

M a n a g e r M a n a g e r

S u p e r v i s o r S u p e r v i s o r

P e k e r j a P e k e r j a P e k e r j a

Sumber: Siswanto, dan Agus Sucipto, Teori & Prilaku Organisasi: Suatu Tinjauan Integratif, Hal. 26

5) Bentuk organisasi fungsional, lini, dan staf, merupakan gabungan dari bentuk organisasi lini, staf, dan fungsi. Pimpinan melimpahkan wewenang kepada satuan unit yang disusun oleh organisasi yang bersangkutan, dan organisasi terlihat, pada gambar dibawah ini:


(52)

Gambar 2.6

Bentuk Organisasi Fungsional, Lini, Dan Staf

Garis Lini/Komando Hubungan Fungsi Hubungan Staf K e pa l a

L a bora t ori um

S t a f R& D S t a f P ubl i c Re l a t i on

Pen an g g u n g J aw ab L ab . M an aj em en In fo rm as i Pen an g g u n g J aw ab

L ab . A k u n t an s i Pen an g g u n g J aw ab

L ab . Pas ar M o d al Pen an g g u n g J aw ab L ab .

Perb an k an Sy ari ah

L ab o ran at au Tek n i s i

L ab o ran at au Tek n i s i

L ab o ran at au Tek n i s i

L ab o ran at au Tek n i s i

Sumber: Siswanto, dan Agus Sucipto, Teori & Prilaku Organisasi: Suatu Tinjauan Integratif, Hal. 27

6) Bentuk organisasi lini, dan staf, merupakan gabungan dari bentuk organisasi lini dan staf, wewenang tertinggi dari pimpinan didelegasikan kepada satuan unit dibawahnya, namun pimpinan satuan unit tidak bisa memberikan perintah kepada pelaksana yang bukan dari unitnya, dan berikut bentuk dari organisasi tersebut


(53)

Gambar 2.7

Bentuk Organisasi Lini Dan Staf M e n t r i

Inspektur Jendral (Itjen)

Sekretariat Jendral (Setjen)

Di re k t o ra t J e n d ra l (Di rj e n )

Di re k t o ra t J e n d ra l (Di rj e n )

Di re k t o ra t J e n d ra l (Di rj e n )

Di re k t o ra t J e n d ra l (Di rj e n )

Sumber: Siswanto, dan Agus Sucipto, Teori & Prilaku Organisasi: Suatu Tinjauan Integratif, Hal. 28

7) Bentuk organisasi panitia, dikenal juga dengan istilh komisi, gugus tugas, organisasi ini bersifat khusus. Dalam organisasi ini wewenang sebagai staf bertindak sebagai penasehat . dan berikut bentuk dari organisasi staf seperti gambar dibawah ini:

Gambar 2.8: Bentuk Organisasi Panitia

M e n t r i

Ba gi a n produks i

Ba gi a n P e m a s a ra n

Ba gi a n K e ua nga n

Ba gi a n P e rs ona l i a

Pa n itia Peren ca n a a n

1 . Bag . p ro d u k si 2 . Bag . P emasaran 3 . Bag . Keu an g an 4 . Bag . P erso n alia

Pa n itia Pen g a d a a n

1 . Bag . p ro d u k si 2 . Bag . P emasaran 3 . Bag . Keu an g an


(54)

Dalam struktur organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri, pandangan penulis sesuai dalam bentuk organisasi nomor 6, yakni bentuk organisasi lini, dan staf karena wewenang tertinggi dari pimpinan didelegasikan kepada satuan unit di bawahnya, namun pimpinan satuan unit tidak bisa memberikan perintah kepada pelaksana yang bukan dari unitnya.

Organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri memiliki struktur kepengurusan yang dimana ketua membawahi 3 divisi kerja, dari ketiga divisi tersebut memiliki ketua atau kepala divisi yang merancang dan memiliki program kerja yang dilaksanakan oleh anggotanya masing-masing.

C. Pengembangan

1. Pengertian Pengembangan

Pengembangan atau pemberdayaan berasal dari bahasa Inggris, yakni ‘empowerment’ secara harfiah diartikan sebagai „pemberkuasaan‟. 19

Pendapat Jim Ife, pengembangan ialah menyiapkan kepada masyarakat sumber daya, kesempatan, pengetahuan, dan keahlian untuk meningkatkan kapasitas diri dan mempengaruhi kehidupan dalam komunitas masyarakat itu sendiri.20

19

Abu Huraerah, Pengorganisasian & Pengembangan Masyarakat; Model Dan Strategi Berbasis Kerakyatan, (Bandung: Humaniora, 2011), Hal. 96

20

Tantan Hermansyah, Dan Muhtadi, Dasar-Dasar Pengembangan Masyarakat Islam, (Bogor: Tintian Nusa Pres, 2010), Hal. 21


(55)

Dengan memperhatikan pandangan dari Jim Ife mengenai pengembangan menurutnya ialah usaha untuk memberi kemampuan diri baik pengetahuan, dan keahlian kepada masyarakat agar dapat bertahan pada lingkungannya.

Menurut Edi Suharto, dan Dwi Yuliani, pengembangan adalah suatu pendekatan dalam meningkatkan kehidupan masyarakat melalui pemberian kekuasaan kepada kelompok-kelompok masyarakat agar mampu membuat, menggunakan, dan mengontrol sumber-sumber yang ada pada lingkungan mereka.21

Pendapat penulis terkait pengembangan dari pendapat Edi Suharto, dan Dwi Yuliani ialah suatu usaha atau kegiatan yang melatih aktualisasi peran-peran yang dimiliki oleh setiap masyarakat untuk bisa menjadi lebih optimal.

Soetarso, menjelaskan bahwa pengembangan masyarakat pada hakikatnya mempunyai dua pengertian yang saling berkaitan, yakni :

a. Peningkatan kemampuan, motivasi, dan peran dari semua unsur masyarakat agar dapat menjadi sumber yang langgeng untuk mendukung semua usaha kesejahteraan sosial. Unsur masyarakat yang dapat menjadi sumber ini antara lain semua masyarakat yang telah aktif mengabdikan diri di bidang usaha kesejahteraan sosial,

21

Asep Usman Ismail, Dkk., Pengembangan Komunitas Muslim; Pemberdayaan Masyarakat Kampung Badak Putih Dan Kampung Satu Duit, (Jakarta: FIDKOM, 2007), Hal 40


(56)

baik secara perseorangan, maupun dalam kelompok atau organisasi.

b. Pemanfaatan sumber daya masyarakat yang telah ditingkatkan kemampuan, motivasi, dan peranannya. peningkatan kemampuan, motivasi, dan peran masyarakat berkaitan dengan pemahaman; 1) lingkungan (sosial – budaya), 2). pemberian informasi, 3). Dramatisasi masalah, 4). Penggalangan dukungan, 5). Pengembangan momentum, 6). Penyediaan tempat atau lahan pengabdian, 7). Pelatihan dan pengembangan.22.

Analisis penulis dari pendapat Soetarso, bahwa pengembangan atau pemberdayaan untuk mencapai suatu kesejahteraan atau kemandirian memerlukan suatu usaha atau kegiatan yang saling berkaitan atau berhubungan. Kegiatan pertama dari pendapat Soetarso ialah adanya usaha untuk memberi atau meningkatkan kemampuan diri dari sasaran pengembangan, dan pendapat kedua ialah memanfaatkan sasaran pengembangan yang sudah ikut melakukan kegiatan – sasaran memiliki pengalaman dalam proses pengembangan menuju kesejahteraan atau kemandirian, sehingga diharapkan dapat memberi pengaruh pula kepada sasaran pengembangan lainnya.

Maka menurut penulis, proses pengembangan yang dilakukan oleh organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri sesuai dari

22

Drs. Abu Huraerah, M.Si., Pengorganisasian Dan Pengembangan Masyarakat; Model Dan Strategi Pembangunan Berbasis Kerakyatan, (Bandung: Humaniora, 2008), Hal. 96-97


(57)

pendapat Soetarso. Aktualisasi dari teori Soetarso, organisasi ini mengikutsertakan peran anggota yang cukup senior, yang sudah memiliki gambaran dan pengetahuan lebih, mengenai lingkungan atau kondisi serta memiliki informasi untuk turut berpatisipasi di organisasi untuk menjalankan peranannya dalam mengembangkan potensi bagi anggota remajanya.

2. Model pengembangan

Model pengembangan, merupakan suatu gambaran umum dari keseluruhan proses pada sasaran yang ingin dikembangan. Dan berikut unsur dari model pengembangan:

a.Tujuan Pengembangan

Tujuan dari pengembangan ialah untuk meningkatkan kekuasaan atau kemampuan pada sasaran pengembangan. Dan sasaran dari pengembangan ialah:

1). Kelompok Lemah Secara Struktural yang terdiri dari orang miskin, penganggur, pekerja bergaji rendah, wanita, masyarakat lokal, dan kelompok miniritas.

2). Kelompok Lemah Khusus, yang terdiri dari manula, anak dan remaja, penyendang cacat (fisik, dan mental), gay dan lesbi.


(58)

3). Kelompok Lemah Secara Personal, yang terdiri dari orang yang mengalami masalah pribadi, keluarga, kesedihan, dan kehilangan.23

Organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri mengadopsi tujuan dari sasaran pengembangan pada point pertama dan kedua yakni kelompok lemah secara struktural dan khusus yang sebagian terdiri remaja dan masyarakat lokal. dan ini terlihat dalam ad/art bab 5, pasal 9 organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri sebagai berikut; Membimbing dan menuntun anggota, pengurus dan masyarakat untuk mempelajari ajaran serta pengetahuan Islam, guna menuju masyarakat Islam sesuai dengan Sunnah dan cita-cita Nabi Muhammad SAW, serta terbinanya insan pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang di ridhoi Allah SWT.24

b.Tipe Pengembangan

Ciri dari tipe pengembangan ialah memiliki kemampuan atas; 1). Pilihan personal dan kesempatan hidup, 2). Pendefinisian kebutuhan hidup, 3). Ide atau gagasan, 4). Lembaga-lembaga, 5) sumber-sumber, 6). Aktifitas, 7). Ekonomi, dan 8). Reproduksi.25

23

Abu Huraerah, Pengorganisasian Dan Pengembangan Masyarakat; Model Dan Strategi Pengembangan Berbasis Kerakyatan, (Bandung: Humaniora, 2008), hal. 108

24ad/art organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al

-Fikri tahun 2016

25

Abu Huraerah, Pengorganisasian Dan Pengembangan Masyarakat; Model Dan Strategi Pengembangan Berbasis Kerakyatan, (Bandung: Humaniora, 2008), hal. 108


(59)

Pada tipe pengembangan yang dilakukan oleh organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri ialah dengan memberi kesempatan denga pengasahan kemampuan atas pilihan personal, ide atau gagasan, dan aktifitas pada setiap anggota remajanya.

c.Proses Pengembangan

Proses pengembangan dapat dilakukan dengan 5 cara yakni: 1) Pemungkinan, ialah menciptakan suasana atau iklim yang

memungkinkan potensi dari sasaran pengembangan, dapat berkembang secara optimal.

Proses pemungkinan pada pengembangan potensi yang diperankan oleh organiasai Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri ialah dengan mengagendakan berbagai macam kegiatan selama masa periode yang dijalankan oleh anggota pengurus dan dijalankan untuk anggota remaja lainnya, sebagai bentuk latihan untuk mengasah kemampuan anggota pelaksana kegiatan.

2) Penguatan, ialah memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh sasaran pengembangan dalam memecahkan masalah atau memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.

Penguatan yang dilakukan dalam pengembangan potensi remaja yang dimainkan oleh organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri untuk anggota remajanya ialah memperkuat pengetahuan


(60)

agama dalam kegiatan pengajian yang dilaksanakan setiap hari Senin sampai Jum‟at. Dengan kegiatan ini diharapkan remaja dapat menjalani kehidupan dan pergaulannya dengan nilai atau norma yang baik, dan beralaskan pondasi agama yang kuat dalam pemenuhan-pemenuhan kebutuhan mereka lainnya.

3) Perlindungan, merupakan melindungi sasaran pengembangan dari persaingan yang tidak seimbang, dan mencegah terjadinya eksploitasi kelompok kuat terhadap kelompok lemah

Perlindungan dari proses pengembangan potensi organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri ialah dengan memberi berbagai pengetahuan sebagai penguatan dari kondisi buruk seperti kelompok pergaulan yang tidak baik. Pada proses perlindungan, adanya kelompok kuat pada proses ini, pandangan penulis adalah kelompok yang bukan berada di internal organisasi, namun dampak dari kelompok tersebut dapat dirasa sampai ke internal organisasi.

4) Penyokongan, adalah memberikan bimbingan dan dukungan agar sasaran pengembangan mampu menjalankan peranan dan tugas kehidupannya.

proses dukungan yang diterapkan dalam pengembangan potensi untuk anggota remaja dari organisasi, ialah dukungan untuk tetap terus dapat mengaktualisasikan fikiran dan


(61)

kesempatan yang dimiliki, baik di dalam maupun di luar organisasi. Dukungan di dalam organisasi, berupa memberi kesempatan aktualisasi pada kegiatan yang dikerjakan bersama dengan anggota senior agar dapat membimbing anggota remaja dalam melaksanakan kegiatan dengan baik, dan optimal. Dan juga mendukung anggota remaja yang ingin berperan aktif di luar organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri. Karena hal ini diharapkan agar remaja dapat memperlajari dan memahami barbagai fungsi dan perannya ia di masyarakat.

5) Pemeliharaan, adalah memelihara kondisi yang kondusif agar tetap menjadi keseimbangan distribusi kekuasaan. Atau mampu menjamin keselarasan yang mungkin setiap orang memperoleh kesempatan untuk berusaha.26

Pemeliharaan dengan memberi kesimbangan distribusi kekuasaan, dilakukan oleh organisasi dengan cara merolling

setiap kepengurusan, dan jabatan setiap kegiatan di organisasi, yang bertujuan agar setiap anggota merasakan proses pengasahan.

d. Strategi Pengembangan

Dalam strategi pengembangan, dapat dilakukan dengan tiga cara yakni:

26


(62)

1. Strategi Mikro

Strategi ini dilakukan dengan individu melalui bimbingan, konseling, stress management, dan crisis intervention. Tujuan utama ialah memimbing atau melatih klien dalam menjalankan tugas-tugas kehidupan sasaran pengembangan.

2. Strategi Mezzo

Strategi ini dilakukan dengan sekelompok klien, dengan menggunakan kelompok sebagai media intervensi. Pendidikan, pelatihan, dinamika kelompok, biasanya digunakan sebagai strategi dalam meningkatkan kesadaran pengetahuan, keterampilan, dan sikap-sikap sasaran pengembangan agar memiliki kemampuan memecahkan permasalah yang dihadapinya

3. Strategi Makro

Strategi ini biasa disebut strategi sistem besar, karena sasaran pengembangan diarahkan pada sistem lingkungan yang lebih luas. Perumusan kebijakan, perencanaan sosial, kampaye, aksi sosial, lobbying, pengorganisasian masyarakat, manajemen konflik, adalah beberapa pendekatan yang digunakan dalam strategi ini.27

Dalam peranan yang dilakukan untuk mengembangankan potensi remaja, strategi mezzo merupakan pendekatan yang

27

Abu Huraerah, Pengorganisasian Dan Pengembangan Masyarakat; Model Dan Strategi Pengembangan Berbasis Kerakyatan, (Bandung: Humaniora, 2008), hal. 106-107


(63)

digunakan oleh organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri. Ini terlihat jelas ketika adanya program dari pemenuhan pengetahuan pada bidang agama yang didapat oleh remaja, hal ini menurut penulis, merupakan terkait dengan pendidikan, selain itu adanya kesempatan teman remaja dalam main hadroh, dan alat musik yang terjadwal oleh oleh organisasi, ini merupakan terkait dengan kegiatan pelatihan dari pendekatan mezzo

Selanjutnya berbagai kegiatan yang dilakukan oleh anggota remaja, baik dari ikut pengajian, kegiatan kepanitiaan, sampai pada kegiatan pelatihan, merupakan keterkaitan dari dinimika kelompok yang terjadi pada organisasi.

e.Prinsip Atau Pedoman Pengembangan

1) Partisipasi

Partisipasi merupakan sikap keterbukaan, pada persepsi dan perasaan pihak lain. Atau kesadaran mengenai kontribusi yang dapat diberikan oleh pihak-pihak lain untuk suatu kegiatan.28

2) Akuntabilitas dan Transparansi

Prof. Miriam Budiardjo mendefinisikan akuntabilitas sebagai pertanggung jawaban pihak yang diberi mandat. Akuntabilitas dimaknai pula sebagai pertanggung jawaban suatu lembaga kepada

28

Tantan Hermansyah, Dan Muhtadi, Dasar-Dasar Pengembangan Masyarakat Islam, (Bogor: Tintian Nusa Pres, 2010), Hal. 32


(64)

publik atas kegagalan ataupun keberhasilan melaksanakan misi yang diembannya.

Transparansi ialah terbukanya akses bagi seluruh masyarakat terhadap semua informasi yang terkait dengan segala kegiatan yang mencakup keseluruhan prosesnya melalui manajemen sistem informasi.29

3) Keberlanjutan

Suatu sistem yang dapat berjalan pada waktu yang lama.30 Karena dengan sistem yang berkelanjutan akan menghasilkan suatu perubahan yang nyata bagi sasaran pengembangan.31

Ketiga prinsip pengembangan di atas, merupakan beberapa prinsip yang ada pada proses pengembangan yang penulis ambil dalam penelitian ini. Nilai prinsip pertama yakni partisipasi, menggambarkan bahwa adanya dukungan, dan keikutsertaan untuk turut mendukung proses pengembangan. Nilai dari prinsip kedua ialah adanya suatu upaya pertanggung jawaban dan keterbukaan berbagai informasi dari lembaga ataupun perseorangan dalam melakukan kegiatan pemberdayaan atau pengembangan, dan nilai dari prinsip ketiga ialah adanya suatu sisitem dari proses

29

Ibid, No. 28

30

Asep Usman Ismail, Dkk., Pengembangan Komunitas Muslim; Pemberdayaan Masyarakat Kampung Badak Putih Dan Kampung Satu Duit, (Jakarta: FIDKOM, 2007), Hal. 43

31

Tantan Hermansyah, Dan Muhtadi, Dasar-Dasar Pengembangan Masyarakat Islam, (Bogor: Tintian Nusa Pres, 2010), Hal.


(65)

pengembangan yang memiliki jangka panjang, dan dapat dimanfaatkan oleh sasaran pengembangan.

D. Potensi

1. Pengertian Potensi

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, definisi potensi adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan, kekuatan, kesanggupan, daya. Secara sederhana, potensi adalah sesuatu yang bisa kita kembangkan32.

Kata potensi berasal dari serapan dari bahasa Inggris, yaitu potencial. Artinya ada dua kata, yaitu, 1). kesanggupan; tenaga 2). dan kekuatan; kemungkinan. Setiap individu memiliki potensi diri, dan tentu berbeda setiap apa yang dimiliki antara satu orang dengan oarang lain. Potensi diri dibedakan menjadi dua bentuk yaitu:

a. potensi fisik menyangkut dengan keadaan dan kesehatan tubuh, wajah, dan ketahanan tubuh,

b. potensi mental atau psikis berhubungan dengan IQ (Intelegensi Quotient), EQ ( Emotional Quotient), AQ ( Addversity quotient) dan SQ ( Spiritual Quotient )33.

32

Http://Www.Kajianpustaka.Com/2013/10/Potensi-Diri.Html

33


(66)

Potensi juga dapat diartikan sebagai kemampuan dasar dari sesuatu yang masih terpendam di dalamnya yang menunggu untuk diwujudkan menjadi sesuatu kekuatan nyata dalam diri sesuatu tersebut.

Menurut Endra K Pihadhi potensi bisa disebut sebagai kekuatan, energi, atau kemampuan yang terpendam yang dimiliki dan belum dimanfaatkan secara optimal. Potensi diri yang dimaksud di sini suatu kekuatan yang masih terpendam, yang berupa fisik, karakter, minat, bakat, kecerdasan dan nilai-nilai yang terkandung dalam diri tetapi belum dimanfaatkan dan diolah.34

Kemampuan terpendam, dan belum teroptimalkan, pendapat penulis terjadi pada usia remaja, maka dengan memberi treatment atau rangsangan melalui berbagai kegiatan yang dilakukan akan membantu mengembangkan proses penggalian berbagai potensi yang ada, sehingga diharapkan mampu untuk mengola, dan mensinergikan kekuatan atau potensi di masa remajanya sehingga memberi dampak besar di masa dewasanya. Hal ini merupakan – menurut penulis sebuah harapan yang dilakukan oleh organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri dalam menjalankan peranannya untuk mengembangkan potensi remaja yang tergabung di dalam organisasi.

34


(67)

2. Jenis-Jenis Potensi

Menurut Fuad Nashori di dalam manusia memiliki beragam potensi diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Potensi Berfikir

Manusia memiliki potensi berfikir. Maka dengan potensi ini manusia memiliki potensi untuk belajar informasi-informasi baru, menghubungkan berbagai informasi, serta menghasilkan pemikiran baru.

b. Potensi Emosi

Setiap manusia memilki potensi cita rasa, yang dengannya manusia dapat memahami orang lain, memahami suara alam, ingin mencintai dan dicintai, memperhatikan dan diperhatikan, menghargai dan dihargai, cenderung kepada keindahan.

c. Potensi Fisik

Beberapa manusia memilki potensi yang luar biasa untuk membuat gerakan fisik yang efektif dan efisien serta memiliki kekuatan fisik yang tangguh.

d. Potensi Sosial

Pemilik potensi sosial yang besar memiliki kapasitas menyesuaikan diri dan mempengaruhi orang lain. Kemampuan menyesuaikan diri


(68)

dan mempengaruhi orang lain didasari kemampuan belajarnya, baik dalam dataran pengetahuan maupun keterampilan.35

Sedangkan menurut Hery Wibowo, minimal ada empat kategori potensi yang terdapat dalam diri manusia sejak lahir yaitu:

1. Potensi Otak/intelektual

Potensi yang terbesar manusia adalah otak. Otak merupakan salah satu karunia paling hebat yang diberikan Tuhan. Otak mengatur seluruh fungsi tubuh, mengendalikan seluruh perilaku dasar manusia makan, bernafas, metabolisme tubuh dan lain-lain. Ahli psikologi mengklasifikasikan otak menjadi dua klasifikasi. Yaitu otak kiri dan otak kanan. Secara ringkas otak kiri berfungsi untuk menghafal atau mengingat, logika atau berhitung, menganalisis, memutuskan dan bahasa, sedangkan otak kanan berfungsi untuk melakukan aktifitas imajinasi atau intuisi, kreasi atau kreatifitas, inovasi atau seni

2. Potensi Emosi

Menurut Dwi Sunar P, kecerdasan emosional atau yang biasa kita kenal dengan EQ adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menilai dan mengelola, serta mengontrol emosi dirinya dan orang lain disekitarnya. Daniel Goleman, menyatakan

35


(69)

bahwa kontribusi IQ bagi keberhasilan seseorang hanya sekitar 20% dan sisanya yang 80% ditentukan oleh serumpun faktor-faktor yang disebut kecerdasan emosional. Dari nama tehnis itu ada yang berpendapat bahwa kalau IQ mengangkut fungsi pikiran, EQ mengangkut fungsi perasaan. Orang yang ber-EQ tinggi akan berupaya menciptakan keseimbangan dalam dirinya dan bisa mengubah sesuatu yang buruk menjadi sesuatu yang positif dan bermanfaat.

3. Potensi Fisik

Menurut Mulyaningtyas & Hadiyanto, Potensi fisik atau kecerdasan fisik adalah masalah yang menyangkut kekuatan dan kebugaran otot sekaligus kekuatan dan kebugaran otak dan mental. Kecerdasan fisik atau PQ (physical Quotient) juga dianggap sebagai dasar dari elemen IQ (Intellegence Quotient) dan EQ (Emotional Quotient).

4. Potensi Spiritual

Danah Zohar penggagas istilah tehnis SQ mengatakan bahwa IQ bekerja untuk melihat keluar (mata pikiran), dan EQ bekerja mengolah yang di dalam (telinga perasaan), maka SQ (spiritual quotient) menunjuk pada kondisi “pusat diri”.


(70)

Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan manusia yang paling tinggi. Pokok dari SQ adalah kemampuan seseorang untuk memahami keberadaan Tuhan, memahami hakikat diri secara utuh, hakikat di balik realitas, membedakan yang benar dan yang salah serta kemampuan memaknai bahwa kehadiran kita entah profesi atau status kita mampu membuat orang lain merasa dihargai dan mempunyai penghargaan.36

Maka dalam menjalankan peranannya, pendapat penulis organisasi Majlis Ta‟lim Remaja Nur al-Fikri ini berfokus pada pengembangan potensi berfikir atau intelektual, potensi emosional, dan juga potensi sosial, bagi anggota remaja yang tergabung di dalamnya, sesuai pendapat dari Hery Wibowo. Beberapa program potensi tersebut ditanamkan ke anggota organisasi dalam berbagai kegiatan rutinitas, maupun mingguan. Dan berikut tabel rumusan program kerja yang dimiliki, sebagai fokus peranan organisasi dalam pengembangan potensi remaja.

36


(1)

8. Kamu merasakan perbedaan (potensi berkembang) pada diri kamu sendiri atau tidak, sebelum dan sesudah gabung di MTR NF ? bagaimana pendapat kamu ? Jawab : Iya ka, aku ngerasain. Aku bertambah wawasan tentang islam. Terkadang sesuai banget ka sama yang diajarkan disekolah, terus aku juga lebih baik ngajinya, dari tajwid, makhroj.

Terus juga aku bisa belajar dan mainin alat musik, aku suka latihan hadroh ka..., ya sedikit banyak aku jadi bisa latihan dan mainin hadroh

9. Harapan kamu untuk MTR NF ?

Jawab : Organisasi ini bisa bertambah lagi yang ngaji dan gabung, terus kaka senior bisa lebih banyak lagi menumpahkan ilmu-ilmunya buat yang ngaji, baik ilmu keagamaannya, ataupun ilmu pengetahuan tentang organisasi, ilmu tentang studinya, atau segala macam. Agar kita bisa selalu semangat terus ngaji dan berkegiatan disini.

10.Satu kalimat untuk MTR NF ?


(2)

Nama : Singgih Tanggal Wawancara : 20 Maret 2016

Waktu Wawancara : 09:30

1. Dari siapa kamu mengetahui organisasi MTR NF ?

Jawab : Saya tau organisasi ini itu dari orang tua saya ka..., itu kalau egak salah ditahun 2015 deh ka...

2. Sejak kapan kamu gabung di organisasi MTR NF ? Jawab : Saya gabung disini mulai dari tahun 2015 ka..

3. Sebelum gabung di MTR NF pernah ikut organisasi lain ? organisasi apa dan dimana ?

Jawab : Belum pernah ka, ini baru pertama saya ikut berorganisasi ka

4. Gabung di MTR NF atas kemauan sendiri atau dorongan orang lain ?

Jawab : Sebelumnya saya memang tau dari orang tua, tapi karena sudah banyak teman-teman saya yang gabung disini sudah banyak, jadi saya ikutan ngaji disini, dan masuk disini karena keinginan atau dorongan saya sendiri ka.

5. Selama di MTR NF, pernah ikut kegiatan atau program apa saja ?

Jawab : Ikut pengajian rutin malam jum’at, terus ikutan acara BARIS, Hadroh, marawis, sama ikutan main atau latihan gitar ka...

6. Program atau kegiatan MTR NF apa yang paling berkesan (positif), yang pernah kamu ikutin ? kenapa, dan alasannya ?!

Jawab : Semuanya saya ikutin kaa... haahaa... dan yang paling berkesan dan positif memang acara BARIS ka

7. Kesan positif apa yang dirasa sama kamu, setelah ikut program atau kegiatan tersebut ?

Jawab : Alasannya kegiatan BARIS, belajarnya itu diluar ka, egak disini. Kita nginep beberapa hari di villa. Jadi ngerasain suasana yang berbeda banget, tenang, fress banget gitu ka..., jadi saat belajar atau menerima setiap materi yang


(3)

disampaikan itu kayanya gampang banget masuk dan kita bisa jadi mudah menerapkan apa yang disampaikan diacara tersebut setelah sampai dirumah, disekolah, dan bahkah didiri sendiri,

8. Kamu merasakan perbedaan (potensi berkembang) pada diri kamu sendiri atau tidak, sebelum dan sesudah gabung di MTR NF ? bagaimana pendapat kamu ? Jawab : Yang paling banget saya rasakan itu, saya lebih jadi percaya diri, saya jadi ngerasa lebih ada kemampuan, karena saya juga banyak ikut kegiatan disini. Dan tentunya saya jadi lebih banyak teman. Dan itu menjadi sesuatu hal yang sangat penting banget buat diri saya.

9. Harapan kamu untuk MTR NF ?

Jawab : Majlis Ta’lim Remaja Nur al-Fikri majuu terus... 10.Satu kalimat untuk MTR NF ?


(4)

(1)

Anggota remaja organisasi MTR NF mengikuti program kerja pengurus. 1) Program belajar gitar, 2), puasa senin-kamis (bukber anggota dan pengurus). 3) pengajian rutin malam jumat bersama masyarakat sekitar atau umum, dan 4) latihan hadroh. Peranan yang dilakukan oleh organisasi dalam mengembangkan potensi sosial dan emosional bagi anggota remajanya.

Peranan yang dilakukan oleh organisasi MTR NF, dalam melakukan pengembangan potensi sosial, emosional, dan intelektual dengan mengadakan kegiatan rapat dalam forum dan disertai dengan pendampingan pembina dan kaka senior organisasi sebagai sumber pengetahuan bagi anggota remaja pengurus.


(5)

Program pengembangan organisasi MTR NF Belajar Ala Remaja Islam atau BARIS, guna menumbuhkan potensi intelektual, sosial, dan emosional. Program yang

diselenggaran untuk anggota remaja (tingkat awal 12 – 17 tahun), yang dikonsep

oleh temen-temen remaja (tingkat akhir 17 – 22 tahun). Kedekatan emosional dapat

menumbuhkan kepercayaan diri bagi pribadi, untuk bisa lebih mengembangkan dan mengenali diri. Sehingga mudah menetapkan jati diri bagi remaja.


(6)

Salah satu sarana dan prasarana organisasi MTR Nf, guna menjaga komunikasi antara pengurus.